Semua terjadi begitu saja, karena ibu yang menjodohkannya maka Hasyim terpaksa menikahi karena menurutnya Cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama. Sedangkan Hana menerima pernikahan tersebut karena sudah istikharah, dialah jodohnya!
Penasaran? yuk ikuti cerita Hani_Hany hanya di noveltoon ♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Malam harinya Hana dan Hasna beraktivitas seperti biasa di kampus. Besok pengumuman dan melakukan pendaftaran ulang di S1.
"Hasna, kamu jadi ambil jurusan apa de?"
"Pendidikan Bahasa Inggris ya kak?"
"Iya boleh. Sesuai yang kamu minati de."
"Iya kak. Kakak sudah telfon ibu kah?"
"Belum de, kakak sibuk ini." Hasna mengangguk lalu menelfon ibunya.
'Ibu apa kabar dan ayah, adik juga?' tanya Hasna beruntun. 'Maaf baru sempat menelfon ibu.' ucapnya.
'Kami disini baik nak. Gak apa² nak, kalian disana baik² saja kan?'
'AlhamduLillah kami juga baik bu.' sahut Hana karena di loudspeaker.
'Iya baik² disana nak, kami selalu rindu kalian. Ya sudah ibu tutup dulu ya karena masih ada pekerjaan ibu.'
'Iya bu.' setelah salam telfonnya terputus.
"Ibu bahagia kalian sudah besar nak, sukses ya!" gumam ibu pelan. Ibu berusaha kuat dan tegar didepan anak²nya!
***
Pengumuman kelulusan tes memasuki Pascasarjana IAIN Palopo.
"AlhamduLillah lulus. Berapa orang teman kelasku ya?" dia cek nama² temannya di Pasca jurusan MPI.
"Andi, Arifin, Diana, Hartati, Hikma, Irfan, Jamal, Ni'mah, Risma, Sahar, Santoso, dan Zain. Wah masya Allah banyak juga!" gumam Hana pelan.
"Memasuki perkuliahan awal bulan September, tapi akan diadakan Matrikulasi di bulan ini." gumam Hana lagi.
"Hay sudah datang? Bagaimana lulus jiki?" sapa Ni'mah pada Hana.
"Iye AlhamduLillah lulus semua jiki. Ayo cek kelas!" ajak Hana. Ni'mah hanya mengangguk setuju lalu berjalan beriringan menuju gedung Pascasarjana untuk mencari kelasnya.
"Ini, gedung E satu kan?" tanya Ni'mah.
"Hmm benar. Cek ke dalam yuk!" ajak Hana. Ruangan yang cukup luas dan nyaman untuk belajar. Perkuliahan mereka memang tidak setiap hari melainkan hanya hari Sabtu dan Ahad.
"Apa kegiatan ta kalau hari Senin sampai Jum'at?"
"Belum ada sih, karena baru beberapa hari k disini kurang lebih dua pekan kayaknya." Hana tampak berpikir.
"Mau ki kah mengajar di tempatku?" ajaknya antusias.
"Dimana?"
"Di MTs al-Falah, memang swasta tapi banyak juga siswanya."
"Nanti aku pikirkan dulu ya! Rencana aku mau kerja makalah saja atau Proposal Skripsi dan tesis gitu supaya aku tetap dikos sambil memantau adik aku Mah." Ni'mah hanya mengangguk paham.
"Pikirkan saja dulu, nanti kalau berminat kabari k saja nah. Ini nomor telfonku 085xxxxxx123, hubungi saja. Ok!"
"Terima kasih ya."
"Hm sama² Hana. Pulang k duluan nah karena masih ada urusanku ini, datang k cek ke lulusan dan ruangan saja. Hehehe." ucapnya saat pamit lalu pergi ke tempat tujuan.
"Pulang juga deh!" gumam Hana pelan. "Mungkin adik ke Kampus, diakan sudah mulai ospek." gumamnya lagi dalam hati, kemudian melangkah pergi menuju Kos. Belum tiba dikos Hana ketemu dosennya.
"Hana, kamu lanjut S2 nak?" tanya ibu Anita.
"Iya bu, hehehe." jawabnya singkat.
"Bagus itu, berpeluang jadi dosen. Semangat nah!"
"Terima kasih ibu." mereka bersalaman lalu berpisah dan Hana melanjutkan langkah menuju kos.
***
Perkuliahan sudah dimulai di hari Sabtu dan Ahad. Sebelum masuk perkuliahan mereka saling berkenalan. Saat masuk perkuliahan meski masih awal tapi banyak tugas yang dosen berikan!
"Banyaknya tugas ini. Siapa yang bisa bantu dikelas?" tanya pak Arifin pada teman kelasnya.
"Hana bisa bantu ki pak!" seru Ni'mah semangat.
"Wah boleh sekali itu. Saya sibuk disekolah Hana, tolong bantu ya? Nanti masalah administrasinya kabari saja atau kirim nomor rekeningnya."
"Insya Allah siap pak. Terima kasih Ni'mah sudah beri jalan."
"Sama² Hana tapi bantu juga tugasku nah. Hehehe."
"Ada juga maunya pale! Bolehlah, kalau sibuk k kerja makalah berarti tidak jadi maka masuk di MTs al-Falah tempatmu mengajar!" ujar Hana sendu.
"Gak masalah, kan kamu dah dapat kerjaan untuk dikos." Hana hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Sini aku catat siapa saja yang mau dibantu kerja makalahnya! Karena judul dan mata kuliahnya juga perlu dicatat." seusai mencatat yang diperlukan mereka bersiap untuk pulang.
