Suatu kesialan bagi Kiela yang terjebak masuk ke dalam komik bergenre boys' love, ia di beri misi untuk membuat dua tokoh utama laki-laki, yaitu Jaxon dan Nathan agar kembali tertarik kepada perempuan.
-
Hanya dengan cara itu, Kiela jadi bisa kembali ke dunia nyata.
|
-
"Bgst bener si Sasa! gara gara dia gue masuk ke komik ini, mana ternyata komik bxb lagi anjg!" kesal Kiela meninju udara.
-
Kiela memang senang membaca komik lewat ipad nya, namun memang hari sial tak ada di kalender!
Karena komik gay itu, Kiela mendapatkan malapetaka, keluarga nya meninggal semua, hanya tersisa diri nya sendiri.
Namun Kiela di beri kesempatan untuk mengulang kembali hidup nya, dari waktu sebelum ia membaca komik bxb itu, tapi dengan syarat, Kiela harus membuat dua tokoh utama itu kembali menyukai perempuan.
_
Apakah Kiela akan berhasil melakukan misi itu?
"bisa di sembuhin ngga sih kalo orang belok gitu? aduhhh gue harus gimana iniii" Kesal Kiela frustasi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ledolphine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semua gara-gara lo!
"hiks......"
"udah sayang, jangan nangis terus..."
"heungg.... hiks"
"........." Kiela mengernyit kan dahi nya, ia mendengar suara suara dari orang orang yang ia kenal...
tapi....
kenapa ada yang menangis?
"......." Kiela perlahan membuka mata nya
'mimpi?' batin Kiela bingung
"kaii?" Sasa langsung terbelalak kaget begitu melihat Kiela akhir nya membuka mata
Kiela mengernyit kan dahi nya, ia pun menoleh, melihat ada Sasa dan Tante Winda
"kamu mau minum Kai?" tanya Winda dengan lembut
Kiela masih mengerjapkan mata nya beberapa kali, ia bingung....
"kenapa kita di sini Tante?" tanya Kiela mengernyit kan dahi nya bingung
Kiela mengedarkan pandangan nya ke sekeliling, gadis itu terdiam sejenak, berusaha mengingat sesuatu
Sasa dan Winda saling melemparkan tatapan nya, mereka benar benar merasa kasihan dengan Kiela
"Tante, ini dimana? di rumah sakit?" tanya Kiela, ia ingat kalau ia mengalami kecelakaan, ia sempat melihat pemandangan yang sangat ia takuti sebelum ia memejamkan mata nya dan tak mengingat apapun
dan yang paling masuk akal adalah...
ia kini ada di rumah sakit.
"Mama di mana tante? mama udah di tangani sama dokter?"
"Papa juga sakit tante, papa di sini juga kan?"
"Kevano dimana tante? dia di samping aku tadi nya"
"aku ngeliat mereka bedarah semua tante...."
"Mereka dimana? aku pengen liat mereka tantee"
Kiela terus bertanya banyak hal, dengan mata gadis itu yang sudah mengeluarkan air mata sejak awal ia bertanya
Kiela tau dan ingat kalau telah terjadi kecelakaan, dan pemandangan yang mengerikan itu pun tentu tak akan pernah Kiela lupakan, tapi Kiela masih denial.
Tentu saja Kiela masih berharap bahwa semua nya baik baik saja kan?
Kiela harap semua hanya luka luka ringan saja
"aku pengen liat mereka tan-" Kiela terdiam, begitu merasa bahwa ada sesuatu yang aneh
Kiela mengernyit kan dahi nya, ia menunduk
"Kenapa kaki gue ngga bisa di gerakin?" tanya Kiela dengan jantung yang berdegup kencang
"tante...." Kiela mengangkat kepala nya menatap Winda
Winda meneteskan air mata nya dan segera membuang muka, ia tak kuat melihat tatapan Kiela yang rapuh itu
"Tante.... kaki aku kenapa tante...?" tanya Kiela semakin deras mengeluarkan air mata
Kiela menoleh, menatap Sasa, "kaki gue kenapa Sa....?" tanya Kiela, dan Sasa hanya bisa menunduk
"Tante aku pengen ke mama Tanteeeee" tangis Kiela pecah kini
semua hal mendadak Kiela ketahui dan sadari sekarang
"........" Winda mendongak, ia berusaha menghela nafas, menenangkan diri nya
"Kiela...." panggil Winda lembut, ia duduk di tepi ranjang
"mau ke mama?" tanya Winda mengusap air mata yang mengalir dari wajah Kiela
meskipun dulu saat kecil Kiela memang Bocil kematian, namun semakin besar, ia juga malah semakin akrab dengan Kiela
karena memang pada dasar nya, Kiela adalah anak yang baik, cuma memang suka bertingkah saja. sama seperti hal nya Sasa, putri nya sendiri.
Kiela mengangguk dan berusaha menenangkan diri nya
"oke..." Winda tersenyum lalu mengangguk
"Kiela, tante mau ngomong dulu sama Kiela ya tapi" lanjut Winda dengan lembut
Kiela menelan ludah nya susah payah, mendengar kalimat itu saja, Kiela langsung merasa bahwa apa yang akan ia dengar bukan lah hal yang bagus
"iya" Kiela mengangguk
Winda menghela nafas, "Jadi, waktu kecelakaan tadi, benturan keras itu ngaruh ke tulang punggung bagian bawah kamu, dokter bilang, ada saraf yang rusak parah karena tekanan dari benturan, dan itu sebabnya kaki kamu nggak bisa digerakin sekarang…" jelas Winda se tenang mungkin
"........" Kiela sudah mengira tentang hal ini, namun mendengar konfirmasi nya langsung, membuat air mata gadis itu kembali mengalir deras
rasa nya sakit sekali hatinya....
mendengar hal ini.
