"jangan berharap banyak didalam pernikahan ini, karena aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada kamu Rayya" ucap Deril pada Rayya disaat malam pertama mereka sebagai suami istri
"anda tidak perlu mengingatkan saya tuan, saya tidak pernah berharap apa pun didalam pernikahan ini tuan Deril" tegas Rayya
Pernikahan Deril dan Rayya atas dasar perjodohan, mereka terpaksa untuk menikah dengan alasan hutang budi
Apakah mereka bisa bertahan didalam perjikahan itu atau berpisah jalan terbaik yang mereka akan ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10 marah
Tuan Bramantyo menatap kearah putranya yang saat ini hanya menunduk kan kepalanya tidak berani untuk menatap kearahnya, Tuan Bramantyo sudah tau apa yang dilakukan putranya itu, hari ini dia ingin mendengar kejujuran dari pada Deril
"angkat kepala kamu dan lihat papa, papa lagi bicara" perintah tuan Bramantyo, dan Deril pun mengangkat kepalanya melihat kearah papanya yang saat ini menatapnya dengan tajam, terlihat kilat kemarahan dalam bola matanya
"apa yang akan kamu katakan kepada papa saat ini" tegas Tuan Bramantyo
"Deril mencintai Fina pah" jawab Deril dengan wajah gugupnya dia paling takut kalau melihat papanya marah, karena tuan Bramantyo kalau sudah marah akan berakibat buruk terhadapnya.
"terus kalau kamu mencintainya,kamu bisa seenak enaknya hidup dengan cara begini, papa memang menginginkan kamu berjodoh dengan Rayya, tapi tidak begini caranya Deril, kamu harus bertanggung jawab" ucap Tuan Bramantyo
"Deril tidak bisa mencintai Rayya pah, Fina adalah wanita yang Deril cintai, papa tidak tau rasanya dipaksa berpisah dengan orang yang kita cintai pah" sahut Deril dengan wajah kesalnya
Dia kesal kepada papanya yang memaksakan keinginannya, agar Deril mau menerima perjodohan ini, sedangkan dia sudah berkali kali menolak nya
"kamu jangan bicara kemana mana Deril, papa hanya tanya dan meminta tanggung jawab kamu dalam pernikahan kamu dengan Rayya" tegas Tuan Bramantyo
"tanggung jawab yang bagaimana pah, Deril sudah menikahi wanita itu, terus apalagi pah,kalau papa mengharapkan Deril menjalani pernikahan ini seperti orang lain itu masih jauh pah, yang penting papa sudah membalas hutang budi papa pada ayahnya Rayya" protes Deril
"Deril jaga bicara kamu!, kamu sudah keterlaluan menilai pernikahan kamu dengan Rayya hanya sebatas membalas budi papa sama ayahnya Rayya, bukan itu! Papa ingin kamu menjalankan hidup yang lebih baik" bentak tuan Bramantyo
"baik bagaimana maksud papa, baik menurut papa belum tentu agus untuk Deril pah" sahut Deril tidak kalah kerasnya dia sudah lelah dimarahi terus oleh papa nya semenjak ada perjodohan dengan rayya
Tuan Bramantyo menarik nafas panjang dan menatap tajam kearah Deril yang saat ini juga sedang menatap dengan sengit kearahnya
"oke kalau itu keinginan kamu, papa akan turuti" ucap Tuan Bramantyo membuat Deril merasa senang karena dia menang berdebat dengan papanya
"terima kasih pah, jadi Deril boleh menikah dengan Fina?" tanya Deril dengan wajah bahagia
"terserah kamu, kamu mau menikah atau mau pacaran terus itu bukan urusan papa, silahkan kamu ikuti keinginan kamu, papa juga akan mengikuti semua keinginan papa" tegas Tuan Bramantyo sambil tersenyum miring kepada Deril
"maksud papa apa, bukannya papa sudah setuju dengan apa yang Deril katakan" ucap Deril dengan wajah bingung nya
"papa tidak pernah bilang kalau papa setuju kamu menikah dengan wanita itu, papa tadi bilang silahkan kamu mengikuti keinginan kamu, dan papa juga mengikuti keinginan papa, apa kamu paham maksud papa" terang tuan Bramantyo
"Deril tidak mengerti pah" sahut Deril
"oke kamu dengar kan apa yang akan papa bicarakan kepada kamu, simak baik baik jangan sampai salah mengartikan nya" tukas Tuan Bramantyo
