“Apa! Aku impoten.”
Super kaya dengan wajah tampan menawan membuat wanita menggilai dan bertekuk lutut di bawah kakinya, Namun hingga saat ini Devano Kaisar belum terlihat memiliki pasangan, membuat orang meragukan kelaki-lakiannya.
“Rumor sampah. Aku tidak akan menikah jika belum menemukannya,” Bayangan perempuan misterius berkalung emas terkenang yang menyelamatkan nyawanya.
Hingga suatu situasi membuat pertahanan Devan runtuh. Ia terpancing membuktikan keganasannya di ranjang dengan gadis cantik, pekerja keras bernama Jasmine putri. Namun sial, perempuan itu ternyata pelayan rumahnya.
Terjebak satu malam panas membuat Devan harus menikah dengan Jasmine si pelayan. Ini gila. Kenapa harus dia? Sungguh Devan tidak terima karena telah melanggar janjinya untuk tidak menikah. Bagaimana dengan perempuan misterius yang menolongnya?
Dan Jasmine segala upaya ia lakukan agar bisa membiayai kuliahnya namun takdir malah membawanya menikah dengan majikan. Ini gila!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Wawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Abai
Sepulang kuliah Jasmine langsung ke ruko Nathan untuk memberitahukan pesanan dari teman kampus. Jasmine baru saja menginjakan kaki di ruko yang terlihat rame. Beberapa pekerja sedang membongkar barang-barang perabotan rumah tangga. Usaha yang di jalankan Nathan semakin hari semakin maju.
Jasmine pun mendekat pada pemuda yang sedang berdiri serius memantau sembari memegang sebuah buku dan pulpen terlihat sibuk mencatat.
“Koko Nathan,” sapa Jasmine melengkungkan senyuman.
Pemuda tampan itu berbalik, mengalihkan perhatiannya. Raut wajahnya terlihat berbinar.
“Jasmine, kau kemari,” ucap Nathan. Seperti yang ia tahu perempuan ini sangat sibuk akhir-akhir ini.
Jasmine mengeluarkan secarik kertas berisi catatan pesanan teman kampus.
“Ini, Ko,” ujar Jasmine menyodorkan pada pemuda itu.
“Apa ini?”
“Daftar pesanan teman kampusku,” ujar Jasmine tak bersemangat seperti biasannya.
Nathan menelisik tulisan yang tertoreh.
“Wah, banyak sekali,” ujar Nathan menatap Jasmine namun ada yang berbeda dari perempuan ini.
“Tapi, Ko.”
“Ada apa?” tanya Nathan.
“Mereka ingin pesanan itu diantarkan langsung oleh Koko Nathan,” ujar Jasmine lemah. “Luna mengatakan pada teman kampus bahwa jika mereka memesan banyak barang Koko sendiri yang akan mengantarnya.”
“Maaf Ko,” jelas Jasmine dengan kepala tertunduk merasa bersalah.
Nathan melengkungkan senyuman. Uhg, gemas, ternyata hanya seperti itu tapi Jasmine begitu terlihat merasa tak enak padanya.
“Sudah tidak apa-apa? Aku akan mengantarkannya,” ucap Nathan mengusap kepala Jasmine.
“Koko nggak keberatan?” tanya Jasmine sangsi.
“Tentu saja tidak. Inikan demi kebaikan toko perabotanku juga, semakin banyak yang pesan aku juga mendapatkan keuntungan,” jelas Nathan.
“Terima kasih Ko,” balas Jasmine menarik napas lega. Benar kata Luna Nathan tidak akan menolak. Pemuda ini memang baik hati.
“Sudah, ayo liat barang-barang yang baru sampai, kau bisa livekan di medsosmu,” ujar Nathan menggiring Jasmine untuk melihat perabotan yang akan di promosikan oleh Jasmine.
***
Malam menjelang Jasmine berada di dapur melakukan aktifitas menyiapkan makan malam untuk tuan muda Devan. Semua telah siap kini Jasmine tinggal membawa ke kamar pemuda itu.
“Ah, Mimin kau beruntung sekali bisa dekat dengan tuan Devan,” decak Rena kagum.
Mimin memasang wajah malas.
“Beruntung apanya! Malam ini dia pasti akan kembali menindasku,” batin Jasmine.
“Ren, tolong dari pada bergosip lebih baik rajin-rajin berdoa agar aku tetap waras dan bernapas,” ujar Jasmine kemudian berlalu meninggalkan Rena. Membuat Rena terlihat berpikir keras. Apa maksud kata dari Jasmine.
Jasmine telah berada di depan pintu kamar Devan. Sebelum masuk ia menarik napas untuk mengisi paru-parunya, dia butuh kekuatan untuk menghadapi pemuda itu. Mungkin nasibnya akan sama seperti semalam. Dia dibuat sibuk hingga rasanya ingin gila. Tapi kenapa semalam dia tiba-tiba di usir. batin Jasmine bertanya.
Jasmine masuk ke dalam setelah mengetuk pintu kamar. Mengedarkan padangannya pada pemuda yang kini berada di tempat tidur bersandar di pucuk ranjang dengan laptop di pangkuan.
“Makan malam Anda tuan!” ucap Jasmine melangkah ke arah meja.
Devan mengangkat padangannya sejenak.
“Taruh di sana, setelah itu keluar,” perintah Devan dingin setelanya kembali menatap ke arah laptop.
Jasmine tercengang hanya itu perintahnya. Ada apa ini? Aneh. Namun tanpa kata Jasmine segera menata makanan di atas meja. Setelahnya keluar sebelum pemuda itu berubah pikiran dan kembali menindasnya.
Jasmine telah keluar dari kamar Devan.
“Ada apa dengan tuan Devan?” Jasmine bertanya-tanya. Ini aneh.
Tak lama Jasmine mengukir senyum di wajah. “Tapi bagus. Aku jadi punya waktu luang,” ujar Jasmine berdecak senang.
Setelahnya berjalan cepat menuju kamarnya mencari cuan yang lain.
Like, coment. ...