Mentari dijodohkan oleh ayahnya dengan pria lumpuh. ia terpaksa menerimanya karena ekonomi keluarga dan bakti dia kepada orangtuanya.
apa yang terjadi setelah mentari menikah?
apa akan tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya?
apakah mentari bahagia? atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ristha Aristha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkunjung kerumah mertua
...Rumah Bambang...
Mega menangis, Bambang suaminya terkejut. Tak biasa sang istri menangis seperti anak kecil. Hingga meraung-raung memukul-mukul sofa ruang tengah.
"Mama, kenapa menangis begini?" tanya Bambang pada istrinya.
"Mama, barusan dapat kabar buruk!" jawab Mega dengan terisak-isak.
"Apa itu kabar buruknya?" tanya Bambang penasaran.
Apa yang terjadi saat ini ada kaitannya dengan Dirga, Sebagai anak pemilik pabrik itu? Sehingga membuat Mega terancam. Karena selama ini catering milik Mega bekerja sama dengan pabrik garmen yang dikelola oleh Beni.
Saat itu Mega sempat menghina Dirga. Bahkan ia sempat datang kerumah Beni untuk menghina Mentari, sebagai mantan Reza yang telah dibuang. Karena Mega menganggap Mentari begitu rendah.
"Mama, barusan mendapatkan kabar Pah, dari Bu Anggi pegawai pabrik garmen Pak Beni, yang biasanya mengurus kerja sama dengan kami.
Bu Anggi menyampaikan bahwa kerjasama antara pabrik garmen dan catering milik Mama tidak akan di perpanjang lagi kontraknya ", Mega menjelaskan dengan sesekali sesenggukan.
"Pasti ini ada hubungannya dengan Mentari, yang saat itu Mama menghina Mentari di depan mertuanya . Mungkin mertuanya tidak terima, bahkan Mama menghina putranya yang lumpuh!" timpal Bambang.
"Tapi, apa yang Mama katakan itu fakta, Pa! Ini tidak adil, seharusnya mereka tidak melibatkan urusan pribadi dengan pekerjaan!" Mega memegangi keningnya, karena kepalanya sangat sakit.
Mega berencana ingin membeli mobil baru dengan cara credit. Namun, semua rencana itu harus batal. Jika, Mega tidak bekerja sama dengan pabrik garmen lagi. Mega akan dapat pemasukan dari mana lagi? Sedangkan dari pabrik garmen lah yang paling menguntungkan baginya.
****************
Dengan pengakuan Beni kemarin, sekarang semua warga Desa tidak ada yang berani lagi untuk meremehkan keluarga Mentari.
Kemarin masih ada yang meragukan kekayaan Dirga. Mereka tahu dari Narti, jika Dirga adalah anak dari pembantu dan sopir.
"Beruntung banget Mentari, menikah dengan pria kaya raya anak konglomerat dan pemilik pabrik. bagaimana ya, jadi Mentari ? Apakah dia pernah terbayang mendapatkan pria kaya, walaupun suaminya lumpuh. Tapi Dirga itu tampan!" ujar Ibu-ibu yang sedang belanja sayur.
Hal itu terdengar oleh Gendis. Saat itu dia ikut dengan Narti untuk membeli sayuran. Gendis mengidam ingin makan sup ayam. Sehingga dia memutuskan untuk memilih sayuran sendiri yang masih terlihat bagus dan fresh.
"Walah, sangat senang lah menjadi Mentari. Dulu kehidupannya sangat susah, kerjanya hanya di minimarket kecil-kecilan. Gajinya tidak seberapa, apalagi adik-adiknya masih sekolah. Dia dan bapaknya yang menghidupi keluarga mereka, sekarang kehidupan Mentari berubah 180 derajat. Mempunyai rumah mewah, mobilnya juga mewah. Tidak perlu kerja keras, ada pelayan yang melayani. Bagaimana nggak enak hidupnya sekarang seperti ratu!" ujar Bu Sari.
"Lihat kan kemarin Ibu-ibu, Mentari juga mempunyai mertua yang tampak sayang padanya. Walaupun mereka berbeda status sosialnya, tapi aku lihat mertuanya sangat perhatian. Bahkan ia mengangkat derajat besannya!" timpal yang lain.
"Heh! Ibu-ibu tukang gosip! Kalian, kalau mau belanja ya fokus belanja saja. Tidak usah menggosip terus!" bentak Gendis.
Telinga Gendis panas saat mendengar obrolan ibu-ibu yang memuji Mentari, serta keluarganya yang beruntung bisa menikah dengan Dirga.
