NovelToon NovelToon
Legenda Pendekar Naga

Legenda Pendekar Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Komedi / Petualangan
Popularitas:238.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Shujinkouron

Dengan sebilah pedang di tangan, aku menantang takdir, bukan demi menjadi pahlawan tetapi agar terciptanya kedamaian.
Dengan sebilah pedang, aku menantang empat penjuru, langit dan bumi, menjadi tidak terkalahkan.
Dengan sebilah pedang, aku menjelma menjadi naga, menghabisi iblis, menyelamatkan kemanusiaan.
Dengan sebilah pedang, aku menemukan dunia dalam diri seseorang, menjaganya segenap kekuatanku, bersamanya selamanya.
Dengan sebilah pedang, kuukir sebuah legenda, tentang anak manusia menantang langit, legenda pendekar naga!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shujinkouron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 4 – Pendekar Berambut Merah

Penginapan Bulan Perak begitu sederhana, berbentuk bangunan dua lantai yang menyediakan dua puluh kamar untuk disewakan. Fang An memesan satu kamar yang berada di lantai dua serta memesan beberapa makanan untuk disantap di ruangan mereka.

“Chen’er, kau masih dalam masa pertumbuhan, makanlah yang banyak.”

Beberapa hari terakhir Fang An hanya bisa memberikan Xiao Chen roti kering jadi kali ini dia menyuruh Xiao Chen menikmati hidangan lauk pauk tersebut.

“Terima kasih Guru…” Setelah memberi hormat pada Fang An, Xiao Chen mulai mengambil satu demi satu lauk dengan sumpitnya.

Fang An berdecak kagum melihat kemampuan Xiao Chen menggunakan sumpit pada usianya, biasanya hanya anak-anak bangsawan saja yang sudah pandai menggunakan sumpit pada usia 5 tahun. Keduanya tidak bicara sepatah katapun saat makan, salah satu etika yang diajarkan Fang An pada Xiao Chen memang untuk tidak berbicara saat sedang bersantap.

Setiap kali malam tiba, Fang An akan mulai batuk-batuk ringan. Xiao Chen memandangnya dengan cemas tetapi Fang An mengatakan bahwa dirinya tidak apa-apa, padahal Xiao Chen sadar kondisi Fang An begitu serius. Akibat luka dari latih tanding pada masa mudanya, Fang An mengalami luka dalam yang sulit disebutkan.

Xiao Chen bisa mengingat jelas kondisi Fang An yang terus memburuk, sepuluh tahun dari sekarang Fang An tidak akan lagi mampu bangkit dari tempat tidur dan akhirnya wafat dua tahun setelahnya.

“Kali ini aku tidak akan membiarkan Guru bernasib sama…” Xiao Chen bertekad dalam hatinya, dengan pengetahuan yang dimilikinya dari kehidupan sebelumnya bukan tidak mungkin menyembuhkan kondisi Fang An.

Selesai makan malam Fang An duduk bersila di atas ranjangnya untuk melakukan perlatihan pernafasan sementara Xiao Chen meminta izin untuk pergi melihat-lihat. Fang An sudah terbiasa melihat Xiao Chen yang memang hanya tidur beberapa jam saja setiap harinya. Xiao Chen mengatakan itu adalah salah satu kebiasaannya sejak dulu.

Sebelumnya saat Xiao Chen melihat Penginapan Bulan Perak ini tidak ramai pengunjung dirinya bernafas lega karena berpikir kejadian yang berlangsung pada kehidupan sebelumnya mungkin tidak terjadi malam ini, sebab itulah Xiao Chen bisa makan dengan lahap.

Hanya saja selepas makan malam, perasaan Xiao Chen menjadi tidak nyaman. Meskipun hari sudah gelap tetapi bisa dikatakan malam masih muda dan kemungkinan untuk terjadi sesuatu masih besar. Sebab itulah Xiao Chen turun ke lantai dasar untuk mengamati situasi.

Lantai dasar Penginapan Bulan Perak terlihat seperti kedai minum, ada beberapa meja dan kursi untuk duduk menikmati hidangan. Xiao Chen kemudian menemukan salah satu meja yang sebelumnya kosong kini telah terisi seorang pria yang terlihat berusia 30-an tahun berambut merah dan membawa pedang secara terang-terangan di punggungnya.

Pria berambut merah itu tidak sendirian melainkan sedang mengendong bayi yang sedang menangis keras.

“Kalian tidak memiliki susu?” Pria berambut merah itu bertanya pada pelayan, wajahnya terlihat khawatir ketika memandang bayi dalam gendongannya.

“Ah, kami tidak menyediakan minuman seperti itu…” Pelayan itu terlihat kebingungan dan dia juga khawatir tangisan sang bayi menganggu para tamu yang menginap.

Pelayan itu ingin mengusir pria berambut merah ini namun melihat perawakan pria tersebut yang begitu garang dan juga sepertinya merupakan seorang pendekar membuatnya tidak berani melakukannya.

Xiao Chen berjalan mendekati pria berambut merah tersebut sebelum naik ke atas salah satu kursi. Pria berambut merah itu kebingungan melihat sikap Xiao Chen.

