Follow IG : renitaaprilreal
Anna menikah di usia 20 tahun. Selama 5 tahun menjalin pernikahan, Anna masih belum di beri keturunan.
Dimas Narendra, suami dari Anna sangat menginginkan kehadiran seorang anak dalam rumah tangganya.
Anna sudah berusaha untuk melakukan segala cara. Namun hasilnya nihil, Anna masih belum bisa di beri keturunan.
Dimas lalu menikah lagi dengan seorang wanita yang sebaya dengan istrinya. Lisa adalah nama dari wanita itu.
Lisa teman satu kantor dari Dimas. Sebagai seorang istri, Anna berusaha untuk ikhlas menerima dirinya di poligami.
Di tengah keterpurukan, Anna berusaha untuk bangkit kembali. Dia berusaha untuk membalikan keadaan yang ada.
Sosok pria tampan bernama Rey hadir di tengah-tengah kekosongan hati Anna.
Note :
Harap bijak dalam membaca.
Menceritakan masalah poligami dan perselingkuhan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Rey terbangun dari tidurnya. Dia mengernyit mendengar Anna yang mendumel sendiri. Anna mengumpat suaminya sendiri. Rey beranjak turun dari tempat tidur. Dia mendekati Anna dan memeluknya dari belakang.
"Kenapa sih, pagi-pagi sudah marah?" tanya Rey.
Anna kaget karna Rey memeluknya. "Kesal saja sama Dimas."
"Aku mandi dulu ... kamu siap-siap. Kita pulang sekarang," ujar Rey.
"Cepat banget?" tanya Anna.
"Aku pengennya lama disini. Cuma, aku harus ke luar negeri. Perusahaanku ada masalah di sana," ujar Rey.
"Apa kamu lama disana?" tanya Anna.
Rey meraih wajah Anna. "Aku usahakan secepatnya pulang."
Rey masuk ke dalam kamar mandi. Sedang Anna berberes untuk segera pulang. Anna juga menyiapkan pakaian ganti untuk Reyhan. Tidak lama kemudian, Rey keluar dengan handuk melilit di pinggangnya. Dia mengambil baju yang sudah di siapkan Anna. Rey dengan santainya memakai baju di depan Anna.
"Rey ... pakai baju di kamar mandi sana," pekik Anna.
Rey terkekeh. "Cepat atau lambat kamu juga akan melihat tubuh polosku."
"Ish ... kamu itu bisa saja menjawabku," gerutu Anna.
"Apa semua sudah beres?" tanya Rey.
Anna mengangguk. "Sudah ... aku hanya membereskan barangku saja."
"Kalau begitu, kita sarapan dulu. Setelah itu kita pulang," ucap Rey.
Anna dan Rey menuruni anak tangga. Mereka langsung menuju meja makan. Pelayan sudah menyiapkan sarapan untuk majikannya.
Anna mengambilkan makanan untuk Rey. Dia juga menuangkan susu di gelas. Rey di layani layaknya suami Anna. Rey sendiri sangat senang di perlakukan seperti itu.
Setelah melayani Reyhan, barulah Anna mengambil makanan untuk dirinya. Mereka sarapan bersama sesekali di iringi dengan obrolan ringan.
Mobil jemputan Rey sudah datang. Anna dan Rey segera masuk ke dalam mobil. Mereka menuju bandara. Anna bersandar di bahu Reyhan. Rasanya dia sedih berpisah dari Rey.
"Rey ... aku kesepian dong, kalau kamu tidak ada," keluh Anna.
Rey mengelus puncak kepala Anna. "Aku bakal cepat pulang. Aku sudah menyuruh Maya untuk menemani kamu."
"Iya ... tapi, kapan kamu akan berangkat?" tanya Anna.
"Sehabis mengantar kamu pulang. Aku ingin segera menyelesaikan pekerjaan di sana. Aku juga tidak bisa jauh-jauh dari kamu," tutur Rey.
Mobil sampai di bandara. Supir membukakan pintu mobil. Rey dan Anna keluar lalu berjalan menuju Jet pribadi. Keduanya sudah duduk dan pesawat mulai berangkat terbang.
