Season 2 dari novel yang berjudul Dia Suamiku
Setelah 7 tahun berpisah, Mila kembali bertemu dengan mantan suaminya. Perpisahan mereka yang terpaksa oleh keadaan, membuat cinta dihati mereka tak pernah padam meski Elgar telah berstatus sebagai suami orang.
Akankan mereka kembali memperjuangkan cinta mereka demi sang buah hati?
Cerita itu adalah S2 dari novel yang berjudul DIA SUAMIKU.
Untuk lebih jelasnya, silakan baca S1 nya dulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DMS 34
Memori Salsa kembali pada 7 tahun yang lalu. Saat kedua orang tuanya datang ke US untuk mengunjunginya. Salsa yang sedang hancur karena patah hati, menceritakan semuanya pada papanya.
"Aku gak mau tahu Pa. Aku harus tetap menikah dengan El. Semua orang akan menertawakanku jika pernikahanku dan El gagal. Dan wanita yang berhasil menggantikan posisiku hanyalah seorang ob. Mau ditaruh dimana mukaku Pa." Salsa menangis dalam pelukan papanya.
Pak Rendra mengepalkan telapak tangannya. Ayah mana yang tak remuk hatinya mendengar tangis pilu putri satu satunya. Dia membesarkan Salsa dengan penuh kasih sayang, memberi apapun yang dia minta, tapi pria yang baru datang dalam hidupnya, tahu tahu menyakitinya. Membuatnya terluka hingga meneteskan air mata.
Pak Rendra jelas tak terima. Dia bersumpah akan membalas lebih kejam siapapun yang telah membuat putrinya menumpahkan air mata.
"Lakukan apapun Pah, apapun itu. Aku harus menikah dengan Elgar."
Saat itu hati Salsa benar benar hancur. Yang dia inginkah hanyalah membalas dendam pada mereka yang telah menyakitinya. Dia tak akan membiarkan Elgar dan Mila bahagia diatas penderitaannya. Kalau memang harus menderita, itu artinya, harus mereka bertiga, bukan dia seorang.
Sebenarnya tentang papanya yang menyuruh preman untuk menculik dan memperkosa Mila, Salsa tak tahu menahu. Dia hanya ingin papanya bertindak, tapi dia tak tahu apa yang dilakukan papanya.
Elgar menjatuhkan bobot tubuhnya diatas meja rias. Akhirnya setelah tujuh tahun bertanya tanya, hari ini dia mendapatkan jawabannya. Jadi inilah alasan Salsa tak pernah meminta cerai meski rumah tangga mereka seperti nereka. Salsa hanya ingin mengikatnya, membuatnya dan Mila menderita karena tak bisa bersama.
"Maafkan aku Sa. Ya, aku salah waktu itu, aku selingkuh. Semua terjadi begitu saja. Awalnya aku tak berniat mengkhianatimu. Aku menikahi Mila hanya untuk menyalurkan kebutuhan biologis karena kita ldr. Saat itu, Mila juga sedang terdesak masalah ekonomi. Kami menikah tanpa cinta, hanya atas dasar saling membutuhkan. Mila butuh uang, dan aku butuh penyaluran hasratt. Tapi cinta itu datang tak bisa dicegah. Seiring berjalannya waktu, kami saling mencintai."
Kalau memang harus ada yang disalahkan, Elgar merasa jika dirinya yang paling salah. Salsa memang korban, tapi menurut Elgar, caranya membalas Mila sungguh keterlaluan. Dan tujuh tahun pernikahan toxic ini, sudah lebih dari cukup menurut Elgar.
"Apakah aku istri kedua?" lirih Salsa sambil meremat sprei dan menatap Elgar.
Elgar menggeleng. "Aku sudah menceraikan Mila sebelum kita menikah. Dan semua itu, karena tekanan yang terus menerus diberikan papamu. Dia menekan papaku Sa. Sampai sampai papaku meninggal." Air mata Elgar menetes. Dia masih ingat surat terakhir alm papanya. Papanya sangat tertekan karena ancaman yang terus menerus dia terima, hingga kesehatannya menurun dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
"Setelah 7 tahun menghukumku dan Mila, apakah kamu masih belum puas Sa?"
