NovelToon NovelToon
Jatuh Cinta Dengan Baby Sitter

Jatuh Cinta Dengan Baby Sitter

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Pembantu
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Larasati Pristi Arumdani

Shereny Claudine, seorang perempuan mandiri dan tegas, terpaksa mencari pekerjaan baru setelah putus dari kekasihnya yang berselingkuh serta kepergian ibunya. Tak ingin bergantung pada siapa pun, ia melamar sebagai pengasuh (baby sitter) untuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun bernama Arga. Tak disangka, ayah dari Arga adalah Elvano Kayden, pria arogan dan kaya raya yang pernah bertemu dengannya dalam situasi yang tidak menyenangkan. Elvano, seorang pengusaha muda yang dingin dan perfeksionis, awalnya menolak keberadaan Shereny. Menurutnya, Shereny terlalu keras kepala dan suka membantah. Namun, Arga justru menyukai Shereny dan merasa nyaman dengannya, sesuatu yang sulit didapat dari pengasuh sebelumnya. Demi kebahagiaan anaknya, Elvano terpaksa menerima kehadiran Shereny di rumah mewahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Larasati Pristi Arumdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6 : Mulai Tumbuh Rasa

Di pagi yang cerah, Elvano bersiap untuk berangkat kerja. Dengan setelan jas yang rapi dan dasi yang elegan, dia terlihat sangat tampan. Namun, saat dia melihat dirinya di cermin, dia menyadari bahwa dasi yang dikenakannya miring, menciptakan kesan yang kurang rapi.

Sementara itu, Shereny sedang merapikan mainan anak di ruang bermain. Ketika dia mendengar suara Elvano menggerutu, dia melirik dan melihat majikannya berdiri di depan cermin dengan ekspresi frustrasi.

"Dasi ini selalu tidak mau bekerja sama,” gumam Elvano sambil mencoba mengatur dasinya sambil melihat ke cermin.

Tanpa pikir panjang, Shereny mendekat. “Biarkan saya membantu, Tuan,” ucapnya, suara lembutnya memecah keheningan. Elvano terkejut, tetapi dia tidak menolak tawaran itu.

“Uh, baiklah,” jawab Elvano, sedikit canggung. Dia merasa ada sesuatu yang berbeda ketika Shereny berdiri dekat dengannya. Jantungnya berdegup kencang saat dia melihat Shereny mendekat.

Dengan hati-hati, Shereny mengulurkan tangannya untuk merapikan dasi Elvano. Dia berdiri di sampingnya, berusaha untuk tidak terlihat gugup. Saat tangannya menyentuh dasi, dia merasa aliran energi yang tak terduga.

“Dasi ini harus lebih rapi,” kata Shereny sambil menarik sedikit dasi untuk mengatur posisinya. “Terlalu miring bisa membuat penampilan anda terlihat kurang profesional.”

Elvano menatap wajah Shereny yang fokus, merasakan kedekatan yang aneh. Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari mata Shereny yang berkilau. “Terima kasih,” ucapnya dengan nada yang lebih lembut dari biasanya.

Setelah selesai membenahi dasi, Shereny mundur sedikit untuk melihat hasilnya. “Sekarang sudah lebih baik,” katanya sambil tersenyum. Namun, saat dia mundur, tangannya tidak sengaja menyentuh jas Elvano.

Elvano menahan napas, terkejut oleh sentuhan itu. Jantungnya berdegup semakin kencang, dan dia merasakan ketegangan di antara mereka. “Kau… kau benar,” jawabnya, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang meskipun hatinya berdebar.

Shereny tersenyum, merasa sedikit bangga telah membantu Elvano. Namun, dia juga merasakan ketegangan di udara. “Baiklah, saya tidak ingin menghalangimu lebih lama. Semoga harimu menyenangkan,” ucapnya, berusaha untuk tetap santai.

