Gu Yinchen, dijuluki sebagai Kultivator Pedang Bulan oleh Raja Iblis yang menyerangnya bersama dengan ribuan orang dari lima sekte ternama. Julukan itu diberikan usai Gu Yinchen mati setelah jantungnya berhasil dihancurkan oleh Raja iblis.
mungkinkah Gu Yinchen akan kembali demi membalaskan dendam rekan seperguruannya dan kelima tetua Sekte yang mati sia-sia demi membunuh Raja iblis yang memiliki lima jantung?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Huacheng Imut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 06 - JEBAKAN (?)
”Tidak! Tidak semudah itu!!”
Gu Yinchen mengambil langkah seribu, melompati Qing Luan kemudian berlari lagi menuju keluar hutan. Sesuatu yang tidak disangkanya saat ini, Qing Luan justru datang dan mengejarnya dengan hawa membunuh yang sangat tajam dan besar.
”Hiyy!! Bagaimana seorang manusia biasa seperti dirinya memiliki hawa membunuh sebesar itu?!” batin Gu Yinchen, mempercepat langkahnya melewati tanah hutan yang lunak dan juga keras.
Qing Luan melakukan serangan pertamanya. Kali ini, dia mengarahkan pada sebuah dahan pohon yang berada tepat di atas Gu Yinchen. Tepat saat Gu Yinchen melintas di bawahnya, dahan pohon yang menjadi targetnya langsung patah dan terjatuh ke bawah. Seandainya Gu Yinchen tidak menyadarinya, dia mungkin akan tertimpa dan Qing Luan bisa membunuhnya saat itu juga.
”Hei! Kau ingin membunuh anak kecil sepertiku?! Dasar tidak manusiawi!” protes Gu Yinchen sempat menghentikan langkahnya, menantikan Qing Luan yang akan melakukan serangan berikutnya.
”Terlambat! Sebaiknya kau terus berlari jika tidak ingin mati di tanganku!” Qing Luan berlari menghampiri Gu Yinchen dengan mengangkat satu pedangnya.
”Ahhh kesal. Padahal sebentar lagi aku akan keluar dari sini!” gerutu Gu Yinchen menyadari kegigihan yang dilakukan Qing Luan untuk membunuhnya.
Gu Yinchen menyadari kekuatannya masih kurang untuk bisa mengalahkannya. Dia hanya mampu membuatnya pingsan itupun jika dia menemukan celah untuk melakukannya. Pada akhirnya, mereka berdua kembali melakukan kejar -kejaran hingga mereka sampai pada sebuah lembah yang dipenuhi dengan bunga higanbana.
Tempat itu terbilang cukup luas dan cukup untuk melakukan sebuah pertarungan. Beruntungnya ada peraturan di sekte Matahari kalau murid ditingkat manapun, tidak boleh pergi keluar sekte sebelum mendapatkan izin dari tetua dan guru besar mereka. Jadi, jika dia melakukan pertarungan di sini tidak ada satupun murid Sekte Matahari yang mengetahuinya dan langsung memanggil bala bantuan.
Qing Luan terkejut karena Gu Yinchen yang tiba-tiba berhenti ditengah-tengah lembah. Dengan senyum seringainya, Gu Yinchen seolah percaya diri kalau dia tidak akan bisa dengan mudah ditangkap olehnya. Dia rasanya ingin tertawa, menatap seorang pemuda berumur 30 an tahun yang berusaha mengalahkan tetuanya yang sudah berumur lebih dari 50 tahun!
”Apakah kau gila atau kau sudah menyerah? Mengapa kau tiba-tiba berhenti di sana?!” Qing Luan memasang posisi waspada. Meski perawakannya anak kecil, Qing Luan sudah melihat pertarungannya tadi dengan monster tingkat 7. Meski terbilang mudah tetapi, murid Sekte termuda yang ada di sekte Matahari bahkan belum bisa membunuh monster tingkat sepuluh diusianya yang baru menginjak 10 tahun.
”Dia pasti berbahaya! Dengan hanya mengonsumsi pil mata naga, apakah mungkin dia sudah sanggup membunuh monster tingkat 7?! Kemampuannya jelas diatas rata-rata murid muda sekte Matahari!” batin Qing Luan memperhatikan.
”Apakah guru besar sekte Matahari tidak punya rasa terima kasih sama sekali?! Aku baru saja menghilangkan racun dalam tubuhmu! Begini kah caramu berterima kasih pada seseorang yang sudah mempertaruhkan nyawanya untukmu? Apalagi dia seorang anak yang baru berusia 10 tahun!” cibir Gu Yinchen sembari melipat tangannya.
”Bukankah aku sudah bilang? Kau bisa berlatih bersama dengan murid Sekte Matahari yang lain!” jawab Qing Luan.
”Hah?! Berlatih dengan mereka? Apakah guru gila?! Aku tidak mau jatuh ke Medan perang dan melawan para iblis! Kau pikir nyawaku ini apa?! Kalau sudah mati, kau pasti akan membuangku!”
