(Alur luar negeri ya)
Seorang veteran perang ditugaskan melindungi pengusaha sukses di Milan, Italia. Dia pun langsung terlibat konflik dengan sekelompok mafia yang mengincar keluarga pengusaha tersebut.
Jangan lupa subsribe dan berikan ulasan bintang lima😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Suara tembakan beruntun itu memecah keheningan malam di jalan raya yang sepi. Mobil SUV warna hitam terus mengikuti super car yang dikendarai Luc. Suara tembakan itu juga membangunkan para warga sipil yang sedang beristirahat. Namun, tidak ada satu pun orang yang berani keluar, mereka hanya mengintip dari jendela rumah untuk melihat keadaan di luar sana. Suasana terasa mencekam, dan salah satu warga memberanikan diri untuk menghubungi polisi keamanan setempat.
Luc, menundukkan kepala sambil mengendarai mobil di sela ketakutan yang luar biasa. "Aku tidak mau mati. Aku mohon Tuhan kirimkan penyelamat untukku." Luc terus berdoa di dalam hati di sela ketakutannya yang luar biasa. Ia memacu kendaraannya dengan kecepatan penuh untuk menghindar dari mobil yang terus mengikuti dan menembaki mobilnya. Nyawanya sekarang berada diujung tanduk. Ia harus berusaha menyelematkan dirinya sendiri agar tidak mati konyol di tangan penjahat itu.
Mobil hitam itu berhasil mengejar mobil yang dikendarai Luc. Tapi lagi-lagi gagal menyalip, karena Luc terus memacu kendaraannya dengan kecepatan penuh. Dengan geram dua anak buah Paolo itu melayangkan tembakan beberapa kali tepat mengenai kaca bagian belakang super car tersebut.
DOR!
DOR!
"ARGHHH!!!" teriak Luc ketika suara tembakan kembali terdengar, dan tembakan itu terus memberondong mobilnya. Beruntung peluru-peluru itu tidak mampu menembus kaca dan body mobilnya.
"Sial! Kenapa dia masih lincah mengemudi!" maki pria tersebut dari dalam mobil SUV yang di kendarai rekannya. Ia kembali mengisi peluru dan kembali melayangkan tembakan pada super car tersebut.
"Tembak bannya!" titah rekannya. "Dia akan oleng dan kehilangan kendali jika salah satu bannya pecah!" lanjutnya dengan penuh emosi. Namun, rencana mereka terpaksa gagal saat mendengar suara sirine polisi. Mereka langsung putar arah karena tidak mau berurusan dengan polisi.
Tubuh Luc sudah bergetar takut, keringat dingin membanjiri tubuhnya, bahkan rambut dan make-up nya berantakan membuat wanita itu terlihat menyeramkan. "Huwaaaaa!" Wanita itu menangis histeris sambil meremas setir mobil dengan kuat. Ia tidak menyangka kalau nasibnya akan sesial ini. Dan ia menyesal keluar rumah tanpa mengawalan Arion. Ia mengurangi kecepatan mobilnya saat mengetahui kalau para penjahat itu tidak lagi mengikutinya saat melihat kedatangan polisi. Luc, memutar arah mobil mewahnya yang sudah pada penyok karena diberondong peluru pada penjahat itu menuju rumahnya.
Perasaan takut masih menyelimuti hatinya, tapi ia merasa sedikit tenang saat para penjahat itu sudah menghilang.
"Arion, kau membahayakan nyawa putriku! Kenapa kau tidak mengawalnya!" bentak Dom penuh amarah pada Arion yang berdiri tegap di hadapannya, tepatnya di ruang tengah. Dom terbangun dari tidur nyenyaknya karena Arion membangunkannya dan laporan jika putrinya keluar larut malam dan tidak mau dikawal.
"Putri Anda terlalu keras kepala. Dan dengan cara ini dapat menyadarkan nona muda kalau diluar sana sangat berbahaya," jelas Arion dengan tegas dan lugas.
"Tapi, kau keterlaluan! Seharusnya kau tidak melepaskannya begitu saja! Jika terjadi sesuatu pada putriku kau adalah orang pertama yang akan aku tuntut!" sentak Dom seraya menatap tajam Arion, dan menunjuk-nujuk wajah Arion dengan emosi.
"Baik, Tuan!" jawab Arion, tegas dan tenang.
"Dalam keadaan seperti ini kau masih bisa terlihat tenang Arion! Tugasmu adalah menjaga putriku selama 24 jam, tapi kenapa kau malah seperti ini!" geram Dom mengeluarkan rasa kecewa, dan amarahnya pada bodyguard putrinya itu.
"Maaf." Lagi-Lagi Arion hanya menjawab seperlunya. Bahkan pria tersebut masih berdiri tegap tanpa bergerak sama sekali dengan kepala sedikit terangkat.
Setelah keributan dan keresahan di ruang tengah itu berakhir, tak berselang lama Luc memasuki rumah dengan keadaan yang sangat kacau.