Warning!!
Cerita ini untuk usia 21+, mohon bijak dalam memilih bacaan sesuai usia.
Menceritakan tentang wanita bernama Emma Fiorella (26) yang dimutasikan dari perusahaan cabang ke perusahaan pusat dan bertemu dengan seorang anak kecil yang menabraknya ketika dirinya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan dan membentak ayah anak kecil itu. Namun siapa sangka pria itu ternyata adalah pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22: Makan siang
"Mari Nona Emma saya akan menunjukkan ruangan anda terlebih dahulu," ucap Carlos mengajak Emma. Ruangan kerja Emma tepat berada di depan ruangan Javier.
"Kenapa kamu tiba-tiba jadi sekretaris Pak Javier?" tanya Carlos pada Emma yang sedang merapikan meja kerjanya. Debenarnya Carlos kurang setuju dengan Emma yang menjadi sekretaris Javier. Ia takut Emma mengalami nasib yang sama seperti sekretaris sebelumnya.
"Aku juga tidak tau Pak, tiba-tiba beliau menunjuk saya sebagai sekretarisnya. Saya tidak bisa menolak. Seperti biasa Pak Javier tidak ingin penolakan," pungkas Emma pasrah.
"Emm, bisa tidak kamu panggil namaku saja.." pinta Carlos. Ia ingin lebih dekat dengan Emma.
"Tapi Pak___"
"Oh ayolah Emma, aku hanya ingin berteman denganmu," ujar Carlos tersenyum.
"Hmmm, baiklah...baiklah.." jawab Emma.
"Selama jadi sekretaris bos, kamu harus banyak sabarnya. Dia tipe orang yang mood-moodan. Aku harap kamu bisa bertahan lama. Belum ada sekretaris yang bisa bertahan lama dengannya. Dari yang ku amati sih, itu terjadi sejak istri ya meninggal," ucap Carlos mengambil posisi duduk di kursi. Emma hanya mengangguk saja membalas perkataan Carlos.
************
Bunyi telepon mengagetkan Emma dari pekerjannya, "Halo..?" jawab Emma.
"Aku ingin kopi sekarang juga," ucap Javier lalu mematikan ponselnya. Emma langsung bergegas keluar ruangan menuju pantry kantor.
Tak lama kemudian Emma mengetuk pintu ruangan Javier lalu masuk dengan membawa kopi pesanan Javier.
"Ini kopinya Pak," ujar Emma menaruh secangkir kopi di meja Javier. Pria itu menghentikan kegiatannya sebentar, mengambil kopi dari meja dan menyeruputnya dengan pelan karena masih panas.
"Kenapa rasanya begitu enak.." batin Javier menaruh kembali kopinya di meja.
"Apa jadwal meeting hari ini ada?" tanya Javier kembali fokus pada layar laptop di hadapannya.
"Hari ini kosong Pak," kata Emma.
"Untuk makan siangnya nanti, Bapak ingin makan apa?" tanya Emma. Ya, perihal untuk makan siang Javier, juga menjadi tugas Emma.
"Terserah kamu saja, asalkan jangan pedas," pungkas Javier.
"Baik Pak. Kalau begitu saya permisi dulu," ujar Emma keluar dari ruangan Javier.
Siang harinya Emma sudah memesan makanan untuk Javier dan saat ini ia sedang mengantar makan siang untuk Javier. Ia mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk.
"Permisi Pak, saya ingin mengantarkan makan siang anda," ujar Emma menenteng makanan ditangannya. Emma kemudian menaruhnya di meja sofa.
"Kenapa hanya satu kotak saja.." ujar Javier menaikkan salah satu alisnya. Emma bingung ditempatnya. Ia tidak tahu jika bosnya ternyata memiliki porsi makan yang banyak. Harusnya tadi ia bertanya pada Carlos.
"Maaf Pak saya tidak tau jika porsi makan bapak banyak. Kalau begitu saya akan pesankan lagi," ucap Emma membuka ponselnya.
"Memangnya kamu pikir saya ini babi," pungkas Javier tidak suka.
"Siapa yang mengatai dia babi coba..sensi banget sih," batin Emma.
"Kedepannya, saat memesan makan siang jangan cuma satu. Biasanya saya selalu mentraktir makan siang untuk sekretaris juga," pungkas Javier membuat Emma paham. Ia kira bosnya memang banyak makan.
"Terimakasih sebelumnya Pak, tapi saya selalu bawa bekal dari rumah Pak," ujar Emma membungkukkan badannya.
Javier menatap Emma sebentar, "Kalau begitu bawa bekal mu kesini," tukas Javier.
Apa bosnya akan mengajaknya makan bersama.
"Pak..saya makan di ruangan saya saja.." ujar Emma gugup dan tentu saja langsung mendapatkan tatapan mematikan dari Javier.
"Baiklah kalau begitu Pak," ujar Emma pergi mengambil bekalnya.
"Apa mungkin Pak Javier selalu makan siang bersama dengan sekretarisnya," gumam Emma di ruangannya.
"Hai..." sapa Carlos yang baru saja masuk ke ruangan Emma.
"Aku ingin mengajakmu makan siang bersama," tukas Carlos.
"Maaf Carlos, tapi aku sedang dipanggil bos keruangan nya," ucap Emma.
"Hmm...baiklah kalau begitu. Aku pergi dulu, jangan lewatkan makan siangmu..." ucap Carlos.
#jangan lupa like, vote, rate dan hadiahnya ya. thanks
buat author semangat nulis nya