”Memangnya kau akan pergi ke Medan perang sendirian? Tentu tidak. Kau akan datang bersama dengan yang lain. Tentu saja aku tidak akan langsung membuangmu. Setidaknya aku bisa memberikan tempat peristirahatan terakhir untukmu.”
”Hahah! Kenapa dia berbicara seolah aku akan langsung mati begitu menapakkan kakiku di dunia iblis? Lagipula, kemana tubuhku selama ini?! Jangan-jangan kalian yang menyembunyikannya?!” batin Gu Yinchen mulai curiga, menatap Qing Luan dengan penuh selidik.
”Ah, tidak mau! Aku masih sakit hati dengan ucapan guru tadi! Kau bilang aku harus menghancurkan seluruh pelatihan ku, bagaimana aku bisa melakukannya? Aku perlu itu untuk melindungi diri!” lanjut Gu Yinchen.
”Aku tidak akan menghancurkannya kalau kau berada di sekte Matahari! Lagipula, kau mendapatkan kekuatan itu juga berasal dari wilayah sekte Matahari yang memiliki energi spiritual yang sangat besar. Karena itu, siapapun yang berlatih di sini tidak akan diizinkan pergi kecuali mereka menghancurkan seluruh pelatihan mereka.”
”Penjelasanmu itu terlalu melelahkan! Aku mau kabur saja!” Gu Yinchen kembali mengambil langkah kemudian dia berlari pergi meninggalkan Qing Luan sendirian.
Namun, tanpa diduga olehnya, sebuah tali tambang muncul dari dalam tanah dan langsung mengikat rubuhnya! Tali tambang itu bergerak seperti ular dan menggeliat di sekitarnya kemudian membanting tubuhnya ke tanah.
Debu tanah muncul di sekitarnya. Tidak mungkin orang itu tidak terluka setelah terbanting cukup keras. Qing Luan mendekat untuk memastikan. Tidak diduga olehnya, ternyata sosok Gu Yinchen masih terlihat di depannya. Bahkan saat ini, dia sedang duduk di sana sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
”Aduh! Kau ini benar-benar ingin membunuh anak kecil?! Jahat sekali kau! Sekte Matahari benar-benar tidak manusiawi!” protes Gu Yinchen sembari mengacungkan jari telunjuknya ke arah Qing Luan.
”Bagaimana mungkin kau tidak terluka?” tanya Qing Luan dengan wajahnya yang tampak tidak bisa mempercayainya.
”Aku memang terkejut tadi. Untunglah aku sempat melapisi tubuhku tadi dengan pelindung. Mereka tidak akan tahu kalau aku memiliki kemampuan bertahan. Kalau saja aku adalah orang tua yang hampir berumur seratus tahun, sudah pasti selama berhari-hari aku akan mengalami sakit pinggang.” batin Gu Yinchen menatap Qing Luan jengkel.
”Hah?! Aku tanya apakah kau benar-benar ingin membunuh anak kecil sepertimu? Aku bahkan belum menikmati dunia! Bahkan kelompok kalian telah menjatuhkan ku ke dalam jurang sehingga aku hampir saja mati di sana! Kalian juga memaksaku untuk mengobati mu sehingga kutukan ular itu sekarang berada di tubuhku! Memangnya apalagi yang jadi alasan aku harus pergi dari sini?!” jelas Gu Yinchen panjang lebar.
Melihat dari raut wajah Qing Luan yang tampak kecewa, Gu Yinchen mulai merasakan kalau dialah yang menang. Tidak mungkin seseorang akan bertahan di tempat seperti ini!
Qing Luan menghela nafas. ”Aku menyadari kesalahan yang aku lakukan. Tidak mungkin seseorang bisa bertahan di sini setelah mendapatkan perlakuan yang seperti itu.”
”Bagus! Ayolah! Biarkan aku pergi dari sini!” batin Gu Yinchen sembari menyeringai.
”Kalau begitu sudah aku putuskan! Demi tidak menjadikanmu sebagai penghianat sekte Matahari dan menghabiskan waktumu dengan dikejar-kejar oleh kami, aku akan memberikanmu kedudukan istimewa. Mulai sekarang, kau akan menjadi murid pribadiku. Aku akan melatih mu sampai kau menjadi kuat.” ucap Qing Luan sembari mengulurkan tangannya.
Sementara Gu Yinchen tampak terkejut karena ucapannya itu tidak sesuai dengan ekspektasi nya. Qing Luan betulan ingin mengurungnya di sekte yang menjadi musuh bebuyutannya!
”Aku tidak mau tinggal di sini! Aku pergi!”
Gu Yinchen mengambil langkahnya kembali, berlari menjauhi Qing Luan. Namun, apa yang didapatkan usai dia menolaknya mentah-mentah? Sebuah rantai besar tiba-tiba muncul di sekitarnya dan kembali mengikat dirinya. Rantai itu terasa sangat panas sampai-sampai mampu membakar tubuhnya secara perlahan. Dalam sekejap, dia pun jatuh ke tanah, menyaksikan Qing Luan berdiri di depannya dengan senyuman tidak manusiawi.
”Dengan begini, kamu tidak akan mudah pergi begitu saja kan? Akulah yang menang.” ucapnya.