Haura, gadis manja yang menikah dengan Alkana, laki-laki yang lebih tua beberapa tahun darinya. Laki-laki yang sudah ia impikan untuk menjadi suaminya sejak kecil.
Alkana menikahi Haura karena permintaan sang Mami. Bahkan ia sempat sesumbar tidak akan menyukai perempuan yang dalam bayangannya dulu hanyalah anak culun yang mengekorinya kemanapun pergi.
Namun, setelah akad Alkana malah menjilat ludah sendiri. Ia akui ia sudah jatuh hati sejak melihat Haura stelah bertahun-tahun lamanya tidak berjumpa. Haura kini menjelma menjadi gadis cantik.
Bagaimana perjalanan pernikahan mereka disaat ada sosok Melodi yang hanya diakui Alkana sebagai sahabat namun, memendam perasaan pada Alkana dan tidak terima bahwa wanita lain yang jadi pendamping hidup lelaki pujaannya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HIPDD 7 Cinta Tak Bisa Dipaksakan
Haura, Istri Pilihan Dari Desa (7)
Devano, Ben dan juga Adam paham kenapa Melodi bertanya alasan Alkana menikahi istrinya tanpa cinta. Karena Melodi pastinya merasa kesal perempuan lain lebih beruntung darinya.
" Mami. Ini permintaan Mami," jawab Alkana
Ia tidak bisa mengatakan bahwa ancaman Maminya cukup membuatnya takut saat itu. Namun, setelah menjalani pernikahan ini, ia merasa tidak keberatan karena keberadaan Haura nyatanya memberi warna pada hidupnya.
" Kenapa Mami mu tidak menyukaiku, Al?," tanya Melodi akhirnya.
Berbicara tentang Maminya Alkana, ia bisa menebak jika ibu dari laki-laki yang ia suka itu tidak menyukainya. Terlihat dari sikapnya yang tak seramah pada teman Alkana yang lainnya.
" Hanya perasaanmu saja," jawab Alkana.
Ia sendiri mengakui bahwa ibunya tidak menyukai Melodi. Namun, sampai saat ini ia tak tahu alasannya.
Bahkan para sahabat Alkana pun tahu. Karena mereka sangat mengenal ibu dari Alkana yang tidak pernah bersikap seperti itu selain pada Melodi. Bahkan pada teman Alkana yang lainnya sikapnya jauh lebih ramah padahal jarang bertemu.
Melodi diam walaupun tak puas dengan jawaban Alkana.
Haura tiba-tiba datang menemui mereka.
" A, mami telpon. Katanya kita berapa lama disini? Mami minta sepulang dari sini kita langsung ke tempat Teh Reva,"
Melodi menatap sinis pada Haura. Ia itu karena Haura bisa menikah dengan Alkana.
" Oh iya. Nanti aku telpon Mami. Kita kan mau urus kepindahan kamu kesini sekalian melihat-lihat lingkungan kampus dulu," jawab Alkana yang beranjak dari kursi yang ia duduki.
"Aku cabut duluan."
" Ok" Devano mengangkat jempolnya
" Jangan lupa traktirannya untuk merayakan pernikahan kalian," Ucap Adam yang tentu saja tidak di sukai Melodi.
" Bisa di atur,"
" Kami pergi dulu kakak-kakak semua. Assalamu'alaikum," pamit Haura yang di jawab oleh mereka serempak.
" Wa'alaikumsalam,"
" Kalau ada lagi yang seperti istrinya Al,aku kayaknya berhenti jadi playboy," Devano terkekeh.
Adam hanya menggelengkan kepalanya. "Ada. Kamu saja yang tidak tahu," Adam tersenyum sendiri.
Ia terbayang pada sosok perempuan muslimah yang menjadi pujaannya. Perempuan yang begitu menjaga pandangannya. Tampak judes pada lawan jenis tapi, Adam suka.
" Dam, kamu jadi menakutkan tahu enggak? Senyum-senyum sendiri," Devano bergidik ngeri.
" Ketinggalan berita sih. Dia lagi kesengsem sama seseorang," ujar Ben yang tahu ceritanya.
" Wah, serius?,"
" Ya, kayak istrinya Al. Bergamis, kerudungnya lebar pula. Tapi, ya dia itu judes. Di tanya jawab seperlunya. Gak mau tatap mata kalau di ajak bicara. Malah kalau diajak ngobrol berdua dia gak mau padahal posisinya ada di tempat ramai. Bukan di tempat sepi,"
" Good. Aku mau satu yang kayak gitu," Devano malah tertarik. Berbeda dengan Ben yang mengerutkan keningnya.
"Kalian emang aneh." timpal Ben.
"Bukan aneh. Tapi, yang begitu tuh langka. Artinya kita akan jadi yang spesial kalau bisa jadiin dia milik kita," timpal Devano.
Sebagai playboy yang jam terbangnya sudah tinggi. Spek wanita seperti itu tuh idaman. tidak akan mudah untuk tergoda pada laki-laki lain.
" Sepakat." Adam setuju.