Salsa sesenggukan sambil mencengkeram seprei. Apakah dia puas setelah membalas dendam? Jawabannya tidak. Tujuh tahun ini dia juga tersiska. Berusaha mengambil hati Elgar namun gagal, hingga akhirnya lari kepelukan pria lain. Hidup bersama suami yang sama sekali tidak mencintainya, jelas membuatnya tersiksa. Harus tersenyum didepan umum. Menunjukkan pada khalayak ramai jika rumah tangga mereka harmonis, itu lebih menyakitkan lagi.
"Mila tak pernah berniat merebutku darimu. Sejak awal, kami sudah sepakat akan menikah hanya beberapa bulan dan bercerai saat kau kembali ke Indonesia. Tapi kembali lagi, kami tak bisa berbohong, jika kami saling mencintai dan tak ingin berpisah."
Elgar bangun dari duduknya lalu mendekati Salsa dan berdiri tepat dihadapannya.
"Ayo kita akhiri semuanya Sa. Tujuan hidup kita adalah bahagia, bukan pura pura bahagia, tapi sebenarnya menderita. Kau bisa bahagia bersama Ben, dan aku bersama Mila. Bukankah itu ending yang sangat indah untuk kita berempat?"
Salsa bergeming, rasanya dia masih belum rela kalah dari Mila. Dia belum bisa melihat kedua orang itu bahagia.
"Apa kelebihan wanita itu daripada aku El? Kau bisa melupakanku hanya karena bersamanya beberapa bulan, tapi tak bisa melupakannya meski tujuh tahun bersamaku."
Elgar menghela nafas. Untuk apa Salsa bertanya jika nanti jawabannya akan menyakitinya sendiri.
"Cinta itu urusan hati Sa. Kita tak bisa memilih pada siapa kita akan jatuh cinta. Tak semua kelebihan orang bisa membuat kita jatuh cinta. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing, tapi bukan untuk dibanding bandingkan."
Salsa mengangkat wajahnya, menatap Elgar yang berdiri dihadapannya.
"Bagaimana jika aku kekeh tak mau bercerai?"
"Aku akan tetap menceraikanmu."
Salsa menyeka air matanya lalu tersenyum getir. Mungkinkah ini akhir dari semuanya. Dan dia masih tetap sama seperti tujuh tahun yang lalu, yaitu kalah. Menikah dengan Elgar tak membuatnya menjadi pemenang, karena pada kenyataannya, hanya raga Elgar yang dia dapatkan, tapi hatinya, tetap untuk Mila.
"Maafkan aku Sa. Tapi semuanya memang harus berakhir. Detik ini juga, aku jatuhkan talakku padamu."
Salsa menunduk dengan air mata berderai. Rasanya sakit sekali, bukan karena dia masih mencintai Elgar, tapi karena dia telah memenangkan hati Elgar.
"Aku sudah mengajukan permohonan perceraian. Tak akan lama lagi, kamu akan mendapatkan surat panggilan sidang. Aku minta, bekerjasamalah, jangan membuat semuanya menjadi sulit. Urusan perusahaan, aku serahkan seluruhnya padamu. Silakan putuskan, mau melanjutan SE Corp atau kembali memecahnya menjadi dua bagian."
Elgar merasa lega setelah mengucapkan kata talak. Tapi ini masih awal, mereka masih harus melalui proses perceraian yang mungkin akan memakan waktu lama. Tapi apapun itu, rasanya beban berat yang ada dipundak seketika luruh.
Elgar mengambil barang barang pribadinya dari kamar itu. Dia tak mungkin tiba tiba menyuruh Salsa meninggalkan rumah sebelum putusan cerai turun. Jadi lebih baik, dia yang sementara waktu ini keluar dari rumah.