Pernikahan Rere dan Haikal yang tinggal menghitung hari, terpaksa batal karena Rere diketahui hamil. Rere merasa jika dirinya menjadi korban perkosaan, tapi dia tak tahu siapa yang melakukannya karena dia dalam kondisi tidak sadar saat itu. Disaat dia hancur karena pernikahannya batal dan mengandung janin dari orang yang tidak dia kenal, Romeo datang dan menawarkan diri untuk menikahinya. Tanpa Rere tahu, jika sebenarnya, Romeo adalah orang yang telah menodainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LELAHKU LANGSUNG HILANG
Hoek hoek hoek
Rere terus mengeluarkan isi perutnya. Badannya seketika lemas karena semua yang dia makan saat sarapan tadi habis tak bersisa. Rere menatap wajah pucatnya dicermin wastafel, mengambil lipstik disaku baju lalu memoleskannya di bibir agar terlihat segar. Dia tak bisa berlama lama, customer sedang menunggunya. Jangan sampai temannya mengomel karena terjadi penumpukan antrian gara gara dia terlalu lama di toilet.
Rere yang membuka pintu toilet terkejut melihat Dita berdiri disana. Rupanya gadis itu tengah mengantri sejak tadi.
"Aku perhatiin kamu kok sering muntah muntah ya Re? Kamu gak lagi hamilkan?"
"Maaf Dit, aku harus segera kembali kedepan." Rere pergi begitu saja, meninggalkan seribu tanya dibenak Dita. Sejak Rere kembali kerja satu minggu lalu, kebiasaannya yang sering atau bahkan setiap pagi muntah muntah jadi gosip hangat diantara teman temannya.
"Kebiasaan deh." Natali berdecih saat Rere kembali dari toilet. Temannya itu sudah sangat sebal dengan kebiasaan Rere yang suka bolak balik toilet saat pagi.
Tak mau mengindahkan omelah Natalie, Rere segera membuka kembali konternya. Semakin hari, dia semakin tak nyaman bekerja. Selain karena morning sickness, juga karena teman teman yang dirasa mulai tak seasyik dulu. Dan kehamilannnya ini, cepat atau lambat akan diketahui semua orang.
.
.
.
"Iya, kayaknya dia hamil deh."
"Pasti gara gara itu pernikahannya sama Haikal batal."
"Kalau emang iya, kebangetan si Rere, selingkuh sama adiknya Haikal sampai hamil. Gimana coba perasaan Haikal?"
Rere bisa mendengar semua itu meski temannya berkata lirih.
"Jangan didengerin." Ujar Febi sambil menepuk bahunya. Mereka sedang bersiap siap pulang saat ini. "Aku anter pulang, gak usah ngojek," tawar Febi.
"Gak usah, ntar malah ngerepotin kamu, aku ngojek aja," tolak Rere.
Rere mengambil tasnya lalu pergi duluan. Lama lama disini hanya bikin telinga dan hatinya sakit. Tempat yang dulu membuatnya nyaman dan betah, sekarang sudah berbanding terbalik. Sekarang, bernafas saja terasa sesak disini.
"Re."
Ternyata usahanya buru buru pergi tak berbuah manis. Natali malah memanggilnya, mengejarnya dan sekarang berjalan mensejajarinya. Entah apa maunya. Yang pasti, Rere yakin bukan untuk mengajaknya pulang bareng.
"Kamu benaran hamil ya Re?"
Ternyata firasatnya benar. Rere tak mau menggubris, terus saja dia berjalan. Padahal kantor ini tak terlalu besar, tapi langkah menuju pintu terasa amat jauh.
"Jadi benar gosip yang bilang pernikahan kamu dan Haikal batal gara gara kamu hamil dengan Romeo?"
Langkah kaki Rere seketika berhenti. Entah siapa yang menyebar gosip itu. Dia menghela nafas berat lalu menatap Natali.
"Iya, aku hamil, puas?"
Setelah mengatakan itu, Rere langsung pergi. Dia kesal karena sekarang, Romeo jadi ikut disalah salahkan. Pria itu tak tahu apa apa, tapi malah difitnah berselingkuh dengannya, mengkhianati kakaknya sendiri.