“Nak, apa yang kau lakukan?” suara pria itu menjadi lebih pelan, meskipun memiliki wajah kasar tetapi sikapnya cukup lembut pada anak-anak.

Xiao Chen tidak menjawabnya melainkan mulai memainkan ekspresi wajahnya pada sang bayi, melihat sikap Xiao Chen yang konyol, perlahan-lahan bayi itu berhenti menangis bahkan mulai tertawa.

“Adik baik…” Xiao Chen mengelus kepala bayi itu dengan lembut, ketika itulah dirinya sadar suhu tubuh bayi tersebut begitu rendah.

Pria berambut merah itu bingung harus bereaksi seperti apa namun dirinya berterima kasih pada Xiao Chen. Pria itu merasa Xiao Chen merupakan anak yang cerdas.

“Paman, Adik kecil ini merasa begitu kedinginan, dia bukan hanya butuh minuman hangat tetapi juga pakaian yang lebih tebal.” Xiao Chen menjelaskan sebelum memandang pelayan di sebelahnya, “Tidak adakah salah satu pekerja penginapan yang merupakan seorang Ibu? Mohon minta bantuannya untuk memberikan susu pada adik kecil ini.”

Pelayan itu kaget dengan pertanyaan Xiao Chen, tetapi dia segera menyadari salah satu pelayan di tempat ini memang bisa menyusui bayi kecil ini. Tidak lama pelayan yang dimaksud datang dan tidak keberatan menyusui bayi tersebut.

“Terima kasih…” Pria berambut merah itu memberikan beberapa keping uang pada pelayan yang menyusui sang bayi, Xiao Chen mengetahui jumlah uang itu tidak sedikit untuk seorang pelayan penginapan.

“Anak pintar, Terima kasih telah membantu paman…” Pria itu kemudian memandangi Xiao Chen dan terlihat kekaguman di matanya, “Siapa namamu?”

“Paman, namaku Xiao Chen.”

Pria tersebut menepuk pundak Xiao Chen pelan, “Nama yang bagus… Nama paman adalah…”

“Lin Fan! Kami datang untuk kepalamu!”

Belum selesai pria berambut merah itu bicara, seseorang menendang pintu penginapan dan berseru lantang. Raut wajah pria berambut merah itu berubah menjadi murka.

“Lin Fan kau pikir bisa lolos setelah membunuh salah satu petinggi Kelompok Kalajengking Merah?!”

Sekelompok orang memasuki penginapan, jumlah mereka hampir mencapai dua puluh orang dan setiap orang membawa senjata seperti pedang, golok serta tombak. Semuanya melepaskan hawa pembunuh yang besar dan terarah pada pria berambut merah.

Pelayan penginapan menjadi begitu ketakutan sementara Xiao Chen terlihat tenang. Pria berambut merah, Lin Fan menyadari ketenangan Xiao Chen dan cukup terkesan.

“Lin Fan? Mengapa nama ini tidak asing?” Ketika mendengar orang-orang yang memasuki penginapan memanggil pria berambut merah sebagai Lin Fan, Xiao Chen merasa pernah mendengarnya tetapi tidak berhasil mengingatnya.

Satu hal yang Xiao Chen pahami adalah kejadian yang menimpa penginapan ini pada kehidupan sebelumnya berkaitan dengan Lin Fan ini. Yang membuat Xiao Chen masih bisa tenang adalah dia bisa menilai belasan orang yang memasuki penginapan ini tidak memiliki ilmu silat yang tinggi dan bukan tandingan Fang An.

“Kekhawatiranku sebelumnya sepertinya tidak berdasar…” batin Xiao Chen sambil mengelengkan kepala pelan.

“Chen’er, Bisakah paman meminta bantuanmu?”

Pelayan yang sebelumnya menyusui bayi sudah kabur setelah menyerahkan kembali bayi mungil itu dalam pelukan Lin Fan. Xiao Chen memahami bantuan yang diinginkan Lin Fan adalah menjaga bayi kecil tersebut.

Xiao Chen mengendong bayi kecil dengan tangan mungilnya sebelum menjauhi tempat yang akan segera menjadi medan pertempuran tersebut.

Senyum di wajah Lin Fan menghilang dan dirinya melepaskan hawa pembunuh yang kuat dari tubuhnya, membuat orang yang merasakannya sulit untuk bernafas.

 

 

1
Herman Zulkarnain
Luar biasa
Asri
mantap alur ceritanya
Andrian Pesik
karya ini sangat menarik dan luar biasa
PujaKelana
Kecewa
PujaKelana
Biasa
sahar ludin
neks
sahar ludin
mantap
Yudi Priadi
namanya cerita ya begitu
Yudi Priadi
memulai petualangan
Yudi Priadi
mulai konfliktiba
sahar ludin
neks
sahar ludin
mantap
Yudi Priadi
mulai menanam budi
sahar ludin
neks
sahar ludin
mantap
Guntursyam Asmara mantap banget
Luar biasa
Yudi Priadi
bixin penasaran
Yudi Priadi
bikin penasaran apa yang bakal terjadi ya
Yudi Priadi
menarik pendekar pedang masa depan
Yudi Priadi
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!