NovelToon NovelToon
PESONA ADIK ANGKATKU

PESONA ADIK ANGKATKU

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintamanis / Cinta Terlarang / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: HRN_18

Dalam keluarga yang harmonis, hidup seorang pemuda bernama Raka. Meski bukan saudara kandung, dia memiliki hubungan dekat dengan adik angkatnya, Kirana. Mereka tumbuh besar bersama, berbagi suka dan duka layaknya saudara sesungguhnya.

Namun seiring berjalannya waktu, Raka mulai memandang Kirana dengan cara yang berbeda. Kecantikan dan kemanisan gadis itu mulai membuatnya terpesona. Perasaan terlarang itu semakin membuncah, mengusik hubungan persaudaraan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HRN_18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 15 Malam Penuh Ganjalan

Raka terkulai lemas di atas ranjangnya. Pikirannya berkecamuk seperti lautan membara yang tak kunjung teduh. Memori kelam tentang malam mengerikan di mana dia memperkosa Kirana terus menghantuinya bagaikan momok masa lalu paling menakutkan.

Jeritan ketakutan Kirana seolah bergema di kepalanya, mengoyak ulu hatinya yang tersisa. Bayangan tubuh sang adik yang meronta ketakutan ketika dirinya mencengkeramnya dengan brutal, membuat Raka kembali meringis kesakitan.

"Mengapa... mengapa aku bisa berbuat sejauh itu pada Kirana?" Di sela isaknya yang memilukan, Raka meratap pedih. "Aku ini benar-benar monster keji yang tak berperikemanusiaan!"

Andai saja dia bisa memutar waktu ke masa lalu. Tentu apapun akan dilakukannya untuk menghentikan ke obsesian terlarang yang membawanya pada tindakan laknat itu. Kenapa dia tidak cukup terbuka untuk berbagi pada orang tua atau mencari bantuan dari awal?

"Seharusnya aku tidak membiarkan obsesi terlarang itu terus berkembang tanpa kendali sampai memuncak seperti itu..." Raka memejamkan mata meringis. Penyesalan yang bergejolak di dadanya bagaikan ribuan jarum beracun yang mengoyak jiwanya perlahan.

Di sela isak tangisnya, Raka teringat kata-kata bijak Dr. Rahmat tadi. Bahwa kunci untuk bisa menemui Kirana dan memohon ampun suatu hari nanti adalah dengan membersihkan jiwa dan pikirannya dari segala obsesi terlarang yang telah membelenggu.

Mengingat itu, Raka pun bangkit dari ranjangnya dan beranjak ke kamar mandi. Dia membasuh wajahnya berkali-kali dengan air dingin, berusaha membekukan semua emosi mengerikan yang membuncah di hatinya. Dia harus bisa mengendalikan diri untuk melanjutkan proses rehabilitasi ini hingga tuntas.

Sejenak, sosok Kirana terbayang di pelupuk matanya. Indah dan memesona seperti bidadari yang tak bercela sedikit pun. Namun kenangan itu langsung menyulut api obsesi terlarang kembali berkobar di rongga dadanya.

"Tidak!!! Aku tidak boleh terjatuh ke lingkaran setan itu lagi!" Raka menjerit keras sambil memukul kepalanya sendiri. Dia pun kembali membasuh diri dengan brutal menggunakan pancuran kran, berharap bisa mencuci jiwa raganya hingga bersih dari segala obsesi keji.

Setelah bermenit-menit lamanya, Raka pun keluar dari kamar mandi dengan tubuh menggigil. Namun tekadnya untuk membersihkan diri dari obsesi terlarang itu masih membara kuat. Dia harus melakukannya, jika ingin punya kesempatan berjumpa Kirana dan memohon ampun kelak.

Diusapnya handuk basah di wajahnya yang lelah. Sepanjang malam itu, Raka terjaga tanpa mampu memejamkan mata barang sejenak. Obat penenang pun tak sanggup merenggut kesadarannya guna mengusir memori mengerikan perkosaan yang terus menghantuinya.

Karena justru di alam bawah sadar nya lah, obsesi terlaknat itu akan kembali menggerogoti hingga ubun-ubun. Menampilkan imaji-imaji vulgar tentang Kirana yang seharusnya tak pantas terbesit di benaknya sama sekali.

