Seorang Badboy dengan sifat bengisnya itu jatuh cinta dengan seorang gadis manis yang punya pribadi lembut .
Dengan sifat dingin yang dimiliki Badboy itu justru membuat gadis itu menghindarinya , meski Badboy itu sudah memiliki pacar dia terus berusaha mendapatkan hati gadis itu .
Akankah Badboy itu bisa mendapatkannya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ssnjaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Sebuah mobil hitam itu berhenti di depan rumah mewah , yang Daffa jadikan basecamp nya .
Hana benar-benar memesan taxi online untuk mereka berdua , dia tidak ingin mengambil resiko , meski Daffa yang awalnya tadi memaksa ingin naik motornya sendiri , tapi tetap aja dia kalah .
Tiga buah motor yang mengikuti keduanya , tampak juga baru saja sampai di halaman rumah mewah itu , Hana melirik sebal ke arah Daffa .
Daffa menyengir lebar sambil meraba lukanya yang tampak serius itu .
Daffa mengajak Hana , untuk masuk ke dalam basecampnya , tapi sebelum itu dia berpesan pada temannya yang membawa motornya itu untuk berhati-hati dalam memarkirkan si Juki , julukannya untuk motor hitam .
Semua mata tertuju pada kedua pasangan muda mudi itu , sebagian dari mereka ada yang belum tahu dengan Hana .
Tatapan kagum itu , tertuju pada sosok Hana , yang berambut panjang dengan poni tipis yang menghiasinya .
Baru kali ini seorang Daffa membawa seorang gadis ke basecampnya .
" mana kotak P3k nya ? " ucap Hana yang terdengar kesal itu .
Daffa menunjuk pada salah satu temannya untuk mengambilkan kotak P3k , dia tidak berani membantah ataupun mengeluarkan suara jika tidak Hana minta .
Dia takut , jika dia bersuara akan salah lagi di mata Hana .
Hana dengan telaten , mengobati satu persatu luka di wajah Daffa saat ini , dia juga sesekali sengaja menekan dalam luka yang tampak menganga itu .
Daffa hanya mampu meringis menahannya .
Reza yang memang paling tengil , cekikikan sendiri , baru kali ini dia melihat Daffa yang berubah menjadi orang yang penurut .
" Lo liat si Daffa , udah ketemu pawangnya " bisik Reza pada Ares yang juga sedang menatap keduanya .
" yo'i , kok bisa ya bertekuk lutut gitu " sahut Ares sambil terkekeh .
Reza mengendikkan bahunya , dia menutup mulutnya agar suara tawanya tidak di dengar Daffa yang saat ini berada di ruang tengah bersama Hana .
" udah , lain kali kalo bisa lebih parah dari ini lukanya , biar sekalian ada kenangan " cibir Hana yang setengah menyindir Daffa .
" kok gitu sih , seneng ya kamu kalo aku udah gak ada ? " gerutu Daffa kesal .
" habisnya , kan kamu yang nyari masalah , tadi kenapa gak sekalian tusuk-tusukkan sih , nanggung tau ! " .
" ck... pacar babak belur gini bukannya prihatin malah nyukurin " .
" terus aku harus prihatin yang kayak gimana ? Kamu aja gak mau nurut sama kata-kataku , nyoba kalo aku yang gak nurut pasti kamu udah marah-marah " .
" iya iya , aku yang salah , maaf ya " ucap Daffa lembut sambil memegang tangan Hana .
Hana melepaskan pegangan itu ,dia merasa begitu kesal karna Daffa tidak bisa memegang janjinya sendiri .
Hana meninggalkan Daffa seorang diri di ruang tengah itu , dia terlihat berbicara sebentar dengan Reza .
Daffa yang penasaran pun menghampiri Reza , dengan tatapan matanya yang tajam .
Dia itu gampang sekali cemburu , apalagi jika gadis itu Hana , mungkin kalo Bella dia sama sekali tidak akan cemburu .
" widih takut gue res " ucap Reza sambil melirik ke arah Daffa yang berdiri sambil berkacak pinggang .
Ares tertawa terbahak bahak , baginya Daffa terlihat lucu ketika cemburu .
" santai aja , Hana cuma nanya dimana toilet nya " sahut Ares yang berusaha menjelaskan itu .