Elvano mengangguk, tetapi saat dia melangkah pergi, dia tidak bisa mengabaikan perasaan aneh yang muncul. Momen kecil itu membuatnya menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih dalam antara mereka, meskipun dia berusaha menyimpannya jauh di dalam hati. Saat Shereny kembali ke aktivitasnya, dia tahu bahwa hari itu akan meninggalkan kesan yang mendalam di benak mereka berdua.

Saat Elvano berjalan menuju pintu keluar rumah, dia merasa sedikit lebih ringan setelah momen singkat dengan Shereny. Namun, saat dia membuka pintu, Alfaro, sekretarisnya yang selalu sigap, menghampiri dengan langkah cepat.

“Selamat pagi, Pak!” sapa Alfaro dengan semangat, meskipun wajahnya terlihat serius. “Ada beberapa dokumen yang perlu kamu tanda tangani sebelum berangkat.”

Elvano mengangguk, tetapi dia tidak bisa menahan senyum kecil. “Pagi, Alfaro. Apa yang penting banget sampai harus ditandatangani sekarang?”

Saat Alfaro menjelaskan isi dokumen, Elvano tidak bisa sepenuhnya fokus. Dia merasakan ketegangan di udara, dan jantungnya masih berdegup kencang dari interaksi sebelumnya. Alfaro, yang tidak menyadari perasaan Elvano, terus berbicara dengan penuh semangat.

“Jadi, kita perlu memastikan semua detailnya tepat. Klien sangat menekankan pada waktu penyelesaian,” jelas Alfaro, sambil menunjuk beberapa poin penting di dokumen.

“Ya, ya, aku paham,” jawab Elvano, berusaha untuk tetap fokus. Namun, pikirannya melayang kembali ke Shereny dan bagaimana dia merasa nyaman saat bersama wanita itu.

Setelah menandatangani dokumen, Elvano menatap Alfaro. “Oke, semua sudah beres. Aku berangkat sekarang. Pastikan semua siap untuk rapat nanti, ya?”

“Siap, Elvano! Semoga harimu menyenangkan,” balas Alfaro dengan semangat, tidak menyadari bahwa Elvano masih terjebak dalam pikirannya sendiri.

Elvano melangkah keluar, berusaha menyingkirkan perasaan campur aduk yang mengganggu. Momen kecil dengan Shereny membuatnya merasa ada sesuatu yang lebih dalam yang perlu dia hadapi. Saat dia melangkah pergi, dia tahu hari itu akan menjadi lebih menarik dari yang dia duga.

“Tuan!” seru Shereny, sedikit terengah-engah. “Tunggu sebentar!”

Elvano berhenti dan menatapnya dengan ekspresi datar. “Ada apa?” tanyanya, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang meskipun hatinya sedikit bergetar melihat semangat Shereny.

Shereny tersenyum lebar, "Saya membuatkan bekal untuk Anda. Saya tahu Anda pasti belum sarapan, jadi saya ingin Anda makan ini di kantor."

Elvano terdiam sejenak, sedikit terkejut dengan perhatian Shereny. Namun, dia berusaha untuk tetap bersikap dingin. "Ah, terima kasih. Tapi tidak perlu repot-repot," ucapnya, nada suaranya terdengar datar.

Meskipun Elvano mencoba bersikap cuek, di dalam hatinya dia merasa terkesan dengan perhatian Shereny. Dia tidak terbiasa dengan orang yang peduli padanya seperti ini. Biasanya, semua orang hanya memperlakukannya sebagai bos yang harus ditakuti.

Shereny menyodorkan kotak bekal itu ke arah Elvano. "Saya mohon, Elvano. Saya ingin Anda makan dengan baik," pintanya dengan nada lembut.

Elvano menatap Shereny sejenak, lalu perlahan mengambil kotak bekal itu. "Baiklah, terima kasih," ucapnya, masih dengan nada datar, namun ada sedikit kehangatan di matanya.

