Tag khusus : Membaca Pikiran
Thalita terbangun kembali setelah meminum racun buatan suaminya.
Deo begitu ambisius ingin menyingkirkan istrinya itu agar bisa menikahi adiknya.
Namun takdir berkata lain, Thalita kembali hidup dan memasuki area istana kerajaan sebagai seorang putri yang terbuang.
Thalita yang awalnya seorang wanita kantoran itu harus menjalani berbagai rintangan sebagai seorang putri buangan.
Apakah Lita mampu mengubah takdirnya menjadi putri yang terhormat ?
Dan apakah ia bisa menundukkan hati sang pangeran yang begitu dingin di kerajaan itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Geram
Semua orang yang ada termasuk putri Jian dibuat menganga tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Pangeran Liang Zee barusan.
Raja Qing tak bisa berkata apa - apa, seharusnya Putri Zhiping juga termasuk sebagai kandidat karena statusnya sebagai putri buangan, Raja tidak berani mencalonkan dia. Tapi, siapa sangka justru putri yang terabaikan kehadirannya itu justru yang dipilih pangeran. Raja merasa ada aura kuat dalam tubuh putrinya.
Permaisuri Jian Li tersenyum lebar, keinginannya untuk melihat Pangeran Liang Zee segera menikah akhirnya terwujud juga. Untuk Raja Hans tak mempermasalahkan status Putri Zhiping yang kabarnya tak bisa apa-apa itu, yang terpenting Pangeran Liang Zee menemukan pasangan hidup.
Sementera Putri Jian sangat geram, mengepal kuat tangan nya seperti akan meninju lalu menghardik saudarinya. "Putri Zhiping, kamu sangat tidak tahu malu ! Bagaimana bisa seorang putri buangan sepertimu datang ke istana ini tanpa diundang."
Putri Zhiping merasa tersudutkan ia bingung harus menjawab apa, beruntungnya pangeran yang terkenal dingin itu membantu Putri Zhiping dari tudingan.
"Aku dan Putri Zhiping sudah saling mengenal." Pangeran Liang Zee meliriknya, "Kebetulan kamu datang, mari kita bicara di tempat lain." Pangeran Liang Zee menghampiri Putri Zhiping lalu mengedipkan mata sebelahnya. Ia berbisik, "Lekas pergi ikuti aku !"
Putri Zhiping masih belum terima dengan pernyataan Pangeran Liang Zee yang menunjuk dirinya sebagai calon istri. Ia mengikut saja ketika Pangeran Liang Zee menggiringnya pergi.
Pelayan Wei tertahan di sana lalu bergabung dengan para pelayan yang lain.
Kebencian Putri Jian terhadap Putri Zhiping semakin bertambah, dari pada matanya semakin sakit melihat keberhasilan Putri Zhiping ia lekas bergegas pergi pulang duluan sementara yang lain masih menikmati hidangan. Raja Qing begitu senang dengan cara raja Hans menyambutnya.
Sementara itu, Pangeran Liang Zee membawa Putri Zhiping ke tempat sepi. Ada kolam kecil di sana dan beberapa tanaman yang sejuk di pandang mata.
"Kamu kira aku serius dengan ucapanku tadi, sama sekali tidak." ujar Pangeran Liang Zee membuka obrolan. Ia membuang muka, melipat tangannya ke belakang.
Putri Zhiping mengerutkan dahi, ia bisa membaca pikiran pangeran itu kalau akan dijadikan sebagai pelarian saja.
"Sungguh pria egois. Siapa juga yang mau menjadi istrimu. Hanya gadis bodoh yang mau menerimamu." umpatnya kesal.
Pangeran Liang Zee bersungut, tidak terima dengan ucapan Putri Zhiping yang merendahkan harga dirinya sebagai pria tampan. Lalu menatapnya tajam. "Kenapa putri sampai datang ke istanaku kalau tidak hanya mengagumiku?"
"Cih, Sama sekali tidak. Kamu jangan merasa besar kepala dulu, kamu tidak masuk dalam kategori pria idamanku. Camkan itu ! Aku kemari hanya untuk meminta maaf atas tindakan ku kemarin."
Mendengar Putri Zhiping meminta maaf, kesempatan ini bisa ia gunakan untuk mengelabuhi kedua orang tuanya.
"Aku akan menerima permintaan maaf darimu jika kamu memenuhi 5 permintaan dariku."
"Tidak. 2 permintaan. " tawar Putri Zhiping yang merasa jengkel telah menemuinya di istana.
"Aku tidak mengubah apa yang menjadi keputusanku."
"Baik. 3 permintaan." tegas Putri Zhiping yang tak mau dipersulit. Ia yakin Pangeran Liang Zee punya maksud tersendiri mengapa ia memilihnya bahkan mereka baru bertemu dan tidak saling mengenal.
