Luka Atas Janji & Penantian Ku Gus

Mereka pun lanjut mengobrol ringan,Zahwa sudah mulai beradaptasi dengan mereka walaupun mereka baru Zahwa kenal beberapa jam yang lalu. Namun karena keluarga itu asik santai dan humoris, membuat Zahwa nyaman,dan gampang beradaptasi.

"Nak kamu udah bereskan barang barang kamu ke lemari belum?"tanya Bu zahro di balas gelengan kepala oleh Zahwa.

"Ya udah biar nanti di bereskan sama pelayan aja."ucap Bu zahro.

"Gak usah Bu,kan Zahwa cuman sehari aja kan disini. Besok Zahwa akan mencari tempat tinggal,jadi gak usah di beresin."ucap Zahwa.

"Loh kok gitu nak, udahlah kamu tinggal di sini aja dengan kami. Kasihan juga ibu gak ada temen nya,kan kalau kamu disini,ibu ada temannya."ucap pak Mustafa.

"Gak perlu om saya takut merepotkan kalian jika tinggal disini, lagipula saya punya kok uang untuk membeli atau menyewa sebuah rumah atau apartemen."ucap Zahwa.

"Mending uang nya kamu simpen aja nak, tinggal sama kamu disini. Kami gak keberatan dan tak merasa di repotkan jika kamu disini,malahan kami senang. Kamu kan juga baru disini dan sendirian,nanti takutnya ada apa apa kan kalau sama kita kamu aman. Apalagi sekarang lagi maraknya kejahatan dan di sini itu kota pasti nya kejahatan ada dimana mana."ucap Bu zahro di setujui oleh suami dan anaknya.

"Kalau kamu merasa gak enak hanya tinggal di sini saja,kamu juga bisa bekerja di butik istri saya. Kebetulan istri saya punya butik disini,dan butuh karyawan lagi. Kamu bisa kerja sama ibu,dan tetep tinggal di sini,kamu juga bisa belajar lebih banyak tentang permodelan dan per-desain baju,bukan nya kamu tadi katanya tertarik ke dunia desain baju. Istri saya ini pemilik butik Az-Zahra colection loh,pasti kamu tau kan."ucap pak Mustafa di balas anggukan oleh Zahwa.

"Benar itu nak kamu bisa tetap tinggal disini dan bekerja di butik ibu,buat nambah nambah pengalaman sebelum masuk ke dunia per-desain."ucap Bu zahro.

Tampak Zahwa berpikir sejenak,benar juga apa kata Bu zahro dan pak jika dia bekerja di butik Bu zahro dia akan lebih mengetahui tentang dunia kerja yang ingin dia geluti.

Zahwa juga sadar dia masih sangat minim ilmu tentang per-desain baju,dia harus belajar dengan orang yang sudah sukses di bidang itu. Dan,yah jawabannya adalah Bu zahro. Dia salah satu pemilik butik tersohor di Jawa tengah,butik Bu zahro sering kali menjadi berita menarik di sosial media,dan menjadi viral.

Tak ada salahnya jika Zahwa menyetujui saran dari Bu zahro dan suaminya,"emang nya gak papa Bu?"tanya Zahwa masih sedikit tak enak hati.

Bu zahro sangat baik kepadanya, padahal mereka baru pertama kali bertemu. "Tentu saja gak papa nak,malahan ibu senang kalau kamu menerima tawaran ibu."ucap Bu zahro.

"Baiklah,Zahwa mau tinggal di sini dan bekerja di butik ibu."ucap Zahwa sembari tersenyum.

"Terimakasih telah mau berbaik hati pada Zahwa."

"Sama sama nak,kita juga senang kalau kamu tetap tinggal di sini. Ibu jadi punya temen dan serasa punya anak perempuan."ucap Bu zahro mengelus kepala Zahwa yang tertutup kerudung itu.

Mereka pun melanjutkan dengan mengobrol kembali,entah itu menanyakan tentang asal usul Zahwa, ataupun mengenalkan Zahwa tentang keluarga itu. Mereka juga mengobrol sembari menonton film di layar televisi yang besar yang ada di ruangan itu.

