Nia tak pernah menduga jika ia akan menikah di usia 20 tahun. Menikah dengan seorang duda yang usianya 2 kali lipat darinya, 40 tahun.
Namun, ia tak bisa menolak saat sang ayah tiri sudah menerima lamaran dari kedua orang tua pria tersebut.
Seperti apa wajahnya? Siapa pria yang akan dinikahi? Nia sama sekali tak tahu, ia hanya pasrah dan menuruti apa yang diinginkan oleh sang ayah tiri.
Mengapa aku yang harus menikah? Mengapa bukan kakak tirinya yang usianya sudah 27 tahun? Pertanyaan itu yang ada di pikiran Nia. Namun, sedikit pun ia tak berani melontarkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebahagiaan Nia
Nia tak bisa menggambarkan betapa bahagianya ia hari ini, mendapat perlakuan sebegitu istimewanya dari sang suami. Ia berpikir tak akan bahagia hidup bersama dengan Faris, ternyata faktanya tak ada yang lebih membahagiakan dari berada di samping sang suami yang baru dikenalnya saat mereka telah menikah.
"Aku akan menjadi istri yang baik. Istri terbaik untukmu," ucapnya sambil terus-terusan dipelukan sang suami.
"Pasti. Kamu harus menjadi istri yang terbaik untukku, aku akan membuatmu takkan pergi dariku," ucap Faris mengerakan pelukan.
Lama mereka saling memeluk, melepaskan cinta yang semakin terasa di hati keduanya. Matanya terus menatap ke arah pesan yang ditulis oleh suaminya, spesial untuknya itu. Pesan yang bisa dilihat oleh semua orang dan pasti membuat semua pasangan iri akan hal itu, hingga hanya kisaran waktu 3 menit saja pesan yang harga satu miliar itu pun hilang.
"Kenapa? Apa kamu masih ingin menampilkan kata-kata itu?" tanya Faris, saat Nia mendongak menatapnya. Nia pun menggangguk. Hanya dengan satu pesan yang dikirim Faris, Kata lqinnya kembali mincul di sana.
"Nia, Istriku yang tercantik aku mencintaimu." kata cinta itu kembali terlihat di sana membuat orang yang berada di sekitar sana bertepuk tangan. Walau mereka tak tahu untuk siapa pesan itu, semua berdecak kagum. Mereka tahu berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh sang suami untuk menyenangkan pujaan hatinya yang bernama Nia yang tertulis di pesan istimewa tersebut, pesan yang berisi kata cinta.
"Mas?" tanya Nia lagi membuat Faris yang tadi memeluknya melonggarkan pelukannya dan menatap pada istrinya itu.
"Ada apa? Apa kau ingin kata-kata lainnya lagi?" tanya Faris lagi saat melihat kata-kata yang tadi sudah kembali menghilang.
Nia menggeleng, "Berapa banyak uangmu, Mas?" tanya Nia dengan polosnya membuat Faris tertawa terbahak-bahak.
"Mengapa kau bertanya hal itu?" tanya Faris melihat mata Nia yang berkedip-kedip menatapnya, mata yang sangat imut dan membuatnya semakin mencintainya.
"Ada apa? Apa kamu mengingainkan sesuatu lagi?" tanya Faris yang senang akan tatapan itu.
"Aku ingin tahu saja, aku tahu berapa yang harus kau bayar malam ini, Mas. Hanya untuk menulis pesan itu di sana dan menyewa tempat ini. Mungkin bagiku itu sangat banyak, tapi sepertinya itu hal biasa dan bukan sesuatu yang mahal untukmu," ucap Nia jujur.
"Jangankan satu, dua miliar, aku bisa menghabiskan semua uang yang selama ini aku kumpulkan jika kamu inginkan. Akan aku berikan malam ini juga," Nia semakin berkaca-kaca mendengar hal itu
"Jangan menilai cintaku dengan banyaknya uang yang aku keluarkan padamu, aku ingin menjadikanmu ratu dalam hidupku, jadi jangan pernah sedikitpun berpikir untuk menghianati cinta yang sudah tumbuh di hatiku ini," ucap Faris. Sebenarnya, ada ketakutan di hatinya untuk membuka kembali hatinya untuk seorang wanita, membiarkan hatinya untuk mencintai wanita lagi. Ia takut jika kejadian di masa lalu yang menyakitkan kembali terulang, di mana ia sangat mencintai sang istri. Namun, ternyata sang istri menginjak-injak harga dirinya dengan berselingkuh dengan orang lain, hingga mereka memiliki akan.
"Aku ingin bersamamu hingga ke Jannah," ucap Nia kembali bersandar di pelukan sang suami.
Kata-kata Nia semakin meyakinkan Faris, jika ia ingin selalu bersama Nia selamanya.
Setelah menghabiskan waktu di tempat itu, mereka pun pulang. Mereka punsampai kehotel dan saat keluar dari lift, mereka berjalan menuju ke kamar hotel yang selama beberapa hari ini mereka tinggali. Namun saat akan menuju ke kamar mereka, Faris langsung mengangkat Nia. Namun, bukannya masuk ke hotel mereka, Faris terus berjalan membuat Nia yang berada di gendongan itu melihat ke arah sang suami.
"Mas, kita mau ke mana?" tanya Nia bingung.
"Aku ingin meminta hakku malam ini," bisik Faris. Nia hanya mengangguk patuh untuk melayani sang suami sebagai seorang istri dan sampailah mereka pada sebuah kamar yang terlihat sangat indah yang disiapkan oleh suaminya untuk malam ini.
Nia tak berkata apapun dan hanya diam dalam kekagumannya.
Ribuan kelopak bunga mawar dan ratusan lilin yang berada di kamar itu menjadi saksi penyatuan cinta mereka, Nia memberikan cinta dan raganya pada sang suami dan terselip sebuah harapan kebahagiaan yang lebih besar di masa depannya. Keduanya berjanji pada diri masing-masing untuk saling memberi kebahagiaan dan saling setia hingga maut memisahkan mereka.
sukses selalu author