Pernikahan Balas Dendam

Tak lama kemudian, efek obat itu mulai bereaksi. Dimana Chia mulai merasa panas, bahkan tubuhnya terasa begitu sensitif. Kepalanya mulai pusing seperti orang mabuk, tapi yang lebih mendominasi adalah rasa panas dan keinginan bagian tertentu di tubuhnya seolah minta disentuh.

“Apa yang kalian berikan padaku?” tanya Chia sembari menahan hasratnya yang seperti ingin dipuaskan.

“Bukan apa-apa, Chia! Mungkin karena kau kelelahan, makanya tubuhmu terasa seperti itu. Ayo, Mamah bantu kau beristirahat di kamarmu,” ujar Mita yang beranjak dari tempat duduknya dan berniat membantu, tapi Chia dengan kasar menepisnya.

“Aku yakin kalian pasti memasukan obat di dalam makanan dan minumanku!” sentak Chia yang menatap Mita dan Kira penuh kebencian.

Plakk ….

Sebuah tamparan yang cukup keras dari Mita mendarat tepat di pipi kanan Chia, bahkan hingga membuat tubuh Chia terjatuh ke lantai cukup keras sampai keningnya terbentur sudut kursi. Mengira semuanya akan segera berakhir, Mita pun menunjukkan wajahnya yang sebenarnya.

“Kau ini sungguh menyusahkan!” cerca Mita dengan tatapan penuh kebencian.

“Riko, bawa dia ke kamar dan lakukan tugasmu!” perintah Mita yang tak lama kemudian Riko muncul dari tempat persembunyiannya.

“Tidak! Aku mohon jangan lakukan ini padaku …” Chia berusaha memohon agar Mita, Kira dan Riko mau memberikan sedikit belas kasihan kepadanya.

Namun, mereka tetap saja mengabaikan permohonan Chia, Riko dengan kasar mengangkat dan menyeret tubuh Chia yang sudah tidak berdaya menuju ke lantai dua dimana kamarnya berada. Sementara Mita dan Kira hanya mengikutinya, hingga tubuh Chia dilempar begitu saja diatas ranjang.

...****************...

Jivin dan Rey yang masih memantau melalui kamera cctv seketika dibuat panik saat Nyonya mudanya di seret menuju kamarnya. Dimana kamar itu tidak dipasang cctv, sehingga mereka tidak bisa lagi memantau apa yang terjadi.

“Sial! Kita harus bergerak sekarang untuk menyelamatkan Nyonya muda!” seru Jivin yang langsung keluar dari mobilnya dan segera disusul Rey yang bersedia membantu.

Mereka segera berlari menuju pintu gerbang, tapi sayangnya pintu gerbang itu malah digembok seolah agar semua sudah masuk ke dalam daftar rencana mereka. Dengan kesal Jivin mengumpat, “Sial, bajingan ini menggembok gerbangnya.”

“Kita panjat saja!” usul Rey yang sudah bersiap untuk memanjat gerbang tersebut.

“WOY! MINGGIR KALIAN!”

Tiba-tiba terdengar suara teriakan Tuan mudanya dan klakson dari dalam mobil yang tengah melaju sangat kencang menuju ke arah mereka, sebenarnya menuju pintu gerbang yang terkunci hanya saja kebetulan Jivin dan Rey berdiri di sana. Keduanya pun terkejut bukan main menatap mobil yang semakin mendekat ke arah mereka. Dengan sisa kesadaran yang ada, baik Jivin maupun Rey pun saling mendorong tubuh satu sama lain agar segera menghindar dari sana.

BRAKK …

Suara mobil menabrak pintu gerbang tersebut terdengar begitu keras. Bagaimana mungkin tidak menghasilkan bunyi sekeras itu, terlebih lagi Glenn menabrak gerbang itu sampai terlepas dari tempatnya. Dan jangan tanyakan kondisi mobil milik Yudha yang sudah pasti bagan depannya hancur tak berbentuk lagi.

Glenn sendiri pun tidak peduli, dia segera keluar dari mobil dan segera bergegas masuk ke dalam rumah itu untuk menyelamatkan sang istri kontraknya. Mari kita pastikan dulu keadaan Jivin dan Rey, apakah masih bernapas atau sudah berpindah alam karena kejadian barusan sebelum kita beralih pada Glenn yang akan menjadi penyelamat untuk Chia.