Sementara Natalie, dia yang syok langsung menutupi mulutnya yang menganga dengan telapak tangan. Dia tak menyangka jika Rere yang selalu dicap gadis baik baik, ternyata hamil diluar nikah.
Rere tak kuasa menahan laju airmatanya. Kenapa semu orang berlomba lomba menghujat dan menghakiminya. Ini juga bukan maunya.
"Semua ini gara gara kamu. Kenapa kamu ada diperutku? Aku benci." Rere memukul pelan perutnya.
"Jangan membencinya, aku yang salah."
Deg
Rere kaget mendengar suara itu.
"Romeo." Dia tak tahu jika Romeo ternyata menunggunya didekat pintu keluar. Tangis Rere pecah melihat pria itu.
Dia pasti kecewa melihatku memukul perutku.
"Maaf." Rere menunduk. "Aku melupakan janjiku untuk tidak menyakitinya."
"Aku yang harusnya minta maaf." Romeo menyeka air mata yang membasahi pipi Rere. "Maaf karena belum bisa menepati janjiku untuk membuatmu bahagia dan lupa bagaimana caranya menangis."
Bukannya berhenti, Rere makin sesenggukan.
"Bagaimana mungkin ada orang sebaik kamu Meo. Aku benci dikasihani seperti ini."
Romeo menarik pinggang Rere, membawa wanita itu kedalam pelukannya. "Sepertinya kau sangat hafal diluar kepala caranya menangis. Pasti akan susah sekali buatku untuk membuatmu melupakannya."
Rere membenamkan wajahnya didada Romeo. Merasa bersalah karena Romeo harus selalu membujuknya saat menangis. Tak seharusnya dia menyusahkan Romeo seperti ini.
Beberapa teman Rere yang keluar kantor, menatap kearah pengantin baru yang sedang berpelukan itu. Sebagian ada yang memuji romantis, tapi tak sedikit juga yang mencibir tak tahu tempat.
"Ayo kita pulang." Romeo melepaskan pelukannya lalu menggenggam tangan Rere.
Bukannya berjalan menuju mobil, Romeo malah menghampiri teman teman Rere, membuat Rere dan teman temannya bingung.
"Saya Romeo, suaminya Rere." Romeo mengukurkan tangannya. Dan dengan alasan kesopanan, mereka menjabat tangan Romeo bergantian sambil menyebutkan nama.
"Makasih karena sudah menjadi teman yang baik dan menerima Rere diantara kalian. Saya tidak tahu apa yang membuat istri saya menangis, tapi saya yakin, itu bukan karena kalian. Karena Rere bilang, teman temannya sangat baik. Jika kalian memang merasa Rere adalah teman, cobalah untuk berfikir positif tentangnya. Rere tak seburuk yang kalian pikirkan." Rere menoleh kesamping dan menatap Romeo. Darimana dia tahu jika dia menangis karena teman temannya?
"Permisi." Romeo membawa Rere pergi dari sana, berjalan menuju mobil yang dia parkir dihalaman kantor. Membukakan mobil untuk Rere lalu menutup kembali setelah istrinya itu masuk. Tak lupa dia tersenyum sambil menganggukkan kepala pada teman teman Rere sebelum masuk kedalam mobil.
"Maaf memakai mobilmu tanpa ijin." Ujar Romeo saat dia menyalakan mesin.
"Kapan kamu sampai?"
"Tadi pagi."
"Harusnya tak perlu menjemputku, kamu pasti lelah."
"Justru karena itu aku menjemputmu. Karena hanya dengan melihat wajahmu lelahku bisa hilang."
Rere tersenyum mendengar gombalan receh Romeo. Dia menduga jika pria yang berstatus suaminya itu pasti seorang playboy dulunya. Terbukti dengan sikapnya yang sangat manis dan jago gombal.
"Apalagi saat melihatmu senyum seperti ini. Tubuhku langsung terasa segar, lupa jika baru saja menempuh perjalanan lebih dari 7 jam."
"Gombal." Cibir Rere sambil menyebikkan bibir dan memutar kedua bola matanya.
mboke dikit2 blg titip suamiku
bhkn lbh menjgkelkan lagi mboke titip2 suamiku ke aku. geleng2 aku... 😂😂😂😂dmn2 tuh pihak perempuan titip ke pihak laki2... ini kebalik