Di tahun 70-an, kota ini penuh dengan kejahatan yang berkembang seperti lumut di sudut-sudut gedung tua. Di tengah semua kekacauan, ada sebuah perusahaan detektif swasta kecil tapi terkenal, "Red-Eye Detective Agency," yang dipimpin oleh Bagas Pratama — seorang jenius yang jarang bicara, namun sekali bicara, pasti menampar logika orang yang mendengarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khairatin Khair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Beberapa minggu setelah penangkapan Hasan Setiawan, suasana kota terasa berbeda. Warga mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan baru yang lebih transparan setelah mengetahui kebenaran di balik organisasi Bayangan. Reputasi para tokoh yang terlibat hancur, dan posisi mereka mulai digantikan oleh orang-orang baru yang diharapkan mampu membawa perubahan.
Namun, di tengah suasana lega, Bagas dan Siti masih merasa bahwa sesuatu belum sepenuhnya selesai. Selama penyelidikan, mereka telah mengungkap berbagai fakta mengerikan, tetapi naluri mereka mengatakan bahwa sisa-sisa Bayangan masih ada, tersembunyi di balik lapisan lain.
---
Surat Tak Dikenal
Suatu pagi, saat mereka tiba di kantor Red-Eye Detective Agency, sebuah amplop berwarna hitam tergeletak di meja resepsionis. Tidak ada nama pengirim, hanya cap merah yang menunjukkan simbol yang pernah mereka lihat di Kamar Tertutup.
Siti menatap amplop itu dengan rasa waspada. “Pak Bagas, ini terlihat seperti peringatan.”
Bagas mengambil amplop itu, membukanya dengan hati-hati. Di dalamnya, terdapat secarik kertas dengan pesan singkat:
“Bayangan mungkin telah jatuh, tetapi sisa-sisanya tetap mengintai. Hati-hatilah, karena mereka tidak akan melupakan siapa yang membawa kehancuran bagi mereka.”
Bagas menatap pesan itu dalam-dalam, lalu meletakkannya di meja. “Sepertinya ada orang yang masih ingin kita berhenti, atau mungkin… mereka ingin kita tahu bahwa perjuangan ini belum sepenuhnya selesai.”
Siti menghela napas, merasa campur aduk antara rasa lega dan kecemasan. “Pak, kalau mereka masih ada, mungkin kita harus tetap waspada. Siapa tahu mereka akan mencoba sesuatu yang lebih licik.”
Bagas mengangguk pelan. “Benar, Siti. Bayangan itu mungkin belum sepenuhnya hilang. Kita harus tetap bersiap.”
---
Tanda-Tanda Baru
Beberapa hari setelah menerima surat misterius itu, Bagas dan Siti mulai memperhatikan beberapa aktivitas yang mencurigakan di sekitar kota. Orang-orang asing tampak berkeliaran di area tertentu, dan beberapa saksi dari kasus Bayangan melaporkan bahwa mereka merasa diikuti. Meskipun jaringan Bayangan sudah terbongkar, ada indikasi bahwa sisa-sisa mereka masih berusaha memulihkan pengaruh mereka.
Siti mengamati catatan laporan dari saksi-saksi tersebut. “Pak, orang-orang ini melaporkan pola yang sama: mereka melihat orang tak dikenal yang muncul secara berkala di sekitar rumah mereka. Beberapa bahkan merasa diintimidasi.”
Bagas merespons dengan serius. “Ini bisa jadi upaya dari sisa-sisa Bayangan untuk menakut-nakuti mereka. Kalau benar, kita harus menyelidiki dan mengumpulkan bukti baru untuk memastikan Bayangan tak bisa bangkit lagi.”
---
Mengunjungi Ratna
Bagas dan Siti memutuskan untuk menemui Ratna, jurnalis yang membantu mereka menyebarkan berita tentang jaringan Bayangan. Ratna menyambut mereka di kantornya, wajahnya menunjukkan kelelahan tetapi tetap semangat.
“Kalian berhasil membongkar mereka, tapi beberapa tokoh masih berusaha menyembunyikan keterlibatan mereka. Tekanan dari kelompok yang tersisa membuatku tetap waspada setiap hari,” ucap Ratna dengan nada prihatin.
Bagas mengangguk, memahami perasaan Ratna. “Kau tidak sendiri, Ratna. Kami juga mendapat surat peringatan. Kelompok ini mungkin tidak akan menyerah begitu saja.”
