NovelToon NovelToon
11 (Peringatan)

11 (Peringatan)

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Tasya_putt

Peraturan sekolah yang membuat semua siswa-siswi sekolah merasa takut jika melanggar 1 kesalahan saja. Dimana jika terjadi kesalahan akan terjadinya sesuatu yang membuat dirinya tidak bisa melihat Bumi lagi.

Angka Lahir 11 menjadi tidak tenang karena Hidupnya akan menjadi giliran selanjutnya jika melanggar atau melakukan kesalahan tersebut.

Permainan itu perlahan hancur ketika Datangnya Seorang wanita dari luar negara yang berperan sebagai Siswa Pertukaran Pelajar. Dan mulai mencari cara untuk menggagalkan Permainan tersebut bahkan ingin sekali menghancurkannya.


Real Hasil Karya Author sendiri, Jangan lupa dukung Aku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tasya_putt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perpisahan dengan sahabatnya

Langkah demi langkah Nita berjalan menuju kamar mandi, ia tidak tahan menahan kencingnya dari tadi.

Pandangan mata yang selalu berputar-putar, kedua kaki yang sulit digerakkan, bahkan tubuh yang sedikit melemah.

Nita berusaha mandiri menuju kamar mandi. Tiba-tiba Pintu kamar terbuka lebar, terlihat Pria Tinggi besar dan tampan menatap dirinya dengan wajah yang khawatir.

" Sayang, mau kekamar mandi? Sini aku antarkan. Kenapa kamu tidak bilang padaku jika ingin kekamar mandi " Menahan kedua lengannya disamping Nita agar tidak terjatuh.

Seketika Nita menolak bantuan dari Rhama suaminya.

" Lepaskan tanganmu, aku bisa sendiri " Melepaskan paksa pegangan dari kedua tangan Rhama

Rhama yang tidak tahan dengan sikap Istrinya, langsung mengangkat tubuhnya kedalam kamar mandi.

Membelalakkan matanya dengan mulut yang sedikit terbuka, betapa terkejutnya Nita secara tiba-tiba Suaminya membopong dirinya kedalam Kamar mandi.

" Sudah sampai kan? Baiklah aku akan tunggu di luar, jika sudah selesai panggil aku " Meninggalkan Nita sendirian di kamar Mandi.

Memutarkan kedua bola matanya, sikap suaminya selalu seperti itu sejak dulu. Pemaksa namun perhatian.

5 menit sudah berlalu, Rhama belum mendengar panggilan dari Istrinya. Apakah dia pingsan didalam?

Jantungnya berdetak dengan kencang, takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Seketika Rhama beranjak dari Sofa empuknya, lalu menghampiri Nita yang berada didalam kamar mandi.

Tok... Tok... Tok... 

" Sayang? Apakah sudah selesai? " Tidak mendengar jawaban dari mulut Nita

Merasa ada yang tidak beres, Rhama terpaksa membukakan pintu kamar mandinya lalu masuk untuk menemui Istrinya.

" Nita... " Terlihat istrinya terkapar lemas di lantai keramik kamar mandi dengan menutup kedua matanya.

Dengan cepat Rhama membopong tubuhnya untuk dipindahkan ke Ranjang.

Meletakkan tubuhnya dengan hati-hati lalu  menepuk-nepuk pelan pipi kiri Nita, agar terbangun dari tidurnya.

" Nita.... Sayang.... Bangun, Astaga wajahnya sangat panas sekali " Panik sepanik-paniknya melihat wajah istri berubah warna menjadi merah padam, ini pasti demamnya sudah sangat parah

Terpaksa Rhama mengubungi Dokter Pribadinya untuk datang

" Dokter, Cepat kemari istriku pingsan " Desak Rhama

" Baiklah saya akan segara kesana " Jawaban di balik telepon

°°°

" Baiklah sampai sini aja pelajaran kita kali ini, silahkan kalian segera istirahat " Ujar Bu Hana dengan senyuman tipis lalu meninggalkan kelasnya.

Menutup semua buku-buku yang ia pakai tadi, lalu memasukkannya kepala Tas berwarna hitam putih.

" Sha, ayo kekantin cacing diperut gue udah pada demo nih " Rengekan Manda

" Hm, Ayo " Beranjak dari kursinya lalu berjalan mendahului Manda, dengan cepat Manda mengikuti langkah Yesha di depannya.

Saat mereka berdua berada di Koridor lantai 2, tiba-tiba ada yang memanggil Yesha dibelakangnya dengan jarak yang sedikit jauh.

Seketika Yesha menolehkan pandangannya Ke sumber suara tersebut.

" Iya Bu? " Sahut Yesha

" Tidak sibukkan? Ikut ibu kekantor " Sambung Bu Ratih ia adalah kepala sekolahnya.

Manda seketika cemberut, karena tidak jadi kekantin bersama dengannya.

" Gue kesana dulu sebentar, nanti gue nyusul kekantin " Berlari kecil menuju Kantor guru

" Iss ini masalah pertukaran pelajar masih belum kelar juga? apa salahnya bilang setuju. Kelarkan? " Kesal Manda lalu berjalan menuju kantin.

°°°

Kini Yesha dan kepala sekolah sedang duduk berhadapan.

Tidak jauh, pasti Ini menyangkut Pertukaran pelajar itu.

Yesha Bingung antara setuju dan tidak setuju, karena sebagian keluarga Yesha setuju akan hal ini, disisi lain ibunya tidak mengizinkan dirinya untuk sekolah di Korea.