Sekitar 2 jam penerbangan, Anna dan Rey sampai di kota asalnya. Diki sudah menunggu kedatangan Rey. Karna setelah mengantar Anna, mereka akan pergi berangkat ke luar negeri.
"Dik ... kamu sudah siapkan semua untuk keberangkatanku?" tanya Rey.
"Sudah ... semua sudah beres," jawab Diki.
Diki membukakan Rey dan Anna pintu mobil. Kemudian, dia masuk dan menyalakan mesin mobil. "Apa kita langsung ke rumah Anna?" tanya Diki.
"Iya ... kita langsung saja kerumah Anna," jawab Rey.
Diki melajukan mobil menuju rumah Anna. Sekitar 1 jam perjalanan, mobil sampai di depan perkarangan rumah. Diki keluar dulu dari dalam mobil. Dia memberi kesempatan Anna dan Rey untuk berdua saja.
"Kamu hati-hati di sana," ucap Anna.
"Iya ... kamu juga yah!" ucap Rey.
Rey mengecup kening Anna. Dia juga memeluk kekasihnya itu. Anna keluar dari dalam mobil dan melambaikan tangan. Setelah itu, Anna masuk ke dalam rumahnya.
Diki masuk ke dalam mobil setelah Anna masuk ke dalam rumah. Dia kembali menyalakan mesin mobil dan berlalu dari sana.
"Diki ... suruh orang untuk memantau Anna dari jauh," titah Rey.
"Oke ... aku akan menyuruh bawahan kita melindungi Anna dari jauh," jawab Diki
Diki kembali melajukan mobilnya menuju bandara. Mereka akan segera berangkat ke luar negeri.
Maya menyambut kedatangan majikannya. "Selamat datang, Nona. Apa liburannya menyenangkan?"
Anna mengangguk. "Iya ... cuma sayang, Rey harus ke luar negeri."
"May ... kamu siapkan makan malam. Aku mau istirahat sebentar di kamar," tutur Anna.
Maya mengangguk. "Siap, Nona.
...****************...
Sore ini, Dimas sudah di perbolehkan pulang oleh Dokter. Karna memang Dokter hanya menyuruhnya menginap satu malam saja. Lisa juga sudah datang untuk menjemput suaminya.
Setelah membayar semua administrasi rumah sakit, Dimas dan Lisa masuk ke dalam mobil. Dimas melajukan mobilnya menuju rumah Anna. Dia ingin mengecek apakah istrinya itu sudah pulang atau belum.
Lisa merasa kesal saat Dimas membawanya kembali ke rumah Anna. "Mas ... ngapain sih kita harus ke rumah Anna?"
"Kemarin Anna liburan. Aku ingin lihat apa dia sudah kembali atau belum," ucap Dimas.
Lisa melotot. "What ... liburan?"
Dimas dan Lisa keluar dari dalam mobil. Dimas menekan bel rumah Anna. Pintu rumah di buka oleh Maya. Lisa mengernyit melihat ada orang lain di rumah madunya.
"Kamu siapa?" tanya Lisa.
"Saya Maya, pelayan disini," ucapnya.
Lisa membelalak mendengarnya. Hidup Anna sangat enak. Bisa pergi liburan dan punya pelayan. Dimas dan Lisa langsung saja masuk ke dalam rumah.
"May ... apa Anna sudah pulang?" tanya Dimas.
"Sudah ... tapi Non Anna sedang istirahat," jawab Maya.
Dimas langsung saja naik ke atas menuju kamar tidur Anna. Dia membuka kamar dan masuk ke dalam. Terlihat Anna tertidur pulas. Dimas merebahkan dirinya di samping Anna.
Dia merasa hubungannya dengan Anna semakin menjauh saja. Dimas memeluk istrinya itu dengan saat erat. Dimas juga mencium wajah Anna. Dia juga meraba luka sayatan yang dia sebabkan di tubuh Anna.
"Ann ... aku merindukan kamu," lirih Dimas.
