Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Apakah Sudah Menyerah?
...“Seharusnya aku yang berada di posisi itu! Seharusnya aku yang menjadi wanita yang paling kau cintai, Kak Nath! Kenapa harus dia dan bukan aku? Kenapa?”...
Tanpa Zhea sadari, sebenarnya Nathan terus memperhatikannya dalam diam. Dia bahkan sampai tidak fokus dengan pemotretannya, hingga beberapa kali terus mendapat teguran dari Giselle dan fotografernya. Akan tetapi, melihat Zhea yang tak ceria seperti biasanya membuat Nathan merasa tidak nyaman di dalam hatinya.
“Apakah dia sangat kesakitan sampai menundukkan wajahnya seperti itu? Seharusnya aku langsung membawanya ke ruang perawatan ataupun mengantarnya ke Mansion. Bukannya membawanya bersamaku seperti ini."
“Nath, sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan sampai tidak fokus pada pemotretan kita?” Giselle lagi-lagi menegur kekasihnya yang kembali melakukan kesalahan saat di arahkan untuk berpose, “Jika kau tidak bisa fokus seperti ini lebih baik kau katakan saja padaku, sehingga aku bisa menundanya. Apakah karena dia kau jadi tidak fokus seperti ini.” Lanjutnya sembari menunjuk ke arah tempat Zhea duduk dengan wajah tertunduk nya.
“Maaf, mungkin aku baru saja melakukan operasi dalam waktu panjang makanya jadi tidak fokus seperti ini. Tidak ada hubungan sama sekali dengannya,” ucap Nathan memberikan alasan yang masuk akal.
“Sudahlah, pemotretannya juga telah selesai. Setelah ini aku akan mengirimkan hasil fotonya, sehingga kalian bisa memilih foto-foto yang ingin kalian cetak untuk acara pertunangan,” ujar Sang Fotografer seolah menjadi malaikat tak bersayap yang menolong Nathan dari kemarahan kekasihnya.
“Terima kasih, kami akan menunggu hasilnya,” jawab Nathan dan Giselle bersamaan.
Setelahnya baik Nathan maupun Giselle harus mengganti pakaiannya masing-masing. Begitu selesai, tiba-tiba Giselle memeluk lengan Nathan dan memintanya untuk makan malam romantis berdua, “Sayang, ayo kita makan malam romantis? Bukankah mala mini kau juga ada waktu luang?”
“Baiklah, kalau begitu kita akan mengantar Zhea dulu ke Mansion nya,” ujar Nathan yang merasa bertanggung jawab memastikan keamanan Zhea sampai di rumahnya.
“Kenapa kita harus mengantarnya? Dia bisa ‘kan meminta dijemput oleh pelayannya atau naik taksi saja?”
Giselle tidak dapat menyembunyikan rasa tidak sukanya kepada Zhea lagi, apalagi Nathan semakin jelas menunjukkan kepeduliannya kepada Zhea dibandingkan kepada dirinya sebagai kekasihnya.
“Apa kau sudah gila? Kakinya terluka saat bersamaku ….”
“Dia datang sendiri ke rumah sakit untuk menemuimu, bukan? Bukan kau yang mengajaknya bertemu?” sela Giselle yang membuat Nathan tidak bisa membantah ucapannya sama sekali.
“Apapun yang terjadi harus aku sendiri yang memastikannya kembali ke Mansion dengan aman.”
Keputusan Nathan sudah bulat, dia tidak akan mungkin mempercayakan Zhea kepada orang lain apalagi supir taxi yang tidak dia ketahui identitasnya sama sekali. Ditambah keadaan kaki Zhea yang saat ini tengah terluka, membuat kekhawatiran Nathan semakin besar. Ingatlah, Zhea adalah salah satu anggota kelurga Xavier yang sudah pasti juga diincar banyak musuh keluarganya.
Tanpa memperdulikan ekspresi kesal dan marah kekasihnya, Nathan langsung berjalan menghampiri Zhea yang masih setia menundukkan wajahnya. Untuk beberapa saat Nathan hanya diam berdiri tepat dihadapan Zhea, hingga tak lama kemudian Zhea mulai menyadari keberadaannya di sana.
“Apa sudah selesai?” tanya Zhea yang memaksakan diri untuk menampilkan senyuman terbaiknya yang sebenarnya menyimpan sejuta luka.
“Hmm, kami akan pergi makan malam. Apakah kau mau ikut juga atau …”
“Aku pulang saja! Semoga kau menikmati acara makan malammu, Kak Nath!”
Zhea segera menyela, sebab dia cukup tahu diri bahwa Nathan pasti tidak ingin mengajaknya untuk mengacaukan makan malam romantis dengan wanita yang dicintainya. Zhea lalu beranjak dari tempat duduknya, berniat mencari taxi yang bisa mengantarnya pulang. Dengan langkah tertatih, Zhea mencoba memaksakan diri untuk meninggalkan tempat itu secepatnya.
Akan tetapi, tiba-tiba tangan Nathan menahan lengannya seraya berkata, “Aku akan mengantarmu!”
“Tidak perlu! Aku tahu batasanku dalam mengejar mu, Kak Nath!”
Perkataan Zhea seolah memiliki seribu arti yang sulit Nathan pahami. Meski begitu, Nathan tidak memperdulikan penolakan tersebut dan langsung menggendong Zhea menuju mobilnya ala bride style. Tentu saja pemandangan itu disaksikan secara langsung oleh Giselle yang berniat meminta maaf atas sikap egoisnya.
“Aku tidak bisa diam terus seperti ini! Apalagi gadis itu berniat merebutmu dariku, aku tidak bisa membiarkanmu terlalu dekat dengannya, Nath! Aku sungguh tidak ingin kehilanganmu,” ujar Giselle.
Dia yang bertekad akan mengutarakan kekhawatirannya terkait hubungan Nathan dengan Zhea. Apapn yang terjadi Giselle harus memperlihatkan batas yang jelas untuk Nathan dalam menghadapi Zhea kedepannya.
Dengan mengabaikan perdebatan sebelumnya, dia segera menyusul Nathan dan Zhea dan langsung masuk ke dalam mobil tersebut tanpa bicara apapun.
Nathan hanya bisa menghela napas panjang melihat kelakuan dua wanita yang tengah mencoba memperebutkannya.
Dia juga memaklumi sikap marah dan keterdiaman Giselle padanya, karena bagaimana pun juga dia memang tidak bisa membiarkan Zhea pulang sendirian. Tanpa mengatakan apapun, Nathan segera melajukan mobilnya menuju ke Mansion Utama Xavier. Hingga sepenjang perjalanan hanya terjadi kesunyian diantara mereka bertiga.
...****************...
Setibanya di Mansion Utama Xavier, Nathan segera menghentikan mobilnya tepat di depan pintu Mansion mewah tersebut. Tanpa mengatakan apapun, Zhea langsung keluar dari mobil Nathan dan berjalan tertatih menuju ke kamarnya.
“Ada apa dengannya? Apakah dia sudah menyerah sekarang?” Dalam hatinya Nathan mencoba menerka apa yang tengah Zhea pikirkan.
“Nath, apa yang sedang kau pikirkan? Kenapa kau tidak melajukan mobilnya?”
Hingga perkataan ketus sang kekasih membuatnya seketika tersadar bahwa dia terus memperhatikan kepergian Zhea sampai menghilang dibalik pintu. Tanpa ingin memperpanjang masalah, Nathan pun segera melajukan mobilnya menuju salah satu restaurant mewah favorit Giselle.
Bersambung....
semangat terus tho... sehat selalu