"Maukah kau menikahi ku, untuk menutupi aib keluarga ku?" tanya Jisya pada seorang satpam yang diam menatapnya datar.
Kisah seorang gadis yang lebih rela di nikahi oleh seorang satpam muda demi tidak menikah dengan seorang pengusaha angkuh dan playboy.
Sanggupkah satpam datar itu bertahan di tengah-tengah keluarga istrinya yang sering menghinanya? atau dia memilih pergi saja? dan siapa kah sebenarnya satpam muda itu?
Mari ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsabilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Trauma
Jisya masih shock dengan apa yang baru saja terjadi. Sehingga wanita itu tidak bisa mengeluarkan kata-kata saat sedang di introgasi oleh polisi.
Dia terlihat seperti linglung dan hanya menggeleng tanpa henti terus menangis.
Bagaimana tidak shock. Dia hampir saja diperk*sa oleh Ryan. Dan lagi dia malah tidak sengaja membunuh pria itu dengan tangannya sendiri demi untuk bisa melindungi dirinya sendiri.
Polisi saling melempar pandang saat pertanyaan mereka berdua tidak di gubris oleh Jisya.
Bagaimana wanita itu ingin menjawab pertanyaan mereka, kalau dia sendiri masih sangat shock menghadapi kenyataan jika dia baru saja membunuh seseorang.
Para polisi terpaksa memasukan Jisya ke dalam jeruji besi guna menahan wanita itu sampai dia merasa lebih baik dan bisa berbicara, kemudian Jisya akan kembali di introgasi.
Arga yang mendapat kabar tentang istrinya yang terlibat dalam satu kasus pembunuhan, bergegas berlari ke kantor polisi. Tapi sebelum dia datang kesana, pria itu sudah menyempatkan diri untuk mengganti pakaiannya terlebih dahulu.
Setibanya di kantor polisi Arga langsung mempertanyakan tentang istri.
Pria itu pun menemui Jisya yang ternyata masih shock berat.
Bruk
Jisya langsung memeluk suaminya dengan tangis yang pecah. Arga balas memeluk wanita itu dengan penuh kelembutan berharap Jisya bisa merasa aman berada di pelukannya.
"Aku tidak sengaja membunuhnya, Mas. Aku tidak sengaja melakukan itu... Demi Allah aku tidak sengaja melakukan itu, Mas..." Kata Jisya ketakutan sambil bergetar dan menangis di dada bidang suaminya.
"Sssttt tenang dulu... Jangan menangis, nanti setelah kau tenang, kau bisa menceritakan pada ku, apa yang sebenarnya yang sudah terjadi." Arga berusaha untuk menenangkan istrinya. Pria itu bisa merasakan betapa istrinya begitu ketakutan.
Jisya pun mengangguk setuju dan mulai menenangkan perasaannya agar dia bisa tenang.
Arga dengan lembut menuntun istrinya untuk duduk di kursi dan mengusap-usap punggung wanita itu dengan sabar masih menunggu sehingga wanita itu benar-benar bisa tenang.
"Bagaimana? Apa kau sudah merasa baikan?" tanya Arga mendorong lembut istrinya agar mereka berdua bisa berbicara.
Jisya menjawab dengan mengangguk.
"Coba kau ceritakan pada ku, apa yang sudah terjadi? Bagaimana kau bisa membunuh pria itu? Dan bagaimana dia bisa berada di dalam toko mu?" Arga mulai bertanya pada istrinya satu persatu.
"A-aku..." Terlihat Jisya benar-benar terpukul atas apa yang baru saja terjadi sehingga begitu sulit untuk dia menceritakan kepada suaminya apa yang sudah pria itu lakukan padanya sehingga dia membunuh Ryan.$
Seumur hidupnya ini pertama kali dia membunuh seseorang. Siapapun yang berada di posisinya saat ini pasti merasa begitu takut. Seperti itulah perasaannya.
Arga menggenggam tangan Jisya berharap wanita itu bisa tenang dan menceritakan apa yang terjadi.
"Tidak perlu takut. Ada aku di sini. Sekarang berbicaralah," bujuk Arga iba sekaligus geram pada laki-laki yang telah istrinya bunuh itu karena pria itu sudah membuat istrinya ketakutan yang tampak luar biasa dari wajah Jisya.
"D-dia... Dia mau memperk*sa ku, aku hanya membela diri, dan tidak sengaja malah membunuhnya." Akhirnya Jisya memberanikan diri untuk berbicara kepada suaminya.
Arga yang mendengar kebenaran itu, benar-benar di buat emosi bahkan urat-urat di dahi pria itu yang tampak begitu jelas tergambar kemarahan yang meledak-ledak dari dalam hatinya tapi masih berusaha pria itu untuk menahan perasaannya.
Memang sudah sepantasnya kau mati, seandainya kau masih hidup. Maka aku yang akan membunuh mu dengan tangan ku sendiri! Karena kau sudah berani melukai istri ku dan membuat istri ku trauma berat seperti ini. Batin Arga mengepal tangan sehingga tulang-tulang tangan pria itu terlihat jelas.
Brak!!!