Zahwa serasa menonton bioskop karena televisi nya sangat besar. "Baru sadar dari tadi kita ngobrol, biasanya ada cemilan sama minuman dingin. Ini kok gak ada,ibu lupa yah gak ngambil cemilan tadi."ucap Arthur.

"Eh iya lupa,ya udah ibu ambilkan dulu cemilan nya yah."ucap ibu zahro,namun sebelum dia bangkit dari duduknya zahwa mencegah nya.

"Biar Zahwa aja Bu yang ambil."ucap Zahwa di a pun bangkit dari duduknya dan pergi ke dapur untuk mengambil cemilan dan minuman untuk mereka.

Zahwa mengambil beberapa cemilan dan juga empat minum dingin,Zahwa kembali dengan satu pelayan yang membawa minuman sedangkan Zahwa membawa cemilan.

"Loh ibu kemana?"tanya Zahwa saat tiba disana Bu zahro danpak Mustafa tidak ada A di sana.

"Lagi malaksanakan ibadah malam Jumat."ucap Arthur langsung mengambil cemilan dan memakannya.

"Terus kenapa kamu gak ikut,kok ibu gak ngajak aku malam jumatan. Ayo ikut biar dapat pahala."ajak Zahwa membuat Arthur tersedak makanan.

"Eh kamu kenapa,nih minum. Makanya kalau mau makan doa dulu bukannya langsung comot aja."Zahwa menyodorkan minuman pada Arthur yang langsung di teguk hingga habis olehnya.

Arthur menatap ke arah Zahwa,dia heran apakah wanita di hadapannya ini benar benar polos atau pura pura polos. Masa gak ngerti dengan arti ibadah malam Jum'at.

"Lo gak tau ibadah malam Jum'at itu apa?"tanya Arthur.

"Tau ngaji kan,yasinan, dzikir gitu."ucap Zahwa polos membuat Arthur membulatkan matanya tak menyangka.

Arthur pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,"ayo kita ikut,biar dapat pahala."ucap Zahwa dia berbalik badan,namun terlebih dahulu di cegah oleh Arthur.

"Iya tapi bukan ibadan itu yang gue maksud adinda ku sayang."

"Terus?"

"Ibadah suami istri,Lo mau ikutan kan Lo belum punya suami. Kalau pun mau ayo sama babang,tapi harus ke KUA dulu."ucap Arthur,Zahwa masih diam mencerna ucapan Arthur.

Entah kenapa otaknya sekarang ini jadi loading,melihat ke terdiam Zahwa Arthur pun kembali bertanya.

"Lo masih belum ngerti Zahwa?"tanya Arthur di balas gelengan kepala oleh Zahwa.

"Memasukkan daging ke dalam daging kalau Lo gak ngerti."ucap Arthur memakai bahasa santri,yang pastinya langsung di pahami oleh Zahwa.

Wajah Zahwa pun bersemu merah,malu rasanya dia. Zahwa pun merutuki dirinya yang loading tak mengerti dengan penjelasan Arthur tadi.

"Mau ikut Lo ibadah kayak gitu. Udah biarin aja yang udah halal memadu kasih kita mah nonton film aja,sadar diri belum kawin."ucap Arthur,Zahwa pun mengangguk.

"Tapi ini cuman kita berdua."ucap Zahwa yang tak enak jika harus menonton film hanya berdua dengan Arthur saja.

Arthur pun mengerti dengan kegundahan Zahwa yang pasti tak ingin jika mereka hanya berdua di ruangan itu.

"Tenang ada pelayan di belakang kita,Gus juga gak bakal ngapa ngapain Lo kok."ucap Arthur menunjukkan salah satu pelayan yang berada tak jauh dari mereka.

Arthur pun menyuruh pelayan itu untuk tak beranjak dari tempatnya sebelum Zahwa dan Arthur pergi ke kamar masing masing.

Zahwa kemudian duduk di kursi satunya lagi,berjarak dua meter dari Arthur,dan mulai ikut menonton film. Arthur pun tak mempermasalahkan jika Zahwa tak ingin berdekatan dengan nya,dia mengerti jika dia dan Zahwa bukan muhrim.

***

Di lain tempat sejak Zhafran kembali ke pesantren itu dan setelah kejadian tadi,kyai Malik banyak memberikan nasihat nasihat pada Gus Zhafran.