Malam itu benar-benar dijalani Raka dalam keadaan terjaga penuh. Dihantui ganjalan dosa masa lalu yang mungkin tak akan pernah bisa dilupakannya sampai akhir hayat nanti. Satu-satunya harapan adalah menebus semua itu dengan membersihkan jiwanya hingga benar-benar bersih.

Menatap rembulan dari balik jendela, Raka meringis menahan pedih. Betapa jauh jalan yang harus ditempuhnya untuk menemui sang adik kembali dengan tangan bersih dan hati lapang. Namun dia bertekad akan melakukannya, apapun resikonya nanti...

...

Sepanjang malam tanpa akhir itu, Raka benar-benar tidak bisa memejamkan mata barang sejenak. Bayangan mengerikan malam perkosaan yang dilakukannya pada Kirana terus menghantuinya tanpa ampun.

Dia bisa mendengar jeritan ketakutan Kirana bergema memilukan di kepalanya. Memori tubuh sang adik yang meronta ketika dirinya mencengkeramnya dengan sadis, membuat Raka terisak pedih tanpa henti.

"Maafkan aku, Kirana... Maafkan kakakmu yang keji ini!" Dalam tangis tersedu-sedu, Raka meratap penuh penyesalan. "Aku benar-benar sudah seperti binatang buas yang kehilangan kemanusiaan!"

Seandainya saja dia bisa memutar waktu kembali ke masa lalu. Raka pasti akan melakukan apapun untuk mengendalikan obsesi terlaknat yang membutakannya hingga berbuat perkosaan sadis itu. Kenapa dia tidak cukup terbuka untuk berbagi dengan orangtua atau mencari bantuan psikolog?

"Aku benar-benar bodoh dan buta..." Raka memukul kepalanya sendiri penuh frustrasi. "Mengapa aku membiarkan obsesi terkutuk itu terus berkembang hingga menjelma menjadi monster tak terkendali?"

Dalam kesakitannya, Raka teringat nasihat bijak Dr. Rahmat. Bahwa untuk bisa menemui Kirana dan memohon ampun kelak, dia harus membersihkan jiwanya terlebih dulu. Membuang semua memori dan obsesi keji tentang sang adik hingga tak bersisa.

Dia harus bisa mengendalikan diri dan melewati masa-masa penebusan dosa ini dengan utuh. Hanya dengan jiwanya yang benar-benar bersih, Raka bisa pantas menghadap Kirana dan memohon pengampunan atas segala noda hitam masa lalunya.

Namun nyatanya itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Setiap kali Raka mencoba memejamkan mata di atas ranjangnya, obsesi terlaknatnya pasti membajiri alam bawah sadarnya.

Dia seolah bisa melihat imaji-imaji vulgar tentang Kirana yang membuatnya bergidik. Berusaha menepis semua itu, Raka bangkit dan menampar keras pipinya sendiri.

"Kau sialan, keparat! Sadarlah dan lupakan bayangan menjijikkan itu!" Umpatnya penuh muak pada diri sendiri.

Raka kemudian bergegas membasuh dirinya dengan air dingin guna menghilangkan panasnya yang membuncah. Namun usahanya tampak sia-sia saja. Bayangan keji Kirana yang telanjang dan membutanya itu tetap saja tak mau enyah dari benaknya.

Hingga pagi menyingsing, Raka sama sekali tak bisa memejamkan mata barang sejenak. Tubuhnya kini benar-benar remuk redam, dengan lingkaran hitam menghiasi matanya yang cekung.

Namun ternyata malam penuh ganjalan itu masih menyisakan ujian terakhir yang terburuk. Ketika cahaya mentari pagi menyingkap tirai kamarnya, Raka dikejutkan oleh mimpi basah yang dideritanya!

"Tidak!!! Tidaaaak!!!" Raka menjerit histeris mendapati dirinya bermimpi paling jorok tentang Kirana. Rasa muak yang bergejolak di dadanya membuat pemuda malang itu langsung memuntahkan semua isi perutnya.

Bulir-bulir keringat dingin membasahi tubuhnya yang perlahan bergetar. Raka tahu dia memang benar-benar telah tenggelam terlalu dalam di kegelapan obsesi dosa sehingga sangat sulit untuk disingkirkan. Namun dia bertekad tak akan menyerah, apapun yang terjadi!