“Apakah aku masih hidup? Aku masih masih bernapas ‘kan?” Jivin segera memastikan pernapasannya masih berfungsi dengan menghembuskan napas melalui hidung dan mulutnya secara bergantian, “Ouh, ternyata masih,” sambungnya mulai sedikit bernapas lega

Tunggu, bagaimana dengan detak jantungku! Apakah masih berdetak?” Namun, Jivin masih meragukannya, dia segera memegang bagian dadanya untuk memastikan jantungnya masih berfungsi dengan baik, “Aah, syukurlah! Sepertinya aku masih hidup. Terima kasih, Tuhan! Karena kau sudah memberikan sembilan nyawa untukku.” Lanjutnya.

“Hai, memangnya kau kucing yang memiliki sembilan nyawa?” sentak Rey yang sudah lebih dulu sadar bahwa dirinya masih hidup. Padahal dia tidak jauh beda dengan apa yang Jivin lakukan saat ini.

“Hai, kita benar-benar masih hidup ‘kan?” tanya Jivin dengan tubuh yang bergetar ketakutan.

“Tentu saja!” jawab Rey penuh keyakinan.

“Lalu kenapa ada malaikat maut dibelakangmu?” ujar Jivin yang melihat ada yang berdiri tepat dibelakang Rey dengan mengenakan pakaian dan jubah serba hitam, bahkan tangannya membawa sabit kematian.

Sebenarnya Rey menganggap Jivin hanya mengatakan omong kosong untuk menakutinya. Tapi entah mengapa seketika Rey merasa sangat merinding setelah mendengar perkataan Jivin. Secara perlahan Rey pun membalikkan tubuhnya dan benar saja ada sosok berjubah hitam membawa sebuah sabit kini tepat berdiri dibelakangannya.

“Woah … Jivin, tolong aku!” teriak Rey ketakukan yang langsung berlari menghampiri Jivin meminta perlindungan. Tapi sayangnya, Jivin juga berteriak ketakutan saat melihat sosok itu malah semakin berjalan ke arah mereka. Alhasil, Jivin dan Rey saling berpelukan karena sama-sama ketakutan.

“Tuan, apa yang kalian berdua lakukan? Sedang cosplay menjadi teletubies ‘yah?” tanya sosok berjubah hitam membawa sabit yang ternyata salah satu anak buah Jivin.

“TERNYATA KAU, SIALAN!” umpat Jivin penuh kemarahan saat tahu bahwa sosok yang dia takuti adalah anak buahnya sendiri.

“Beraninya kau berpura-pura menjadi malaikat maut dan menakuti kami berdua.”

Rey pun ikut emosi. Dia dan Jivin pun menghajar orang itu untuk meluapkan amarah dan emosinya karena telah berhasil diprank. Kasihan sekali orang itu, padahal dia berniat memberikan informasi yang Jivin perintahkan beberapa waktu yang lalu. Tapi dia malah dituduh malakukan prank, padahal dia ingin menghadiri acara Halloween setelah memberikan informasi yang Jivin inginkan. Dia malah berakhir menjadi pelampiasan kekesalan serta kemarahan Jivin dan Rey hingga babak belur.

...****************...

Sekarang beralih pada Glenn yang semakin cepat berlari menuju ke lantai dua. Dapat Glenn lihat Mita, Kira dan Riko yang masih berada di dalam kamar Chia tertawa bahagia melihat Chia yang tidak bisa melakukan perlawanan karena efek obat yang tidak sengaja diminumnya. Dan dapat Glenn dengar dengan sangat jelas pembicaraan orang-orang itu.

“BIADAB KALIAN SEMUA!” maki Chia dengan sisa tenaganya dan sudah pasti dianggap angin lalu oleh Riko dan yang lainnya.

“Lakukan tugasmu dengan benar kali ini dan puaskan dirimu, sepertinya pria miski itu juga belum menyentuhnya sama sekali,” ujar Mita pada Riko.

“Hanya kali ini aku membiarkanmu menyentuh wanita lain, tapi tidak dengan lain kali,” imbuh Kira yang tampak tidak menyukainya. Akan tetapi, demi mendapatkan harta warisan Chia dia harus merelakan prianya menyetubuhi Chia.

“Tentu, Sayang! Aku hanya melakukan tugasku saja dan didalam hatiku selamanya hanya ada dirimu,” ucap Riko mencoba menenangkan Kira.

Bersambung, ....