Bertemu dengan Thor Robert, benar-benar mengubah seluruh kehidupan Lesca Bloom.
Malam kelabu itu membuat keduanya saling terikat hanya dalam waktu semalam sekaligus terpisah dalam waktu yang lama.
follow ig author @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Bab 4 (Thor Lesca)
Lesca memakai jaket kulitnya dan menggelung rambut panjangnya.
Lalu dia keluar dari kamarnya. Dia melewati lorong rumahnya yang selalu sepi itu.
Celana jeans belelnya tampak memperlihatkan lututnya karena celana jeans itu memiliki model banyak sobekan.
Dia bersenandung kecil ketika menuju ke lantai bawah.
"Kau mau ke mana, Lesca?" tanya Franklin -- sang ayah -- ketika Lesca turun dari tangga.
"Mencari udara segar, Dad," sahut Lesca tersenyum.
"Ini sudah jam 9 malam," ucap Franklin.
"Why? Ada masalah dengan jam 9?" tanya Lesca dan mencium kedua pipi ayahnya.
"Jangan terlalu sering bermain-main, Lesca," ucap sang ayah.
"Ya, Dad. Bye," sahut Lesca.
Lesca mengambil salah satu kunci mobil di laci meja yang ada ruang tengah dan keluar dari pintu utama.
Lesca akan mengendarai mustang tua ayahnya malam ini. Dia hanya ingin menghirup udara malam.
Sebelum melajukan mobilnya, Lesca menyalakan musik slow rock kesukaannya dengan cukup keras dan membuka jendelanya.
Lalu wanita itu menyalakan rokoknya kemudian menghisapnya dan mengeluarkan asapnya melalui jendela mobil sambil bernyanyi.
"LESCA!!! JANGAN TERLALU BANYAK MEROKOK!!" teriak Franklin dari arah jendela kamarnya.
Lesca menoleh ke arah ayahnya.
"MEROKOK TAK AKAN MEMBUATKU MATI, DAD!!" balasnya dan tersenyum miring lalu melajukan mobilnya.
Di gerbang, dia berpapasan dengan mobil mewah ibu tirinya dan mereka saling membunyikan klakson.
"Ke mana lagi dia?" gumam Natasha yang melihat sang anak tiri baru saja keluar dari gerbang rumah.
Natasha turun dan mobilnya dan kemudian masuk ke dalam rumah.
Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu langsung berjalan ke kamarnya.
"Kau sudah pulang?" tanya Natasha melihat Franklin yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Hmm," sahut Franklin singkat.
"Sampai kapan kau akan membebaskannya seperti itu?" tanya Natasha.
"Apa yang bisa kuperbuat? Melihatnya sehat dan bahagia sudah membuatku lega dari pada ketika waktu itu," sahut Franklin.
"Tapi kau tetap harus mengeremnya, Sayang. Kau tak bisa melepasnya begitu saja. Aku masih tak mampu jika harus melarangnya apa pun karena aku masih tak berhak untuk mengaturnya," sahut Natasha.
"Kau berhak karena kau ibunya," ucap Franklin.
"Dia masih belum sepenuhnya menerimaku sebagai ibunya, dan aku cukup mengerti dengan hal itu. Setidaknya dia sudah bersikap baik padaku," sahut Natasha.
"Kau tetap harus lebih memperhatikannya, Sayang. Dia masih membutuhkanmu meskipun dirinya terlihat baik-baik saja," ucap Natasha dan memegang tangan Franklin.
"Terima kasih atas semua dukunganmu padaku selama ini," ucap Franklin.
"Aku mencintaimu meskipun aku tahu tak mudah bagimu untuk melupakan cinta Lucia. Kau akan selalu mencintainya dan aku tak masalah dengan hal itu," sahut Natasha.
"Hatimu terbuat dari apa hingga menerima begitu banyak kekuranganku," ucap Franklin memeluk sang istri.
"Kita hanya mencari kebahagiaan di masa tua kita," sahut Natasha tersenyum.
*
*
Lesca menyanyi sambil menghisap rokoknya. Tangannya di rentangkan di jendela mobil sedangkan tangan satunya lagi memegang kendali setir.
Tak lama kemudian ada mobil yang memepetnya di mana mobil itu berisi dua orang pria muda.
"HEI NONA!! MAU BERMAIN DENGAN KAMI?" teriak salah satu pria itu.
Lesca tersenyum.
"AKU HANYA BERMAIN DENGAN PRIA KAYA!!" sahut Lesca dengan senyuman miringnya dan menghembuskan asap rokoknya.
Dua pria itu pun tertawa dan kemudian menyalip mobil Lesca dan menghadang mobilnya di tengah jalan sepi itu.