Malam penuh ganjalan itu telah berlalu, dengan meninggalkan genangan luka menganga di hati Raka. Namun esok harinya, dia akan melanjutkan pengembaraannya menuju puncak pengampunan. Melewati kerikil-kerikil ranjau dosa yang menghadang dengan tapak kaki berdarah sekalipun!

...

Ketika mentari pagi menyingsing, Raka terkulai lemas di sudut kamarnya. Matanya cekung dengan lingkaran hitam pekat, wajahnya pucat pasi. Tubuhnya menggigil setelah semalam suntuk tak bisa memejamkan mata barang sejenak.

Mimpi basah memuncak obsesi terlarangnya tentang Kirana telah menjadi pukulan telak bagi tekadnya untuk sembuh. Bulir-bulir keringat dingin terus membasahi tubuhnya yang bergetar. Raka merasa sangat muak pada dirinya sendiri.

"Ini tidak akan semudah itu...," gumamnya parau di sela nafas tersengal. "Obsesi terkutuk ini telah mengakar terlalu dalam di jiwaku."

Memori mengerikan malam di mana dia memperkosa Kirana kembali berputar-putar kejam di benaknya. Jeritan memilukan sang adik, tubuhnya yang meronta ketakutan, semuanya tervisualisasi begitu hidup dan menyayat ulu hati.

"Maafkan aku, Kirana... Maafkan kakak yang keji ini...," Raka menggeram pedih di sela isaknya yang memilukan. Dia merasa seperti makhluk paling hina yang tak pantas mengaku sebagai manusia.

Di sudut kamar yang remang, Raka meringkuk memeluk lututnya erat-erat. Tubuhnya bergetar hebat merasakan gelombang benci pada diri sendiri yang meluap-luap tak tertahankan. Sebagian dari dirinya merasa mungkin akan lebih baik jika dia mati saja. Mengakhiri siklus siksaan menyiksa ini.

Namun secercah harapan terakhir masih membara di sudut hatinya yang remuk redam. Dia tidak boleh menyerah sekarang. Jalan menuju pengampunan sesungguhnya dari Kirana masih terbentang walau terjal dan berliku-liku.

Dengan kepayahan luar biasa, Raka bangkit terhuyung-huyung menuju kamar mandi. Dia membasuh wajahnya dengan brutal menggunakan pancuran air dingin. Berharap gerakan itu menjernihkan pikirannya yang bergemuruh sesak.

Sejenak, dia menatap bayangannya sendiri di cermin dengan tatapan nanar. "Teruslah berjuang, Raka...," desisnya pada diri sendiri dalam kebencian. "Ini satu-satunya cara untuk menebus dosamu pada Kirana!"

Setelah menghela nafas panjang untuk menguatkan tekad, Raka pun kembali membasuh dirinya di bawah guyuran shower. Membiarkan jutaan butir air membilas habis segala obsesi menjijikkan yang mengungkungnya selama ini.

Demi menghadap Kirana dengan jiwa yang bersih dan hati yang lapang, dia rela melewati detik-detik menyiksa ini. Menembus semua belenggu ganjalan dosa yang membelenggunya saat ini. Sekuat apapun rintangan menghadang, demi pengampunan sejati, Raka telah bertekad bulat untuk melaluinya!

Dari kamar mandi itulah dia keluar dengan tubuh basah tetapi batin yang mengokang tekad baja. Setelah melewati malam penuh ganjalan ini, dia siap menghadapi proses rehabilitasi dari Dr. Rahmat untuk mengikis habis seluruh obsesi terlarang itu dari jiwanya!

...

1
Almaa
kemilau hppyEnd, thanks sehat slalu thor🙆🏻‍♀️
Almaa
/Blackmoon/
Almaa
<3
dan
wah ini raka nya mesum🤣
Almaa
nyesekkk bgt jadi Kirana, until ifeel that:/
dan
menarik ceritanya
Almaa
greged/Blackmoon/
Almaa
sangat interesting thor🌚
Anonymous
👍👍👍
Anonymous
👍
Anonymous
semangat thor
Anonymous
bagus ceritanya
Anonymous
👍
yong leee
lanjut thor
remember
bagus
remember
seru
penakosong18
🔥🔥
penakosong18
lanjut tor
HRN_18
halo raeder semua,jangan lupa tinggalkan vote kalian ya🥰😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!