Daffa duduk dengan kasar di samping Reza , tatapan maut itu tidak juga melembut .
" apaan sih Lo ! " gerutu Reza kesal .
" Lo kan yang hubungin Hana , Lo tau nomer dia darimana ? " tanya Daffa penuh selidik .
Glek
Reza menelan kasar salivanya sendiri , dia melirik kesana kemari ingin mencari alasan yang tepat , tapi dasar otaknya yang buntu , dia sama sekali tidak mendapatkan alasan yang tepat , mau tidak mau dia harus jujur .
" i-iya itu gue , habisnya Lo gak mau berhenti " sahut Reza terbata .
" Lo dapat nomer dia dari mana ? " .
" oh itu dari Dion , sebelum gue nelfon Hana , gue ancam si Dion biar dia kasih tahu nomer Hana heheh " sahut Reza sambil terkekeh pelan .
" hapus ! " .
" yey ngapain ! Gak ! " .
" hapus gue bilang ! Gak ada yang boleh nyimpen nomer Hana kecuali gue ! " .
" yaelah dasar bucin , lagian gue gak bakal gangguin Hana , dia juga gak mungkin mau sama gue , Lo sama gue beda jauh " .
Daffa mengernyitkan dahinya , dia bingung apa maksudnya beda jauh .
" Reza kalah ganteng sama Lo daf , dia juga kalah dalam segala hal , termasuk kekayaan , ya kan Za ? " sahut Ares yang seolah tahu kebingungan Daffa .
Reza menimpuk kepala Ares , dengan bantal yang dia pangku tadi .
" apaan sih ? Gue bicara fakta ! " .
" gak usah terlalu detail Napa , emang sih gue kalah sama Daffa tapi kan dia kaku , bisa aja Hana gak suka cowok kaku dan lebih suka cowok humoris gini " ucap Reza dengan bangganya .
Daffa yang merasa tidak terima , memukul keras kepala Reza hingga membuatnya kesakitan .
Mungkin Daffa memang sedang apes saat ini , Hana yang melihat itu reflek langsung menegur Daffa , menurutnya Daffa itu senang sekali berlaku kasar .
" astaga Daffa ! " ucap Hana lantang .
Suasana mendadak menjadi hening , para pemuda itu menatap Hana kaget , baru pertama kali ini ada yang berani menegur Daffa .
Daffa menoleh terkejut melihat Hana , yang saat ini geleng-geleng kepala .
Bukannya marah Daffa justru menyengir lebar .
Sementara itu di markas the wolf , kerusakan yang terjadi cukup parah hingga membuat Angga harus memanggil tukang bersih-bersih.
Angga menatap sendu ke arah Bara , yang saat ini tampak meringis mengobati lukanya sendiri .
Dia merasa kasihan pada leadernya itu , gara-gara dia , Bara merusak rumah singgah yang Daffa bangun itu .
" gimana bro ? Mau gue bantu obati ? " ucap Angga saat berada di dekat Bara .
" gak usah ngga ! Ini sih bukan apaa - apa " sahut Bara yang tampak berkaca-kaca .
Angga menghela nafasnya kasar , dia tahu pasti karna Hana , gadis itu yang sudah mencuri hati Bara .
" bro , lupain dia ! Masih banyak cewek yang mau sama Lo , bahkan antri " ucap Angga sambil menepuk pelan bahu Bara .
" gak bisa ngga , sulit ! " sahut Bara sambil matanya menatap ke atas langit-langit ruang tamu basecampnya itu .
" kenapa Bar ? Bahkan dia terang-terangan milih Daffa " .
Mendengar nama Daffa , membuat hati Bara panas , jika saja dulu dia tidak di paksa orang tuanya untuk berpisah , mungkin Hana masih menjadi miliknya dan selamanya akan menjadi miliknya .
Bara pemuda itu , tidak menjawab perkataan Angga barusan dia lebih memilih naik ke atas kamarnya .
Angga menghela nafasnya , dia kasihan pada sahabat sekaligus leadernya itu .
Cukup lama keduanya berteman , Angga tahu betul bagaimana sebenarnya sosok Bara itu .
Bara itu pemuda yang periang dan juga ambisius , tapi mungkin kadang dia tidak bisa menempatkan letak ambisiusnya .
doubel up kak
nanti di bully Bella. susah lagi hidup hana