Gadis yang tengah patah hati karena kekasihnya kedapatan tengah bermesraan di dalam kamar dengan adik tiri itu memilih pergi ke sebuah pulau untuk menenangkan hatinya. Ia merasa begitu hancur setelah kematian sang ibu, karena ayahnya menikah lagi. Dan hal tergilanya, adik tirinya tidur dengan kekasihnya sendiri. Dalam kekalutan, ia memilih pergi ke sebuah club malam untuk melampiaskan kemarahannya. Namun kondisinya yang tengah mabuk membuat ia tak sadar dan merayu seorang pria hingga malam itu menjadi malam terburuk dalam hidupnya. Ia kehilangan mahkota yang telah ia jaga selama ini. Hidupnya bahkan semakin hancur setelah pria yang telah merenggut kesuciannya itu datang dan terus mengusik kehidupnnya. Sampai pada akhirnya ia positif hamil dan mencoba mengakhiri kehidupannya yang begitu rumit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nickname_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rs
Dave membawa Nica menuju Rumah sakit dengan menggunakan mobil nya yang baru saja selesai di perbaiki.
Selama dalam perjalanan Nica hanya diam dan sedikit pun ia tak menoleh ke arah lelaki yang ada di bangku kemudi.
Ia begitu benci dengan kelakuan laki laki di sebelah nya, namun ia juga tak mau menyalahkan laki laki di sebelah nya itu, karna semua murni lantaran ia yang meminta bahkan memaksa.
Sesampai nya di Rumah sakit Nica segera turun dari mobil, sedang Dave yang berniat membukakan pintu hanya menggelengkan kepala melihat Nica yang bersikap acuh pada nya.
Nica dengan langkah tertatih masuk ke dalam rumah sakit,ia tak lupa menutupi wajah nya menggunakan masker.
Dave pun memakai masker wajah nya dan turun mengantar Nica menuju ruang Dokter.
Dave mengambil sebuah kursi roda dan meminta Nica untuk duduk di kursi roda.
"Duduk." Mintanya pada Nica
"Gue masih kuat jalan sendiri."
"Oke,lo pilih duduk atau gue gendong." Balas Dave dengan santai.
"Gue udah bilang jangan usik hidup gue ngerti gak sih lo, lo mendingan pergi sekarang juga."
"Lo mau duduk atau mau gue gendong."
Dave tak menanggapi omelan dari Nica
Ia terus memaksa Nica untuk duduk di kursi roda.
Nica benar benar merasa gila menghadapi laki laki di depan nya itu.
Ia pun kemudian duduk di kursi roda dan membiarkan Pria menyebalkan itu mendorong nya.
Setelah itu mereka pun masuk ke ruang Dokter.
"Sore Dok." Sapa Nica dengan ramah pada seorang Dokter wanita paruh baya.
"Sore..silahkan duduk."
"Baik Dok,terimakasih."
Nica pun duduk sedang Dave berdiri di samping nya.
"Bisa jelas kan permasalahan nya."
"Saya mengalami nyeri dan rasa sakit yang teramat pada bagian ms.V Dok." Terang Nica.
"Oh...pengantin baru ya?." Tanya Dokter pada Nica.
"E..buk."
"iya Dok." Balas Dave dengan cepat saat Nica akan menjawab bukan.
"Kalau begitu kita langsung periksa dulu ya,silahkan naik."
Ucap Dokter mempersilahkan Nica untuk naik ke atas ranjang, Nica lantas menuruti perintah Dokter.
Ia juga telah mengganti pakaian nya dengan Midi Dress agar memudah kan nya saat Dokter melakukan pemeriksaan.
Dokter kemudian mulai memeriksa kondisi pada bagian ms.V Nica.
Sedang Dave duduk di kursi menunggu hasil pemeriksaan.
"Ini memar, itu sebab nya kamu kesakitan, Apa sebelum nya gak di coba dulu pelan pelan pakai jari dan di beri pelumas." Tanya Dokter yang membuat mata Nica melotot dan begitu malu.
"Tidak Dok..saya tidak pernah memasukan jari saya kesana." Balas Nica, membuat Pria tercekat Nica ternyata benar benar murni perawan.
Pemeriksaan pun selesai dan Nica di bantu Dokter turun dari ranjang kemudian duduk berdampingan dengan Dave di sebrang meja Dokter.
"Begini ya, saya tahu kalian adalah pengantin baru ya mungkin masih menggebu gebu, tapi mungkin bisa pola main nya di rubah. harus dengan lebih pelan terlebih dahulu, khusus nya untuk suami ya, tolong lebih berhati hati karna mungkin ukuran nya yang besar sedang istri anda masih virgin jangan lupa lakukan rangsangan terlebih dahulu agar ms V tidak kaget."
Terang Dokter yang membuat Nica menunduk sambil memilin pelipis nya, sedang Dave hanya mengangguk menerima nasehat dari sang Dokter.
"Baik Dok." Balas Dave kemudian.
"Setelah ini tahan dulu ya, karna ini proses pemulihan dari memar nya,nanti setelah satu minggu tolong ke sini lagi untuk control."
Dave pun mengangguk dan mengambil resep dari Dokter kemudian mereka pun keluar dari ruang Dokter, sesampai nya di luar Nica langsung merebut kertas resep kemudian berjalan dengan menahan sakit meninggalkan Dave.