Pangeran Liang Zee tampak berpikir lalu bersedia, "Mari kita mulai dengan permintaanku yang pertama !"
"Hah, secepat itu !" Putri Zhiping mendesah.
"Kamu harus bersedia menjadi istriku. Yang Kedua, kamu harus bersedia menerima perintahku setiap aku membutuhkanmu."
"Apa ! Ba-bagaimana bisa aku melakukannya?"
"Terserah. Aku tidak perduli. Siapkan dirimu, sebulan lagi kita akan menikah."
"Hah, secepat itu !"
"Apakah putri sepertimu tidak punya kosa kata yang baik dan benar ? Aku hampir saja muak mendengar keluhan mu." cerca Pangeran Liang Zee dengan gamblang. Tidak biasanya ia berbicara banyak pada seorang wanita selain pada ibunya. Kebersamaannya dengan Putri Zhiping membuatnya agak lain.
"Lalu apa permintaanmu yang ketiga ?"
Pangeran Liang Zee sangat geram, "Gadis ini tidak tahu sopan santun sama sekali, pantas saja ia mendapat julukan putri buangan." batinnya yang terbaca oleh Putri Zhiping.
Putri Zhiping menatapnya tajam sambil berkacak pinggang.
"Kenapa kamu menatapku seperti itu ? Dan turunkan tanganmu !" titahnya.
"Kalau sudah tahu aku seorang putri buangan dan tidak punya sopan santun, mengapa kamu memilihku menjadi calon istrimu?"
Pangeran Liang Zee terperangah, "Ba - bagaimana kamu bisa tahu apa yang aku pikirkan ?"
Putri Zhiping tersadar lalu melarat ucapannya, "Em, aku hanya asal menebak. Pasti itu kan yang ada di pikiran ANDA PANGERAN LIANG ZEE." Putri Zhiping menekankan nama panggilannya.
Ada daya tarik yang tersembunyi yang membuat Pangeran Liang Zee merasa tak bosan untuk berdebat dengannya.
Seorang pengawal datang meminta Pangeran Liang Zee dan Putri Zhiping untuk segera menghadap. Belum sempat Pangeran Liang Zee menyampaikan permintaannya yang ketiga ia harus pergi menghadap.
Putri Zhiping tak bisa menolak dan untuk urusan menikah kenapa harus terjadi padanya? Bukankah di dunia nyata ia binasa karena sebuah pernikahan yang ia jalani bersama dengan semua kebohongan suaminya. Lalu di dunia ini ia dipaksa menikah oleh orang yang sama sekali tidak ia cintai.
Perasaan gugup itu perlahan lenyap ketika Pangeran Liang Zee dengan begitu lembut mengajak nya menghadap raja.
"Mari, calon istriku!"
Putri Zhiping terkesiap tak percaya dengan keromantisan pria arogan ini.
"Pasti pura - pura," cibir Putri Zhiping yang diabaikan olehnya.
Pangeran Liang Zee harus menjaga sikapnya agar Putri Zhiping tidak berulah, jika Putri Zhiping menolak ajakannya sudah pasti permaisuri akan mendesak nya untuk menikah dengan wanita pilihan nya. Pangeran Liang Zee sangat tidak suka dipaksa.
Ketika sampai dihadapan raja dan permaisuri, Putri Zhiping langsung disambut hangat oleh keduanya.
Raja Qing yang melihat ketulusan calon besan yang menerima putrinya menjadi terharu. Ia hanya bisa memberikan restu agar putri yang selama ini terabaikan mendapatkan kebahagiaan yang layak.
Kabar tentang perjodohan Pangeran Liang Zee dengan Putri Zhiping langsung tersebar begitu cepat meski dari mulut ke mulut.
Permaisuri Qian tertegun sejenak, ia merasakan jika Putri Zhiping bukanlah putri sembarangan. Tidak mungkin putri buangan sepertinya bisa menduduki posisi teratas menjadi putri mahkota. Untuk itu ia meminta pelayan kepercayaannya memata - matai pergerakan Putri Zhiping selama tinggal di istana utama.
Terlebih dengan selir Huan, ia merasa jengkel dengan kabar itu. Dan akan memastikan putri buangan itu di depak segera dari istana. Bukannya Putri Zhiping itu tersingkir malah semakin naik level.
Selir Huan lalu mengadakan pertemuan sembunyi dengan perdana menteri Xii.
"Bagaimana dengan tugasmu Perdana Menteri?"
"Selir Huan, perekonomian di kerajaan Utara semakin merosot. Kesibukanku di luar sana menyita waktuku. Aku hampir saja lupa dengan apa yang telah kita rencanakan."
"Kalau begitu, biar aku yang turun tangan sendiri dari pada mengandalkan orang yang tak berguna sepertimu !"
semangat thor,, sehat and sukses slalu 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻😘
semangat truss yaa thor,, 💪🏻💪🏻💪🏻😘