Kisah sekelompok anak muda yang ingin hidup sesuai dengan keinginan mereka karena di beri kesempatan kedua. Mereka pernah meninggal dan hidup kembali secara ajaib sehingga mereka sangat ingin menikmati hidup mereka.
Namun tanpa mereka sadari sebuah bencana besar sedang mengintai dunia dan pada akhirnya mengancam semua makhluk hidup di dunia. Untuk mempertahankan kehidupan kedua mereka, sekelompok anak muda itu berjuang untuk mengembalikan dunia seperti sedia kala dengan keajaiban yang mereka miliki.
mohon dukungan komen dan like nya ya kalau suka, thanks
Prinsip mereka hanya satu. "Kita tidak tahu sampai kapan keajaiban ini akan mempetahankan hidup kita, sampai saat itu tiba kita akan bersenang senang dan melakukan apa saja yang kita inginkan, tidak ada yang bisa menghalagi kita, apapun itu, jadi jangan coba coba,,"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2
Rio terpana melihat gadis cantik berambut panjang hitam dan bertubuh jenjang, berdiri di tepi atap sambil melihat ke bawah dengan kedua tangannya terentang, gadis itu memakai seragam putih abu abu yang sama dengan dirinya. Dia berjalan jalan di tepi atap dan berputar putar seperti menari, tentu saja Rio yang melihat nya menjadi khawatir gadis itu akan jatuh,
“Hei...hati hati,” teriaknya.
Mendengar suara Rio, gadis itu menoleh melihat Rio dan tersenyum, dia langsung melompat turun dari tepi atap kemudian dia menghampiri Rio dan berdiri tepat di depan Rio.
“Halo kakak senior,” sapanya.
Rio melirik bagian dadanya yang tertulis namanya di bet. Nama gadis itu Sarah Kurniawan dan sepertinya dia kelas 10 karena memanggil Rio dengan sebutan senior.
“Lo ngapain, bahaya tau,” balas Rio.
“Main aja, abis bosen di bawah,” balas Sarah.
Sarah membungkuk kemudian memicingkan matanya melihat bet di dada Rio, dia mendongak ke atas melihat wajah Rio yang sedang melihatnya dari bawah.
“Nama kakak Rio ya ? gue Sarah, kelas 10-2, salam kenal,” ujar Sarah.
“Iya..salam kenal Sarah,” balas Rio.
“Kakak ngapain kesini ?” tanya Sarah.
“Ah gue sih hanya mau santai dan berjemur aja sebelum pulang,” jawab Rio.
“Oh sama dong, gue juga, gue cuman ingin main aja kesini,” balas Sarah.
“Tapi lo berdiri di tepi atap gitu bahaya, kalau jatuh gimana, tinggi loh,” balas Rio.
“Iya kakak, tenang aja, kalau jatuh pun gue tidak akan apa apa,” jawab Sarah.
“Lo ini jangan suka menantang maut gitu, kalau terjadi sesuatu dan lo tidak bisa bangun lagi gimana, elo harus menghargai hidup lo,” ujar Rio yang merasa sudah pernah melewati kematian, menasihati Sarah.
“Hehe kakak lucu ya, gue udah pernah mati sekali kak, jadi gue tidak akan mati lagi,” balas Sarah.
“Panggil aku Rio saja, tidak usah pakai kak, gue ga biasa di panggil seperti itu, lalu maksud lo kalau lo pernah mati apa ?” tanya Rio bingung.
“Pernah mati ya pernah mati, tapi gue hidup lagi dan beginilah gue sekarang,” jawab Sarah.
“Gue ga ngerti maksud lo, sudahlah, lain kali hati hati ya,” ujar Rio.
Rio berbalik dan berjalan, tapi tiba tiba, “blugh,” Sarah hinggap di punggungnya, Rio bisa merasakan sensasi empuk, kenyal dan hangat yang dia belum pernah rasakan sebelumnya menjamah punggungnya, kedua tangan juga kaki Sarah memeluk Rio dan jari jarinya berubah menjadi panjang berkuku seperti cakar.
“Maaf ya Rio, lo harus lupa lo pernah ketemu gue, jangan salahin gue ya,”
“Crep,” tiba tiba Sarah menggigit pundak Rio, tentu saja Rio yang tidak merasa apa apa berjalan dengan santai saja, tiba tiba kedua tangan Sarah melepaskan pelukannya dan menepuk nepuk punggung Rio,
“Udah, kalo udah cepet turun, lagian ngapain sih nemplok segala ?” tanya Rio santai.
“Hihak hisa hepas (tidak bisa lepas),” jawab Sarah dengan suara aneh karena giginya menancap di leher Rio.
“Hah...ngomong apa ?” tanya Rio santai.
“Hihah hisa hepas hobflok (tidak bisa lepas goblok),” jawab Sarah yang semakin keras memukul punggung Rio.
“Oh maksud lo ga bisa lepas ?” tanya Rio.