...****************...

"Kakak!” seru Arga dengan suara bersemangat, kemudian melompat ke pangkuan Shereny.

“Hey, Arga! Kamu lagi ngapain?” tanya Shereny, tersenyum melihat gelagat anaknya yang penuh energi.

“Arga mau cerita!” kata Arga, matanya berbinar. “Tadi di sekolah, guru cerita tentang Ibu.”

Mendengar itu, hati Shereny sedikit tergetar. Dia tahu Arga sering mengingat Mamanya, yang sudah tiada, meskipun Shereny sendiri tidak mengenalnya. “Oh, iya? Arga bilang apa sama ibu guru?” tanya Shereny dengan lembut, berusaha untuk mendengarkan.

“Mama itu baik. Dia suka banget nyanyi dan masak!” Arga menjelaskan, wajahnya penuh semangat. “Tadi, ibu guru bilang Mama pasti sayang sama Arga. Mama senang kalau Arga bisa lucu seperti ini!”

Shereny menatap Arga “Iya, sayang. Mamamu pasti sangat mencintaimu,” jawab Shereny pelan, berusaha menenangkan Arga.

Arga terus bercerita, “Mama juga bilang, kita harus selalu tersenyum. Mama sayang senyum Arga!” Dia mengerutkan dahi, tampak berpikir sejenak. “Kenapa Mama gak ada lagi, Kak?”

Shereny merasa hatinya hancur melihat kesedihan di wajah Arga. Dia mendekat dan memeluknya dengan lembut. “Arga, kadang-kadang orang yang kita cintai harus pergi ke tempat yang lebih baik. Tapi, mereka selalu ada di hati kita, dan kita bisa mengingat semua kenangan indah tentang mereka.”

Arga mengangguk, meskipun wajahnya menunjukkan bahwa dia masih kebingungan. “Tapi Arga mau Mama di sini! Arga mau Mama masak bareng dan nyanyi!” ucapnya dengan nada sedih.

“Kakak tahu itu sulit,” jawab Shereny, “tapi kita bisa membuat kenangan baru bersama. Bagaimana kalau kita masak bareng sekarang? Kita bisa buat kue cokelat favorit Mama!”

Mendengar tawaran itu, wajah Arga mulai bersinar kembali. “Kue cokelat? Seru banget, Kak!” serunya, semangatnya mulai pulih.

“Ya, kita bisa nyanyi sambil masak! Mama pasti juga senang melihat kita bahagia,” kata Shereny dengan senyum lebar, merasakan kebahagiaan baru yang muncul di antara mereka.

Arga memeluk Shereny erat. “Makasih, Kak! Arga senang banget!” ucapnya dengan penuh rasa syukur.

...****************...

Malam telah tiba, dan cahaya lampu redup menerangi ruang tamu. Elvano baru pulang dari pekerjaan dan mendapati Shereny tertidur di sofa. Badan Shereny terlihat lelah setelah seharian menjaga Arga yang penuh energi.

Tiba-tiba Shereny berkeringat dan memimpikan Reynold. Sebenarnya Shereny masih merindukan Reynold. Di dalam mimpinya, saat Shereny melihat Reynold, jantungnya berdebar. Tanpa berpikir panjang, dia menarik tangan Reynold dan mendekatkannya. Mereka saling menatap, dan dalam sekejap, Shereny merasakan perasaan yang mendalam. Dalam mimpinya, dia menciumnya dengan lembut, merasakan kehangatan dan kedamaian yang selama ini dia rindukan. Segala kerinduan dan cinta yang terpendam mengalir deras dalam momen itu. Sehingga kedatangan Elvano di sampingnya pun menjadi pelampiasan mimpinya. Shereny menarik tangan Elvano hingga wajah Elvano sangat dekat dengan wajah Shereny.

1
LISA
Aq mampir Kak
Arachikimchi: haloo! selamat membaca~
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!