"iya pah" sahut Deril
"sesuai dengan kesepakatan kita, kamu silahkan bersama dengan wanita kamu itu, sesuai dengan apa yang kamu mau kan?" jelas Tuan Bramantyo
"iya pah , terima kasih papa sudah mengerti apa yang Deril inginkan" sahut Deril disambut senyum sinis tuan Bramantyo dia sangat jengkel dengan putranya itu,keras kepalanya benar benar batu
"Dan kamu mulai hari ini, papa akan cabut semua fasilitas kamu, silahkan ikuti keinginan kamu itu, papa ingin lihat apa wanita itu masih mau dengan kamu yang mulai hari ini tidak memiliki apa apa lagi"
"kamu bilang kalau wanita itu mencintai kamu dengan tulus, bukan mengejar harta papa yang akan kamu warisi, mari kita lihat apa betul yang kamu bilang itu"
"silahkan keluar dari kediaman kamu dan Rayya, dan papa juga akan mengambil apartemen yang ditempati wanita itu, mungkin sekarang kekasih kamu itu masih bisa tidur nyenyak disana, tapi setelah kita sepakat, orang orang papa akan segera mengusirnya dari sana" ancam Tuan Bramantyo membuat Deril pucat dan takut
Deril tau dia tidak bisa hidup tanpa fasilitas dari papanya, dan tidak mungkin dia keluar dari kediaman dia yang sekarang yang ditempat bersama Rayya
"pah katanya papa sudah setuju dan Deril boleh mengikuti keinginan Deril pah, kenapa jadi diancam seperti ini" protes Deril
"Deril papa salah memberitahukan kepada kamu soal apartemen itu, sekarang kekasih mu sudah papa usir dari apartemen itu, kamu belinya pakai uang papa, jadi papa akan ambil kembali" tegas Tuan Bramantyo
"pah jangan pah, kasian Fina dia mau tinggal dimana lagi?" ucap Deril
"papa tidak peduli dengan kekasih kamu itu, karena kamu juga tidak peduli dengan istri kamu, papa tau kamu lebih banyak menginap disana daripada dirumah dengan rayya, bahkan malam pertama pun kamu pergi ke tempat kekasih kamu itu" ungkap Tuan Bramantyo dengan wajah merah padam
Sebenarnya saat tuan Bramantyo mendengar dari anak buahnya, Deril yang meninggalkan Rayya dimalam pertamanya, dia sudah sangat marah sekali, tapi dia masih berusaha sabar, Tuan bramantyo berpikir mungkin saja putranya itu mau menyelesaikan masalah yang ada diantara mereka
Tapi bukannya balik kerumah malah menginap disana berhari hari, untung saja mamanya Deril belum tahu akan kelakuan putranya itu, Tuan Bramantyo dan Deril sama sam diam dalam ruangan kerja itu, tiba tiba ada telpon masuk ke handphone Deril
Deril segera melihat handphone nya terlihat nama Fina yang sedang menghubunginya, Deril menoleh kearah papanya yang sedang menatap tajam kearahnya, Deril jadi bingung mau bagaimana di depan papa nya saat ini
"kenapa tidak diangkat telpon dari wanita yang kamu cintai, paling mau mengadukan kalau dia saat ini sudah di usir dari sana, papa tidak main main kali ini Deril, kamu bisa bertindak sesuka kamu papa pun bisa berbuat semau papa, jangan pancing kemarahan papa Deril" ancam Tuan Bramantyo
Deril hanya bisa melongo melihat kemarahan papanya kali ini, Deril sendri menjadi ngeri dia tau kalau papanya sudah marah dan bertindak, bisa habis semuanya
"silahkan kamu keluar dari ruangan papa saat ini, dan mobil kamu sudah dibawa pak amir pulang ke kediaman kamu, jangan berani sentuh itu mobil, dan Roni yang akan menggantikan posisi kamu saat ini" tegas Tuan Bramantyo
"pah Deril nanti kalau mau kerja naik apa pah, kalau mobil juga papa ambil" ucap Deril
"kamu sudah papa berhentikan saat ini, jadi tidak perlu kerja lagi, silahkan kamu tinggal dengan kekasih kamu yang sangat mencintai kamu itu, papa ingin lihat apa dia masih betah dengan kamu yang sekarang sudah tidak punya apa apa lagi" tukas Tuan Bramantyo
klo Geri sama Daffa beda orang ato 2nama 1org?