" Begini Yesha ibu tidak akan memperpanjang penjelasan lagi, ibu hanya ingin persetujuan dari kamu langsung, apakah orang tuamu setuju akan hal ini? "Menunggu jawaban dari Yesha

Dalam beberapa detik Yesha tidak membuka suara, ia bingung dengan dirinya sendiri. Tetapi jika dipikirkan kembali, bukankah ini seharusnya menjadi keputusannya?

Pendidikan bukanlah untuk orang lain, melainkan untuk dirinya sendiri. Jika ibunya melarang terhadap impiannya, bukankah itu menjadi tantangannya?

Ayah dan kakaknya pun mendukung dalam masalah ni, berarti dirinya punya benteng dalam pertahanan. Yesha yakin jika dirinya menyetujui keputusan ini, lambat laun ibunya pasti akan menyetujuinya.

" Bagaimana Yesha? " Masih setia menunggu jawaban dari Yesha.

" Iya bu, saya menyetujuinya " Jawabnya dengan penuh keyakinan

Setelah mengatakannya, entah mengapa perasaan ini kini kian melega.

Dalam beberapa hari Yesha memendam untuk belum siap mengatakan bahwa ia sangat ingin mengikuti pertukaran pelajar itu, tapi kini saat sudah mengatakannya ia merasakan sangat senang.

" Akhirnya, dari sekian lama kamu menyetujuinya juga. Baiklah saya akan memberitahukan kepada pihak sekolah sana, bahwa kamu menyetujui kesepakatan ini " Tersenyum ramah

" Terimakasih bu, baiklah jika tidak ada untuk di pertanyakan, Bolehkah saya keluar bu? Teman saya sedang menunggu dikantin " Ucap tersenyum kikuk.

" Baiklah silahkan " Mengangguk kecil

°°°°

Dorr..... 

Seketika jantung Manda yang tadinya berada ditempatnya kini serasa pindah ke dengkul.

Yesha sengaja mengagetkan Manda, dari tadi ia melihat Manda murung terus. Pasti bosan menunggu dirinya kembali.

" Heheh... Jangan melamun, Anak yang paling cantik "Mencubit kecil pipi kanan Manda

" Sakiittt..iihhhh.... " Berlari Melepaskan jari tangan Yesha yang menempel di kulit wajah Manda.

Menyodorkan mie goreng yang Manda pesan serta minuman jus Mangga, Yesha pun langsung menyantap makanan yang Manda pesan.

Yesha Fokus dengan makanannya, dirinya pun menoleh.

" Kenapa? " Tanya Yesha

" Gimana? " Tanya balik Manda

" Gimana apanya? "

" Lo tuh di panggil Bu kepsek ngapain? Main catur? " Kesal Manda

" Ohhh, Biasa " Lanjut menyantap Mie gorengnya

" Terus? Lo masih bimbang? "

" Gue setuju lah, masa nolak "

Manda mendengar ucapan Yesha mendadak seperti patung, bahkan tidak berkedip sama sekali.

Membuat Yesha menoleh kesamping terlihat Manda masih memandang dirinya.

" Kenapa? " Bingung dengan ekspresi Manda saat ini

Seketika bibir Manda melengkung ke bawah juga mata sedikit Nanar, melihat perubahan Manda tersebut, Yesha tiba-tiba panik.

" Eh? Lo kenapa? Gue salah ngomong? " Mengusap pipi kanan Manda

Matanya berkaca-kaca, hidungnya memerah, bibinya bergetar, pipinya basah oleh air matanya dan sedikit menundukkan kepalanya.

Yesha menganggap ini serius, bukan apa-apa. Tidak biasanya Manda seperti ini.

Mensejajarkan sedikit Wajah Manda dengannya, terlihat Matanya sedikit memerah akibat menangis.

" Lo sedih karena gue nanti belajar disana? Cuma 1 tahun aja kok, nanti juga balik lagi kesini " Mengusap air mata Manda

" Cuma lo yang selalu nemenin gue, gue harus nunggu lo 1 tahun. 1 hari aja gue gak ketemu lo serasa 1 abad " Cicitnya lagi dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya.

Melihat momen langka yang jarang Yesha lihat, Yesha menahan tawanya dengan menutup mulutnya dengan tangan kirinya.

Membuat Manda bingung kenapa Yesha menahan tawanya, padahal ini lagi momen- momen sedihnya.

Dengan cepat Manda memukul kecil lengan kanan Yesha, membuat Yesha sedikit meringis.

" Ihh sakit... " Dengan suara lucunya

" Tahu ah, sebel.... Sana pergi jauh dari gue " Sedikit mendorong bahu Yesha

Tanpa basa-basi Yesha memeluk tubuh Manda dengan Erat, pelukannya sangat erat membuat Manda sedikit kesulitan bernafas.

" Yakk..... Gue susah nafas " Berusaha melepaskan pelukan Yesha

" Gak "

" Iya...iya gue gak marah lagi " Ucapnya dengan kesal

Perlahan Yesha melepaskan pelukannya dari Manda.

" Gue cuma sebentar, gak lama kok.1 tahun pasti gak kerasa waktunya " Senyum manis

" Deal ya, kalo lo udah balik kesini jangan lupa kontek gue. " Menunjukkan jari kelingkingnya

" Janji, gue kalo udah dikorea pun juga bakal ngabarin lo kok " Mengaitkan jari kelingking dengan jari kelingking Manda.

1
anggita
ooh, sudah lama banget yah sekolahnya😑.
anggita
dukung like👍+ hadiah tonton iklan☝. semoga lancar jaya novelnya 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!