Gara-gara salah masuk ke dalam kamarnya, pria yang berstatus sebagai kakak iparnya itu kini menjadi suami Ara. Hanya dalam satu malam status Ara berubah menjadi istri kedua dari seorang Dewa Arbeto. Menjadi istri kedua dari pria yang sangat membencinya, hanya karena Ara orang miskin yang tak jelas asal usulnya.
Dapatkah Ara bertahan menjadi istri kedua yang tidak diinginkan? Lalu bagaimana jika kakak angkatnya itu tahu jika ia adalah istri kedua dari suaminya.
Dan apa sebenarnya yang terjadi di masa lalu Dewa, sampai membuat pria itu membenci orang miskin. Sebuah kebencian yang tenyata ada kaitannya dengan cinta pertama Dewa.
Semua jawabannya akan kalian temukan di kisah Ara dan Dewa, yuk baca🤭
Jangan lupa follow akun dibawah ini
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Setelah berhasil menarik selimut dari tubuh Ara. Dengan cepat Dewa melepas semua pakaian yang dikenakan wanitanya itu. Mengambil handuk lalu mengeringkan tubuh Ara yang polos tanpa sehelai benangpun dengan perlahan.
Ara sendiri hanya diam saja karena begitu terkejut dengan apa yang dilakukan Dewa. Meskipun pria yang berstatus sebagai suaminya itu tampak dingin dan datar, tapi semua yang dilakukan Dewa tadi begitu lembut penuh kehati-hatian. Seolah Ara seperti barang yang mudah pecah jika di sentuh dengan kasar.
Baru saja Ara merasa terpesona oleh sikap Dewa yang berbeda dari biasanya, namun semuanya menghilang begitu saja saat pria itu kembali bersikap mesum dengan menyentuh kedua dadanya.
"Kenapa bentuknya lebih besar dari sebelumnya?" tanya Dewa sambil terus menyentuh kedua benda kenyal milik Ara dengan bingung. Karena sebelumnya kedua dada itu pas dalam genggamannya, tapi kenapa sekarang terasa tidak cukup.
"Hentikan, Tuan!"
Ara menepis tangan Dewa dengan kesal. Terlebih saat mendengar ucapan pria itu yang mengatakan bentuk kedua dadanya lebih besar dari sebelumnya. Sungguh terlalu bukan, setelah ia terjatuh ke dalam kolam renang pria itu bahkan menghina ukuran dadanya.
"Aku serius, coba kau lihat!" Dewa mengamati benda kenyal milik Ara dengan intens, sampai membuat wanita itu merasa risih dan malu.
"Tuan, berhenti menatapnya!" ucap Ara sambil menutup kedua dadanya dengan tangan.
Sungguh rasanya ia ingin sekali memaki dan mengumpat pria itu, bahkan bila perlu mengusirnya. Tapi kenyataannya Ara tidak berani melakukan hal tersebut mengingat pria itu memiliki kekuasaan terhadapnya.
"Aneh sekali?" Dewa kembali menyentuh benda kenyal yang hampir setiap malam ia nikmati tanpa sepengetahuan Ara.
Karena hampir setiap malam juga ia memasuki kamar Ara untuk menyentuh wanitanya secara diam-diam. Karena sejak kejadian pertengkaran Vivian dan Ara, wanita yang berstatus sebagai istri keduanya itu terlihat enggan untuk di dekati.
"Ya ampun, Tuan!" Ara yang kesal mendorong Dewa lalu menarik selimutnya kembali untuk menutupi tubuh polosnya.
Namun lagi-lagi pria itu menarik selimut tersebut dan membuangnya ke atas lantai. Dewa kemudian berjalan menuju lemari dan membawa pakaian tidur milik Ara. Dengan perlahan pria yang berstatus sebagai suaminya itu membantunya berganti pakaian, tanpa mengalihkan tatapannya pada kedua dada milik Ara.
"Tidurlah!" ucap Dewa setelah selesai mengganti pakaian sang istri.
Bukannya merasa tersentuh oleh semua yang dilakukan Dewa, Ara justru menghela napasnya dengan kasar.
"Bagaimana bisa aku tidur jika Tuan memelukku seperti ini?" protes Ara sambil menatap tangan dan kaki Dewa.
Tangan kekar dan berotot pria itu berada di atas pinggangnya dengan memeluk erat, dan kaki pria itu melilit kakinya sampai Ara kesulitan untuk bergerak.
"Lebih baik kau tidur sekarang dan jangan banyak protes! Kalau tidak aku akan memintamu melayani—" Dewa terdiam saat melihat kedua mata Ara yang langsung tertutup dengan rapat.
Rasanya ia ingin sekali tertawa melihat apa yang dilakukan istri keduanya itu yang tampak takut jika diminta untuk melayaninya. Padahal ia sering menyentuh tubuh Ara tanpa disadari oleh wanita tersebut.
"Apa kau sudah tertidur?"
"Sudah..." jawab Ara.
Sontak Dewa kembali menahan rasa ingin tertawanya yang hampir saja meledak. "Orang yang sudah tertidur mana mungkin bisa menjawab pertanyaan."
Ara yang tersadar dengan kebodohan yang dilakukannya, hanya bisa mengumpat dalam hati karena tidak berani untuk membuka kedua matanya.
"Maaf..."
Deg.
Kedua mata Ara yang tertutup rapat langsung terbuka lebar saat mendengar kata maaf yang diucapkan Dewa. Ia bahkan membalik badannya untuk bisa melihat wajah pria itu, untuk memastikan apa benar suaminya yang kejam itu yang mengatakan kata maaf.