Ratna menyerahkan dokumen kepada mereka yang berisi laporan tentang beberapa pengusaha dan politisi yang memiliki keterkaitan dengan Bayangan namun lolos dari penyelidikan. “Beberapa orang ini memang tidak terlibat langsung, tapi aku merasa mereka adalah bagian dari sisa-sisa Bayangan yang mencoba membangun kembali jaringan itu.”
Siti membaca dokumen itu dengan seksama. “Jadi, ini semacam lapisan terakhir dari Bayangan? Mereka yang berada di pinggiran, tidak terlalu mencolok, tapi tetap memiliki peran?”
Ratna mengangguk. “Tepat sekali. Kalau kita ingin menghentikan Bayangan sepenuhnya, kita harus menyelidiki mereka satu per satu.”
---
Penyelidikan Baru
Malam itu, di kantor Red-Eye Detective Agency, Bagas dan Siti mulai menyusun rencana untuk menyelidiki orang-orang yang tersisa dalam jaringan Bayangan. Mereka menyusun daftar nama dan lokasi-lokasi penting yang diduga masih dikendalikan oleh pengaruh kelompok tersebut.
Siti menunjukkan beberapa nama dalam dokumen yang diberikan Ratna. “Pak, beberapa dari mereka ini adalah pejabat kecil yang memiliki koneksi luas. Kalau mereka bisa mempertahankan posisi mereka, Bayangan mungkin akan tetap memiliki kesempatan untuk bangkit.”
Bagas mengangguk, matanya menyipit. “Kita harus memastikan mereka tidak bisa melanjutkan apa yang sudah dihancurkan. Kita akan menyelidiki mereka, tapi kita juga harus tetap berhati-hati. Siapa tahu ada mata-mata di antara mereka yang masih loyal pada Hasan atau pemimpin lainnya.”
---
Menghadapi Bayangan Terakhir
Penyelidikan mereka membawa Bagas dan Siti pada jaringan yang tersembunyi dengan rapi, seakan menjadi sisa-sisa terakhir dari Bayangan. Salah satu petunjuk membawa mereka ke sebuah bangunan tua di pinggir kota, yang sering dikunjungi oleh beberapa nama dalam daftar mereka.
Malam itu, Bagas dan Siti memutuskan untuk menyelinap ke gedung tersebut. Mereka masuk dengan hati-hati, melalui pintu belakang yang tampaknya jarang digunakan. Di dalam, mereka mendengar suara bisikan dan langkah kaki. Mereka menyusuri lorong-lorong gelap, hingga akhirnya menemukan sebuah ruangan besar tempat beberapa orang berkumpul, mendiskusikan cara untuk membangun kembali pengaruh Bayangan di kota.
Bagas dan Siti bersembunyi di balik pintu, mendengarkan percakapan yang penuh dengan rencana licik untuk memperkuat kembali jaringan Bayangan. Percakapan itu diakhiri dengan satu kalimat yang menggetarkan hati mereka.
“Sebelum Bagas Pratama dan rekannya menggagalkan semua rencana ini, kita harus menyelesaikan mereka. Mereka adalah ancaman terbesar bagi kita.”
Siti menatap Bagas, wajahnya cemas. “Pak, mereka tahu kita masih menyelidiki mereka. Kita harus bergerak cepat sebelum mereka benar-benar melancarkan serangan.”
Bagas mengangguk, lalu memberi isyarat untuk mundur dan meninggalkan gedung itu tanpa menarik perhatian. Mereka tahu bahwa mereka baru saja menemukan sisa terakhir dari Bayangan, dan kali ini mereka harus bertindak cepat dan tegas untuk menghentikannya sepenuhnya.
---
Menyerang Balik
Keesokan harinya, Bagas dan Siti segera menyusun rencana untuk menyebarkan bukti yang mereka dapatkan tentang pertemuan terakhir Bayangan. Mereka menghubungi pihak berwenang dan beberapa jurnalis terpercaya, memastikan bahwa publik tahu bahwa ada upaya untuk membangkitkan kembali jaringan tersebut. Berita itu menyebar dengan cepat, menciptakan tekanan yang luar biasa pada para anggota Bayangan yang tersisa.
Dalam waktu singkat, polisi mulai melakukan penggerebekan ke tempat-tempat yang dicurigai sebagai markas sisa-sisa Bayangan. Beberapa orang yang terlibat dalam pertemuan itu ditangkap, dan koneksi mereka dengan organisasi terlarang itu pun terputus.
---
Semangat.