Suatu hari, aku memutuskan untuk melakukan healing sendirian menuju kepedesan nenek ku. Diperjalanan Bus kami mengalami kecelakaan dan yah tiba-tiba saja aku terbangun di hutan belantara...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jamag, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembuatan tanda pengenal penduduk
"Untuk melihat barang bawaan kita, hanya perlu mengucapkan buka inventori... Terkadang ada pedagang yang tak hapal barang dagangannya sendiri... Sihir yang dikembang Inventori yang terhubung ke tas penyimpanan sihir itu praktis..."
Ujarnya saat membawa kereta kuda sambil mengobrol dengan ku.
Tak selang beberapa saat kami sampai di kota, aku melihat gerbang nya sudah tak jauh dari pandangan kami berdua.
"Itu gerbang kota Malboure... " Ujarnya Rolan memunjuk dari kejauhan.
Aku melihat itu dengan mata yang tertuju kearah tunjukkannya.
"Jadi itu Malboure? " Ujarku melihat dari kejauhan kota itu tampak indah, persis seperti yang sering digambar kan di film dan manga fantasi.
Sebuah kota yang dikelilingi tembok melingkar berbentuk bundar, diatas jalan bukit yang menurun kau bisa melihat keseluruhan kota tersebut yang tampak sangat indah.
Dari jauh ada kastil yang berada tepat di tengah kota, mungkin itu adalah rumah nya penguasa kota tersebut.
"Anu, Tuan Luthfi... Apa anda punya kartu Identitas? " Ujarnya bertanya padaku dengan senyuman khawatir.
Aku terdiam sejenak lalu menjawabnya dengan wajah tertunduk.
"Aku tak punya hal semacam itu... "
Dia mendengar itu tertawa tak enak. "Bagaimana mungkin seorang pedagang tak punya kartu Identitas? "
Dia berkata padaku dengan senyuman dan helaan nafas nya.
"Ha-ah, sesampainya dikota... Anda harus daftarkan kartu Identitas Anda ya... "
Saat sampai digerbang, dua penjaga menahan kereta kuda milik Rolan. Kemudian Rolan menunjukkan kartu Identitas nya dan penjaga mengecek kebelakang gerbong kereta kudanya.
Mereka berdua melihat diriku, dan memanggil ku.
Setelah itu, aku dibawa ke pos penjaga.
Di hadapan Seorang Penjaga yang memakai helm armor. Dia melepas helm armor nya dan menaruh nya di meja.
Aku bisa melihat seorang perempuan cantik berambut pirangpirang dan pupil mata biru.
"Anda bernama Nanang Luthfi, seorang pengembara dari benua Tenggara... Aku tak pernah dengar negara yang and sebutkan barusan di benua tenggara ... "
"Ah, itu negara yang cukup besar sebenarnya... Aneh sekali, tak ada yang tahu... "
Dia mengambil pena bulu burungnya dengan kertas agak kuning itu,Dia menulis.
"Yah, ada banyak hal aneh didunia ini yang pasti Anda perlu mengisi bagian yang sudah aku tulis sekarang... " Menyodorkan kertas itu kemudian padaku.
Aku melihat kertas itu, ternyata dia menulis formulir pendaftaran.
"Aku hanya perlu mengisi formulir inikan? "
Dia mengangguk. "Yah, begitulah... Setelah itu biaya nya 2 keping perak... "
Rolan yang berdiri disampingku tersenyum.
"Ayo bayar, Tuan Luthfi lalu anda bisa dapat kartu Tanda pengenal anda... "
Aku menatap Rolan dengan wajah sedih.
"Maafkan aku Rolan, diriku kehabisan uang... "
Dia mendengar itu jadi memasang wajah tak enak.
"Eh? "
Melihat wajah nya, aku merasa terpukul.
Dihatiku.
"Rolan mulai memandangku sebagai beban... "
Seseorang datang, rekan penjaga itu yang tadi bersama nya di gerbang.
Dia membawa Bola kristal di tangannya, kemudian menaruh nya di meja.
"Aku membawa kurs pendeteksi Sihir dan kemampuan... "
Membuka helm armornya, teterlihat perempuan lagi rambut merah dan pupil mata hitam yang sama dengan ku.
"Hmmm, ada yang aneh dengan ku? " Tanya dia padaku yang menatap nya.
Aku menatap Rolan, dan melihat rambut coklat muda dan pupil mata muda.
"Dunia ini punya warna beragam di mata dan rambut mereka? " Ujarku bertanya tanya di hati.
Rolan melihat tatapan ku mengeluh dengan membuang nafas.
"Ha-ah, kita baru saja bertemu Tuan Luthfi tapi anda sudah berhutang 2 perak padaku... "
Aku menjadi malu seketika dan meminta maaf saat itu juga.
"Maafkan aku Rolan, aku pasti akan menggantinya! " Ujarku menunduk di hadapannya.
Dia menjadi salah tingkah.
"Hey, jangan berlebihan... Ini hanya dua koin perak, tak perlu sampai berlutut juga... "
Aku memandang nya dengan haru.
"Rolan, kau pria baik! "
Perempuan berambut pirang itu menegurku.
"Hey Tuan Luthfi, cepat selesai kan ini... Aku punya banyak perkerjaan di gerbang depan... Para ksatria penjaga kota itu pasti mulai bosan menggantikan tugas kami berdua... "
Aku berdiri dan menunduk meminta maaf.
"Maafkan aku, akan ku selesai kan... " Ujarku kembali duduk di kursi.
Dia lalu mengangguk padaku, perempuan berambut merah yang tengah berdiri di samping penjaga pirang itu.
"Silahkan taruh tangan anda di atas Kristal, ini untuk pengukuran mana dan berkah... "
Aku mengangguk dan memaruh telapak tanganku.
_____