"Iya nih! Asyik membicarakan orang saja, kasihan tuh tukang sayur nungguin kalian belanja!" timpal Narti sinis.
"Wah! Kenapa kalian yang marah? Pasti kalian iri, ya!" Bu Sari menertawakan kemarahan Gendis, karena obrolan mereka.
"Kenapa Akau harus iri? Kalian itu berisik! Aku ingin belanja disini, kasihan tukang sayur yang nunggu kalian belanja lama. Tapi belinya nggak seberapa! Ketua Gendis.
Dadanya naik turun saat berbicara dengan ibu-ibu. Gendis semakin kesal saat dikatain iri dengan kehidupan Mentari sekarang.
"Halah! Kelihatan kalau kamu itu iri. Sudah sejak lama kamu tidak menyukai Mentari. Meskipun kalian saudara, tapi kamu sering menyakiti Mentari. Parahnya merebut calon suaminya. Dan sekarang Alhamdulillah mentari mendapatkan ganti yang lebih dari, Reza!" Bu Sari terus membandingkan keduanya.
"Jaga ucapan kalian! Gendis sedang hamil", Narti menunjuk mereka.
tidak tahan lagi, Gendis pergi begitu saja tanpa membawa belanjaannya. Fakta ini sangat menyakiti hati Gendis.
Gadis yang selama ini ia hina sebagai Upik abu. Justru mendapatkan pangeran. Sedangkan Reza tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Dirga. Meskipun Dirga lumpuh, tapi ia memiliki segalanya. Gendis sangat menginginkan hal seperti itu dari suaminya.
"Saya ngutang dulu, besok saya bayar!" ujar Narti yang kemudian menyusul putrinya.
"Huuuuuu...! Ngakunya orang kaya, malah ngutang sayur!" teriak ibu-ibu.
Tukang sayur hanya menepuk jidat saat mendengar ucapan Narti.tidak hanya sekali Narti ngutang, sudah sering dan bahkan belum dibayar.
****************
...Rumah Mentari ...
"Besok akan ada acara makan malam dirumah keluargaku. Mama meminta kita untuk bersiap siang ini untuk menginap beberapa hari disana", ujar Dirga ketika Mentari keluar dari kamar mandi.
Mentari hanya menggunakan handuk kimono. Baru kali ini Dirga melihat Mentari cukup terbuka, biasanya ia hanya menggunakan setelan piyama lengan panjang.
"Baik Mas, aku akan mempersiapkan diri dan mengemasi pakaian kita", jawab Mentari.
Mentari baru saja mandi, dia bangun subuh setelah itu menyambung tidurnya lagi. Rasa lelah menyerang dirinya setelah acara resepsi kemarin.
Dirga curi-curi pandang. Dirga memperhatikan Mentari yang tampak cantik.
Mentari seakan sadar dengan tatapan suaminya. Dia membalas tatapan Dirga dan tersenyum. Dirga justru berpura-pura main ponsel.
Semakin cuek Dirga, mentari semakin tertantang untuk meluluhkan hati suaminya. Ia akan bermain halus, berusaha membuat Dirga terpesona pada dirinya.
Sekarang Mentari selalu mengenakan pakaian bagus, berdandan agar terlihat menarik.
****************
Rumah Dita
Mentari masuki kamar suaminya. Kamarnya sangat mewah, bahkan seperti kamar presiden suite yang ada di hotel bintang lima.
mentari takjub dengan rumah keluarga Dirga. Sangat mewah sekali hunian mereka.
"Saya mau menemui Mama", ujar Dirga memutar kursi rodanya.
"Mau, aku bantu mas?" Mentari menawarkan diri.
"Tidak usah!" tolak Dirga
Mentari mengulum senyum. Dirga masih saja bersikap dingin padanya.
Ada dua pelayan yang membawakan barang mereka. Setelah menaruh barang, pelayan itu membantu Dirga untuk menemui Mamanya.
Mentari duduk di bibir ranjang. Kasurnya sangat empuk. Membuat Mentari mengusap bagian atas sepre itu.
"Lembut!" gumam Mentari.
Namun, pandangan Mentari beralih kesebuah bingkai foto yang terbalik di dekat bantal.
Segera Mentari meraih bingkai bingkai foto itu. Senyum Mentari seketika memudar saat melihat foto wanita cantik.
Kulitnya mulus, mengenakan dress warna putih. Senyumnya sangat manis.
"Siapa dia?" gumam Mentari.
Foto ini berada di dalam kamar suaminya. Pasti perempuan ini sangat sepesial bagi Dirga. Hingga fotonya dicetak.
"Apakah dia, mantan kekasih suamiku?"
lanjut thor
ines bukan rasa cinta itu..