Sarah yang giginya tersangkut langsung menggerakkan kepalanya, Rio menoleh sedikit melihat wajah Sarah yang ketakutan dan pucat. Tangan Rio yang besar memegang kepala Sarah dan menariknya ke atas, “plop,” gigi taring Sarah yang panjang tercabut dan luka Rio langsung menutup seketika tanpa mengeluarkan darah. Rio melepaskan Sarah, “blugh,” Sarah terjatuh dan langsung merangkak mundur ke belakang merapat kepada dinding.
“Lo...lo makhluk apa ?” tanya Sarah ketakutan.
“Apa sih maksud lo, gue ga ngerti,” jawab Rio.
“Da..darah lo kenapa dingin....dan kenapa badan lo keras ?” tanya Sarah.
“Oh gara gara gue sering olah raga kali ya, gue juga belajar bela diri sih setahun penuh, ngomong ngomong lo barusan ngapain ya,” jawab Rio sambil mengangkat tangannya.
“Gue...mau hilangin ingatan lo dengan mengambil darah lo sedikit karena lo ketemu gue di atap, tapi....ga bisa, lo makhluk apa ?” tanya Sarah.
“Manusia lah, lo pikir gue hewan aneh gitu ?” tanya Rio.
“Ga mungkin, lo bukan manusia,” jawab Sarah.
“Waduh ini anak kena penyakit ngayal ya....dah lah, gue turun, males ngeladenin lo,” ujar Rio.
Rio berbalik dan berjalan turun, “eh..tu...tunggu,” teriak Sarah memanggil Rio, namun Rio terus berjalan menuruni tangga. Tiba tiba, “blugh,” Sarah melompat dan mendarat tepat di depan Rio dan telapaknya langsung mendarat di dada Rio sampai menghentikan langkah Rio,
“Gue bilang tunggu,” ujar Sarah.
“Apa lagi sih, gue jadi ga mood nih, gue mau jalan jalan aja di taman,” balas Rio.
“Lo...siapa sih ?” tanya Sarah.
“Rio, kelas 11-3, napa ?” tanya Rio.
“Bukan ituuuuu....aduh gimana ya jelasinnya, ok deh gue duluan, tadi gue udah pernah mati kan, gue kena leukimia waktu umur 10 tahun dan di vonis cuman bisa bertahan hidup 2 tahun kalau tidak di rawat, keluarga gue kurang mampu jadi mereka ga bisa bayar pengobatan gue, akhirnya gue mati di usia 12 tahun tapi gue hidup lagi dan gue sekarang dhampir, wanita setengah vampir setengah manusia, setelah gue cari tau ternyata ada nenek moyang gue yang vampir jadi kekuatannya menurun ke gue, percaya ga lo,” ujar Sarah.
Rio langsung memegang kening Sarah di depannya dan dia memegang keningnya sendiri, Rio mengangguk angguk,
“Lo normal kok, coba penyakit ngayal lo di ilangin, dah ya,” ujar Rio yang terlihat malas meladeni Sarah.
“Gue kaga ngayal, parah lo, lagian ngapain lo pegang jidat gue,” teriak Sarah.
“Ngecek lo waras apa ga,” balas Rio.
“Aduuuh susah amat sih ngajak ngomong orang bebal kayak lo, udah ah, tolong jangan bilang siapa siapa kalau gue dhampir dan lo ketemu gue di atap, gue ga mau cari temen dan gue ga mau mencolok,” ujar Sarah marah.
“Sip, gue ga akan bilang siapa siapa karena gue ga mau di anggep gila,” ujar Rio.
“Huh....ok janji ya,” ujar Sarah berbalik.
Sarah langsung berjalan di koridor untuk kembali ke kelasnya mengambil tas, Rio yang melihat Sarah semakin menjauh hanya menggelenkan kepalanya sambil tersenyum. Dia berbalik dan melangkah turun untuk pulang ke rumahnya.
******
Keesokan harinya, di saat jam istirahat dan Rio masih menyalin tulisan di papan tulis, di kursi depannya duduk seorang gadis berambut panjang dan bertubuh jenjang yang sangat cantik dalam posisi menyamping, kaki naik sebelah ke lututnya dan melihat dirinya sambil menopang pipinya di kursi tempat dia duduk.
“Trus ? lo ngapain ke kelas gue ? kelas 10 semua di atas kan ?” tanya Rio sambil menulis.
“Ngawasin lo lah supaya lo ga cerita sama siapa siapa,” jawab Sarah.
“Itu lagi, dah gue bilang gue ga bakal cerita, lagian siapa yang bakal percaya,” balas Rio.
“Ya tetep aja, gue ga mau menarik perhatian kalau sampe bocor, jadi jangan sampai lo keceplosan,” balas Sarah.
“Lo udah jadi pusat perhatian, sadar dikit dan ilangin penyakit ngayal lo, cakep cakep sinting,” balas Rio sambil menulis.
“Bodo amat, lo ganteng ganteng bebal,” balas Sarah.
Seluruh siswa pria teman sekelas Rio terpana melihat kecantikan Sarah dan dalam sekejap Sarah menjadi pusat perhatian seluruh kaum adam di kelas Rio. Mereka bertanya tanya siapa gadis yang duduk di depan Rio namun tidak berani mendekat karena Sarah selalu menggeram dan menatap tajam siapapun yang mendekat.