Sejak pulang Zhafran lebih sering diam dan melamun, seperti sekarang ini setelah sholat isya dan pengajian, zahfran duduk di kursi balon kamarnya menatap ke arah langit yang di hiasi dengan ribuan bintang dan sinar bulan.

Sudah satu jam lamanya Zhafran di sana,tak ada yang dia lakukan selain duduk dan menatap ke arah langit,tak ada secangkir teh ataupun kopi yang menemani nya.

Tubuhnya memang diam tapi tidak dengan pikiran nya yang sedari tadi melayang entah kemana,tentu saja pikiran nya melayang kepada sang pujaan hati yang ingin dia lupakan dalam hatinya,namun ternyata tak semudah itu melupakan seseorang.

"Zahwa apakah kamu disana baik baik saja? Apakah kamu disana sudah bisa memaafkan saya dan melupakan saya. Maafkan saya Zahwa saya sangat menyesal,andai saya tak mengambil keputusan ini. Mungkin kita sudah bahagia saat ini, keluarga kita pun akan bahagian dan bunda Yara pasti bisa dengan tenang pergi dari dunia ini."ucap Zhafran dalam hatinya.

"Memang susah melupakan kamu Zahwa,kamu memenuhi isi hati saya, hingga susah untuk membiarkan saya jatuh cinta pada Nadia. Saya tak akan melupakan kamu,saya akan menyimpan namamu di hati saya,tapi izinkan saya untuk memasukan rasa cinta untuk Nadia di hati saya."

Memang cinta pertama itu sulit untuk di lupakan, makanya banyak orang yang menyimpan cinta pertamanya di tempat yang spesial dalam hatinya dan menyimpan nama lain tanpa melupakan cinta pertamanya.

Bahkan ada juga yang berkata jika cinta seseorang akan habis di cinta pertama nya,cinta yang lain hanya di jadikan untuk melanjutkan hidupnya.

"Saya mencintaimu Zahwa dan akan tetap mencintaimu, maafkan saya semoga kamu disana bahagia, walaupun kita tak bisa bersama."ucap Zhafran lirih kemudian memejamkan matanya.

Sedetik kemudian dia merasakan ada seseorang yang duduk di pangkuan nya, Zhafran pun membuka matanya. Awalnya dia melihat wajah Zahwa yang tengah tersenyum padanya,sedetik kemudian dia kembali tersadar saat wanita yang duduk di pangkuan nya itu mengelus rahang tegasnya.

Untung saja tadi Zhafran belum mengucapkan kata "Zahwa". Ternyata tadi hanya halusinasi nya saja,wanita yang duduk di pangkuan nya itu adalah Nadia.

Zhafran pun membalas senyuman Nadia,"kenapa keluar dengan baju seperti ini,dingin di dalam aja."ucap Zhafran karena saat ini Nadia menggunakan baju tidur satin dengan celana yang hanya sebatas lutut saja dan baju dengan lengan pendek.

"Kamu lagi ngapain disini,ada masalah hmm?"tanya Nadia sembari mengusap rambut Zhafran.

Zhafran pun menggelengkan kepalanya sembari menikmati elusan dari Nadia,"kamu gak dingin?"tanya Zhafran.

"Enggak kan ada kamu penghangat nya."Nadia pun mengecup bibir Zhafran.

Yang di cium pun tak menyia-nyiakan nya, Zhafran langsung membalas dengan lumatan. Dan berakhirlah mereka dengan pengutuan bi**r itu.

Setelah dirasa kehabisan oksigen keduanya melepaskan ciuman itu,dan menyatukan kening mereka berdua, dengan nafas yang terengah-engah.

Nadia kemudian membisikan sesuatu pada Zhafran,"kamu gak mau malam Jum'at?"bisik Nadia sembari meniup halus telinga Zhafran.

Tentu mendengar ucapan Nadia dan perlakuan nya membuat Zhafran terbawa hasrat,dia pun langsung mengangkat Nadia ala bridal style dan membawanya ke dalam kamar.

Dan... Yah mereka melaksanakan ibadah malam Jum'at,udah tau lah yah ibadah nya ngapain aja,wkwkwk.