Dave tersenyum Smirk di balik masker nya. Nica keluar dari rumah sakit setelah selesai menebus obat, Dave masih saja mengekori Nica.
Sesampai nya di luar Nica menghentikan sebuah taxi.
Namun Dave menarik tangan nya.
"Lepas!." Hardik Nica seraya menghempaskan tangan Dave.
"Gue anter lo pulang."
"Gue gak sudi."
"Oke...kalau begitu lo musti siap siap anak buah lo tau semua tentang kita."
"Berhentilah jadi pemaksa yang bodoh!." Ketus Nica kemudian masuk ke dalam Taxi.
Dave merasa geram kemudian ia membuntuti Nica dengan mobilnya dari belakang secara diam diam tanpa sepengetahuan Nica.
Nica minta pada supir taxi untuk membawa nya pergi ke aparteman milik nya, Dave sendiri mengikuti Nica diam diam menuju ke aparteman.
Sesampai nya di aparteman Nica kemudian menggunakan lift untuk naik ke kamar nya.
Kamar Nica sendiri berada di lantai tiga, dan lagi lagi Dave diam diam mengikuti dari belakang.
Nica membuka pintu aparteman milik nya kemudian masuk merebahkan diri nya di ranjang.
Dave yang melihat Nica masuk ke sebuah kamar dengan nomor 325 pun tersenyum. Ia kemudian turun dan pulang ke aparteman nya.
Sesampai nya di aparteman kedatangan nya di sambut oleh sosok wanita sexy yang berdiri di depan pintu kamar nya.
"Ngapain lo." Ketus Dev pada wanita yang tak lain adalah Jenni.
"Dave ,lo bisa gak sekali aja angkat telfon dari gue tanpa harus gue datang ke sini."
"Yang nyuruh lo datang ke sini siapa."
"Dave!!! Lo bisa gak sih sekali aja hargai gue."
"O...lo minta gue hargai??."
Tanya Dave sambil berkacak pinggang dan menatap tajam Jenni.
"Sedikit aja lo lihat ketulusan gue Dave."
"Gue gak pernah minta apapun itu ke lo dan lo bisa pergi sekarang juga."
"Dave lo emang gila tau gak!! Lo tu jahat!!!." Teriak Jenni dengan penuh emosi.
"Lo tau itu semua,lantas kenapa masih berdiri di sini."
"Dave!!! lo..." Jenni menunjuk wajah Pria yang ada di hadapannya itu dengan geram kemudian ia pergi dengan menghentak hentakan kaki nya penuh kesal.
Dave tak perduli ia kemudian masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu nya, setelah itu Dave pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri nya yang terasa begitu lengket setelah seharian beraktivitas.
Sedang di tempat lain Nica yang begitu lelah pun tertidur dengan lelap.
Selesai mandi Dave lantas mengambil laptop milik nya dan mencari tahu tentang Nica, ternyata salah satu perusahaan ayah Nica yang di pimpin langsung oleh Nica memiliki kerjasama dengan perusahaan milik papa Dave,
Dave tersenyum Smirk sambil melihat layar laptop nya.
Ia kemudian mengambil ponsel nya dan menelfon papa nya.
"Hallo sayang..ini Mama."
Jawab sang mama dari sebrang telfon.
"Papa kemana Ma."
"Ada Papa mu lagi ke kamar mandi bentar,kenapa sayang."
"Dave mau ngomong ama papa ma.
"Oke ni papa." Ucap mama Dave seraya memberikan ponsel nya pada sang suami.
"Tumben kamu nelfon papa ada apa."
Tanya Papa Dave tanpa basa basi.
"Dave mau Handle satu projek baru papa."
"Apa?!."
"Dave mau satu projek baru papa."
"Papa gak salah denger."
"Apa perlu Dave berubah fikiran."
"No no no,oke kalau memang kamu mau kamu pilih saja yang mana dan papa dengan senang hati mempercayakan nya padamu asal kan kamu benar benar mau membantu Papa." Jawab Andika dengan begitu bahagia.
"Oke...Papa yakin papa gak takut Dave gagal." Tanya Dave sembari memainkan bulpoint di tangan nya.
"Tidak,Papa justru takut jika sampai papa tua anak papa tak pernah mau mencoba." Balas Papa Dave yang kemudian membuat Dave tersadar jika orang tua nya begitu berharap pada nya.
"Oke besok Dave temui Papa di kantor, kalau Dave udah bangun."
"Belajar lah menjadi orang yang konsisten dengan ucapan mu,Papa menunggu mu di sana."
"Ok pa." Balas Dave kemudian mengakhiri panggilan.
"Apa kata anak kita." Tanya Mama Vely.
"Dia ingin memegang satu proyek perusahaan."
"Kenapa tiba tiba dia mau mengelola perusahaan."
"Entah lah yang pasti aku bahagia,karna dia mau."
"Apa kamu yakin dengan nya sayang."
"Aku berani mengorbankan satu perusahaan ku untuk nya,asalkan dia mau berubah menjadi dewasa dan bertanggung jawab."
"Thank you sayang,bagaimana pun dia adalah putra kita satu satu nya,kamu musti sabar dalam membimbing nya nanti." Ucap mama Dave
"Pasti nya vel,.." Balas Andika seraya mengusap pundak sang istri kemudian mengecup kening istri nya.
Mereka pun saling peluk dan kemudian memutuskan untuk pergi ke ruang makan menikmati hidangan yang telah di siap kan oleh pembantu mereka.