"Tapi jangan khawatir, masih ada beberapa opsi untuk terapi. Kita coba semua yang terbaik, ya? tante, om Tio, sama Sasa ngga akan ninggalin kamu." lanjut Winda dengan senyum nya
"hiks...." Kiela menunduk
Padahal....
Sore ini Kiela ingin bermain basket dengan Kevano, tapi kenapa malah seperti ini?
"mama, papa, sama Kevano di mana tante?" tanya Kiela kini, bagaimana pun, ia harus tetap melihat keadaan keluarga nya, karena sumber utama kekuatan hati dan batin nya adalah dari keluarga nya sendiri.
Sasa dan Winda saling melemparkan tatapan sejenak
"......kenapa?" tanya Kiela kembali takut, jantung nya terus berdegup kencang, dan semakin kencang sekarang
Winda beranjak dari ranjang, ia mengambil kursi roda
Sasa ikut beranjak dari duduk nya, ia dan Winda menghampiri Kiela, membantu Kiela untuk pindah, duduk di kursi roda
"......" Kiela terus terdiam menerima bantuan itu
pikiran nya benar benar kacau sekarang.
Kiela tak bisa berpikir jernih
hingga begitu Sasa mendorong kursi roda nya pun, Kiela hanya bengong menatap ke depan
'kenapa jadi begini.....' batin Kiela memejamkan mata nya
sungguh....
tak pernah Kiela bayangkan seumur hidup nya bahwa ia akan mengalami hal seperti ini
"Dahi Kiela berkerut melihat tulisan di suatu ruangan yang hendak ia lewati
"kenapa ruangan nya jauh sama tempat aku tadi tante? kenapa di pisah jauh? di sini masih ada kamar rawat?" tanya Kiela celingukan
tak ada sahutan dari Sasa ataupun Winda
deg.
Mata Kiela melotot kaget melihat Tio, Papa nya Sasa, yang baru saja keluar dari Kamar Mayat, dan ia pun tiba tiba berhenti di depan kamar mayat itu
padahal....
Kiela masih berpikiran positif dengan mencari cari kamar untuk rawat inap di sekitar sini
tapi ternyata memang tak ada.
hanya ada kamar mayat dan ruangan tanpa nama lain nya
"om? abis ngapain?" tanya Kiela dengan polos nya, ia benar benar tak mau mendengar jawaban yang paling menakut kan untuk ia dengar.
tapi....
hanya jawaban itu lah yang paling masuk akal...
Tio tersenyum, "Kiela anak yang kuat, anak yang hebat" ujar Tio mengusap usap puncak kepala Kiela, kemudian membuka kan pintu kamar mayat itu,
terlihat masih ada suster di sana
"ngapain kita ke sini?" tanya Kiela masih tak mau percaya
"Kiela...." Winda mengelus puncak kepala Kiela dengan lembut
"Mama, Papa, sama Kevano ngga bisa di selamatkan, mereka nitipin Kiela ke tante sama om" lanjut Winda
"ngga..." Kiela menggeleng
"jangan bercanda tante" Kiela mendongak menatap Winda, dengan tatapan tajam
"ngga lucu!" ujar Kiela emosi
Winda mengernyit kan dahi nya, dada nya terasa sesak melihat respon Kiela itu
Tio menatap sendu taman putri nya itu, gadis yang malang.....
Tio pun membuka kain yang menutupi wajah Rangga, Marissa, dan juga Kevano
deg.
mulut Kiela terbuka, gadis itu menganga kaget
"hiks......" Tubuh Kiela benar benar lemas melihat wajah pucat kedua orang tua nya dan adik nya itu
"maafin Kiela.... maafin Kiela mah... pah... de..." tangis Kiela pecah
"vano... katanya mau main basket sore ini....hiks" Kiela terisak melihat wajah adik nya yang memang kadang menyebalkan itu
tapi sungguh, Kiela benar benar menyayangi Kevano dengan setulus hati nya
bocah itu sangat lucu dan menggemaskan, meskipun tengil, tapi dia sangat perhatian saat Kiela sedang sakit, dan menghibur Kiela saat merasa sedih...
"maafin Kiela ma... Kiela selalu aja bikin mama sedih, bahkan... hiks" Kiela tak sanggup melanjutkan kalimat nya
"Papa....." Kiela benar benar menangis, ia mengeluarkan semua rasa sesak di dada nya, tangisan nya kali ini terasa sangat tenang....
Harus nya Kiela tak membuat mama nya melihat komik itu hingga pingsan,
harus nya Papa tak perlu membawa Mama ke rumah sakit, karena ia pun sedang demam dan pusing.
Kevano masih punya cita cita yang belum terwujud, harus nya bocah itu tak kehilangan nyawa nya seperti ini
semua ini gara gara Kiela.
kalau saja ia tak membaca komik itu....
eh....
Kiela meoleh, menatap Sasa tajam, "ini semua gara gara lo anjg!" Bentak Kiela menatap Sasa tajam
"kalo Lo ngga ngerjain gue buat baca komik itu! keluarga gue ngga akan meninggal kaya gini! gue ngga akan lumpuh!!" bentak Kiela benar benar tak bisa menguasai diri nya sendiri
Sasa, Winda, dan Tio melotot kaget, begitu juga dua suster yang masih ada di ruangan ini
"gue benci banget sama lo Sa! benciiii" teriak Kiela dengan nafas yang tak beraturan
"heung..... gue benci banget sama lo Sasa...." Kiela pun hilang kesadaran.