"Hana dan kawan² lainnya ayo ke kantin depan kampus dulu, kita makan² dulu sebagai salam perkenalan. Nanti saya traktir!" ajak pak Arifin.
"Yeee ayo buruan ke kantin, makan gratis kita!" seru Diana paling heboh.
"Ayo." ajak pak Arifin meninggalkan kampus menuju warung makan namanya Pondok Bambu. Setelah sampai di warung makan mereka sibuk memesan makanan dan minuman sesuai selera.
"Apa sih kerja pak Arifin? Kita semua ditraktir ee mantap betul!" bisik Ni'mah pada Hana.
"Kayaknya Kepala Sekolah gitu deh. Aku juga gak tau pasti sih!" jawab Hana. Seusai makan mereka berpisah.
"Terima kasih banyak pak sudah mentraktir kami semua. Alhamdulillah kenyang." ucap Diana. Pak Arifin hanya mengangguk saja.
"Saya pamit ya!" ucap pak Arifin.
"Iya pak. Kami juga mau pulang! Terima kasih pak!" ucap Hana ramah. Mereka berpisah untuk pulang ke rumah masing².
***
Hari² berlalu, diakhir bulan Agustus 2016 akhirnya Hana bertemu ibu Rahma.
'Assalamu'alaikum bu, apa kabar? Dimana sekarang?'
'Waalaikumsalam de. Saya kabar baik, di rumah ini. Kesini ki!'
'Iya bu, aku siap² dulu kesana!' terputuslah sambungan telfonnya lalu Hana bersiap.
"Mumpung lagi free gunakan kesempatan dengan sebaik²nya." gumam Hana sambil bersiap. "Tugas makalah sudah, tinggal tunggu disetor ke pemilik makalah dan menerima upah." ucapnya sambil tersenyum bangga. Melalui hasil kerja² makalah maka Hana dapat menghidupi dirinya dan adiknya di kos meski tanpa uang kiriman orang tuanya.
"Kakak mau kemana?" tanya Hasna yang baru selesai mandi. Sekarang sekitar pukul 08.00 pagi.
"Mau ke rumah ibu Rahma dulu ya, itu teman kakak waktu S1 dulu de!"
"Iya kak. Aku juga ada kegiatan di kampus kak!" Hasna ikut organisasi untuk menyibukkan diri diluar jam mata kuliah.
"Iya hati² ya." ucap Hana. Hasna hanya mengangguk setuju.
***
"Hay bu Rahma!" sapa Hana saat sampai dikediaman ibu Rahma.
"Hay, ayo masuk!" ajak ibu Rahma. Tidak berselang lama datang juga ibu Setia.
"Hay Rahma." sapanya.
"Bu Setia, masuk bu. Ini Hana juga sudah datang! Hana ini teman saya namanya bu Setia." bu Rahma memperkenalkan seraya tersenyum manis.
"Hana bu." ucapnya sambil bersalaman.
"Setia Wati. Panggil saja ibu Setia. Kamu temannya Rahma ya?" Hana hanya tersenyum sambil mengangguk.
"Sudah kerja?" tanyanya lagi.
"Belum bu." Hana menjawab sambil tersenyum. Ibu Rahma datang dengan membawakan minuman dan cemilan untuk menemani mereka mengobrol.
"Begini Hana, ibu Setia juga saya undang kesini karena dia mau carikan anaknya jodoh. Kira² kamu sudah punya calon belum atau pacar gitu?" tanya ibu Rahma hati².
"Aku masih single bu, kalau calon juga belum ada. Jika memang niat serius bisa langsung berkabar ke orang tua saja di rumah." ucap Hana ramah.
"Baiklah jika seperti itu, saya akan tanyakan kembali sama anak saya Hasyim, kalau dia serius saya akan langsung melamar ke rumah kamu. Rumahnya dimana?" tanya bu Setia.
"Di desa Mahalona bu, di Malili."
"Jauh juga. Tidak masalah." mereka banyak mengobrol sambil memakan cemilan yang dihidangkan ibu Rahma.
Siangnya Hana pamit pulang karena sudah menjelang dzuhur. Ibu Setia dan ibu Rahma masih melanjutkan obrolannya.
"Bagaimana ibu? Suka gak sama calon mantu seperti teman saya itu?"
"Suka, dia terlihat ramah dan baik." ucapnya sambil tersenyum. "Semoga Hasyim betul² setuju! Karena selama ini tidak ada cewek yang dia bawa ke rumah yang cocok dengan saya bu." jelas bu Setia.
"Aamiin. Iya bu! Saya dengar, Hana akan melanjutkan S2nya di kampus. Makanya dia kembali ke Palopo. Tapi dia beralasan jika hanya menemani adiknya di Palopo yang akan kuliah." ucap bu Rahma.
"Begitu ya bu! Jadi dia anak orang kaya?" tanyanya semangat.
"Gak juga bu, tapi dia anak yang cerdas bu!" Ibu Setia hanya manggut² paham. Sebenarnya ibu Setia tidak masalah dengan kaya atau tidaknya tapi dia justru bangga kalau punya calon mantu yang kuliah S2 dan cerdas! Ya supaya menunjang sosialitanya.
Berhubung sudah jam dua siang maka ibu Setia pamit pulang.
...----------------...
Bersambung ☆☆☆☆☆