" lihat! Al aja bisa jadi nyaman sama istrinya ya, karena itu. Kita gak tahu secantik apa istrinya Al kan. Karena cuma Al yang bisa lihat. Fix, aku harus dapetin wanita kayak itu." Adam mengepalkan tangannya. Tekadnya sudah bulat.
Melodi jadi terdiam mendengarkan ucapan Adam. Ia mematut dirinya sendiri yang memang jauh dari itu semua.
Namun, tiba-tiba otak jahatnya punya rencana.
" Mel, kamu enggak apa-apa?,"
Ben iba pada kisah cinta Melodi. Mengejar bertahun-tahun akhirnya malah sia-sia.
"Enggak. Aku enggak apa-apa. Aku balik duluan ya. Bye," Melodi tak sabar dengan segala rencananya.
" Bye," jawab semuanya.
" Mau gimana lagi. Kita enggak bisa maksa Al buat Nerima Amel kan? Cinta gak bisa di paksakan," Devano pun kasihan tapi, tak bisa berbuat banyak.
" Hmm. Jadi,kalian punya ide buat naklukin wanita pujaan hatiku?,' tanya Adam.
" Benar-benar terkena virus cinta," Devano terkekeh
" Ck, gitu aja bingung. Lamar dia langsung ke bapaknya. Wanita kayak gitu anti pacaran. Maunya langsung nikah," jawab Ben mengedikkan bahunya. Itu yang ia tahu.
" Kalau jodoh, ya pasti diterima. Kalau enggak ya, say goodbye," tambah Ben.
" Lah, maunya di terima lah. Kalau di tolak, patah hati nanti,"
" Ya, kalau gak jodoh. Hamilin aja biar jadi jodoh," saran ngawur Devano terucap begitu saja tanpa beban.
Plakkk
Plakkk
Pukulan di bahu yang dilakukan oleh Adam dan Ben pada Devano yang bisa-bisanya memberi ide g1la.
" Lah, tadi minta saran. Giliran di beri saran gak terima," Devano mengusap kedua pundaknya yang panas karena tepukan kedua sahabatnya tak main-main.
Adam dan Ben pergi begitu saja meninggalkan sahabatnya yang memang tak pernah benar jika masalah perempuan. Bagi Devano, s3ks sebelum menikah itu biasa. walaupun tak pernah ke inti. Tapi, saling memu@skan dengan cara masing-masing.
Julukan yang diberikan pada Devano adalah setengah Casanova.
...******...
" Kampusnya luas ya, A. Tamannya juga banyak. Bakal betah deh Lala disini. Ingat kampung, suasananya sejuk," Lala mengagumi kampus yang akan menjadi tempatnya menuntut ilmu nantinya.
Alkana hanya tersenyum tipis melihat betapa antusiasnya Haura mengelilingi kampus.
" Mau tau tempat favorit ku?," tanya Al pada sang istri
" Mau. Mau," jawab Haura sambil merangkul manja lengan Alkana yang Alkana biarkan saja.
Sekalipun keduanya menjadi tontonan banyak mahasiswa, Alkana tak peduli. Toh mereka tidak melakukan interaksi berlebihan. Lagipula mereka sudah menikah.
Namun, ia tak suka saat mata lapar para mahasiswa melihat penuh puja pada sang istri.
Padahal sudah memakai baju tertutup. Tapi, tetap saja tak bisa menutupi aura kecantikannya.
Alkana mengajak Haura menaiki lift menuju lantai teratas di salah satu gedung.
Haura terus mengikuti langkah lebar Alkana. Hingga ia merasa terseret karena langkahnya yang pendek.
" A, pelan-pelan dong. Lala malah di seret begini," keluh Haura sambil menggembungkan pipinya. Kesal karena ia jadi terengah-engah.
" Besok-besok rutin minum susu biar tambah tinggi," Alkana malah mengejek istrinya yang pendek.
" Ck, enggak ngaruh. Minum susu juga tinggi Lala segini-segini aja,"
Alkana semakin tertawa.
" Ok, aku pelan-pelan,"
Keduanya pun sampai di roof top gedung. Suasananya sepi. Jarang mahasiswa kesana karena keheningan itu cukup menakutkan. Bahkan mereka yakin disana itu markasnya para makhluk tak kasat mata karena tak sering di singgahi manusia.
Hanya Alkana dan geng nya saja yang malah betah di sana.
" Pemandangannya bagus. Enak nih buat menenangkan diri," gumam Haura melihat sekitarnya.
Alkana membenarkan pendapat Haura. Ia mengikuti langkah Haura yang berjalan ke sisi pagar pembatas yang terbuat dari batu bata. Tingginya sekitar pinggang orang dewasa.
" Kalau melompat dari sini, bisa langsung meninggal gak ya, A?,"
TBC
jyn kasih celah al buat pelakor yg berkedok sahabat
buat reva semangat ya nanti ada saatnya km ketemu jodoh yg terbaik
next thor
baru begitu aj alkana udah cemburu apakabar haura gimana ga cemburu sm melodi