Anna mengeliat karna merasa ada sesuatu yang menindih tubuhnya. Anna mengerjapkan mata dan melihat Dimas sudah berbaring di sampingnya.
"Dimas ... kapan kamu datang?" tanya Anna.
"Baru saja ... aku sangat merindukan kamu," ucap Dimas.
Dimas memeluk istrinya itu. Dia juga mengecup seluruh wajah Anna. Namun ada perasaan tidak nyaman di hati Anna. Dia merasa risih di perlakukan seperti itu oleh Dimas.
"Hentikan Dimas!" ucap Anna.
"Kenapa?" tanya Dimas.
"A-aku belum mandi. Aku baru bangun tidur," ucap Anna terbata-bata.
Dimas tersenyum. "Tapi kamu tetap wangi koq."
"Dimasss," pekik Lisa dari bawah.
Dimas dan Anna terlonjak kaget. "Kamu membawa Lisa kesini?" tanya Anna.
"I-iya ... kami baru pulang dari rumah sakit," jawab Dimas.
Anna menghela napas. Langsung saja dia menjauh dari Dimas. Baru saja Dimas mengatakan merindukan dirinya. Tetapi Dimas tetap membawa istri tercintanya.
Anna menatap wajah Dimas. "Mas ... apa kamu mencintai Lisa?"
Dimas mengernyit. "Kenapa?"
"Mas ... aku tidak tahu, hubungan apa yang kita jalani sekarang. Pernahkah kamu memikirkan diriku. pernahkan kamu menginginkan bermalam denganku. Apa kamu tahu, perasaanku selama 8 bulan ini. Setiap malam kamu bersama Lisa. Setiap malam kamu bercinta dengannya. Apa kamu tidak memikirkan perasaanku?" Anna mengungkapkan keluh kesah hatinya.
Dimas terkesiap mendengarnya. "Anna ... kamu tahu sendiri, kalau aku melakukan itu karna-"
Anna mengangkat tanganya agar Dimas tidak melanjutkan kembali kata-katanya. Dia sudah tahu alasan dari Dimas. Suaminya itu selau memberi alasan tentang anak saja.
"Aku hanya bertanya padamu. Apa kamu mencintai Lisa?" tanya Anna kembali.
"Aku memang mencintai Lisa," jawab Dimas.
Anna tersenyum getir. Dia menatap wajah Dimas. Wajah pria yang sangat dia cintai. Suaminya itu bukan menikahi Lisa hanya karna ingin mempunyai anak saja. Tetapi Dimas memang sangat mencintai Lisa.
"Mas ... aku ingin mundur dari pernikahan ini," ucap Anna.
Dimas mendelik. "Ann ... aku juga mencintai kamu. Please ... jangan ucapkan kata-kata itu. Beri aku satu kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita. Aku akan berusaha untuk bisa bersamamu."
Lisa menyusul Dimas ke atas. Dia sangat kesal karna Dimas tidak kunjung turun. Dia sudah mengira Dimas tengah bermesraan bersama dengan Anna.
"Mas ... ayo kita pulang," ujar Lisa.
"Lis ... malam ini aku akan bermalam disini," ucap Dimas.
Lisa melotot pada Dimas. "Tidak bisa ... aku ini sedang hamil. Kalau aku kenapa-kenapa gimana?"
"Tapi Lis ... sejak kita menikah, aku tidak pernah tidur di tempat Anna," tutur Dimas.
"Pokoknya tidak bisa. Kita harus pulang sekarang," titah Lisa.
Dimas menghela napas. Dia pasrah dan harus mengikuti kemauan Lisa. Dimas menatap Anna yang masih berdiri di tempatnya.
"Ann ... maaf, aku tidak bisa menemani kamu," ucap Dimas.
Anna tersenyum. "Aku tahu ... pergilah. Istri mudamu memang sangat membutuhkan dirimu."
Dimas pergi bersama Lisa. Anna hanya tersenyum saja melihatnya. Dimas bilang ingin memperbaiki hubungan mereka. Tapi, saat Lisa mengajaknya pulang, Dimas menurut saja.
"Dimas ... aku akan membalasnya," geram Anna.
TBC
Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.