Rayner Morrigan pria tampan dan kaya raya , berprofesi sebagai dosen disalah satu universitas terkenal dikota nya juga seorang pemimpin perusahaan yang sukses ,tapi sayang dirinya harus menelan pil pahit lantaran Dokter menyatakan jika dirinya 'Mandul' .
Mariska sang istri pun langsung meminta cerai darinya ,pasalnya ia terus didesak oleh orang tuanya untuk segera memiliki momongan , sedangkan Rayner jelas tak mungkin bisa memberikannya keturunan .
Sakit hati juga kecewa membuat Rayner kalut sampai melampiaskannya dengan pergi keclub dan minum hingga mabuk berat bahkan tanpa sadar dirinya meniduri wanita yang tak lain adalah mahasiswi nya sendiri .
"Bapak harus tanggungjawab , saya gak mau sampai hamil anak bapak ". - Agatha Prameswari
"Kau tak akan hamil , karena aku mandul "- Rayner Morrigan
Bagaimana kisah kedua nya berlanjut ? Simak cerita selanjutnya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 19.
"Tuan ..." teriak Han - Asisten Rakhes , dia bergegas berlari menghampiri tuannya itu yang bersandar lemas disamping pintu mobilnya seraya memejamkan mata nya dan telapak tangannya masih mengucur darah segar .
Setelah Rayner pergi , Rakhes langsung menjatuhkan dirinya diaspal sembari mengelus dada nya yang dipukul Rayner dengan kuat , bisa dipastikan jika saat ini dada bidang nya pasti sudah membiru memar .
Dengan cepat Asisten Han segera melepas dasi nya dan melilitkannya ditangan Rakhes .
"Anda harus segera kerumah sakit sekarang tuan ". Ucap Asisten Han
Rakhes meringis merasakan ngilu ditelapak tangannya , tadi saat dia mencengkeram belati Rayner rasa sakit nya tak terasa dan sekarang baru bisa Rakhes rasakan dan itu benar-benar perih juga ngilu .
"Tak perlu Han , kita pulang saja ". Ujar Rakhes lalu berusaha berdiri , Asisten Han dengan sigap membantu nya .
"Biarkan saya yang mengemudikannya tuan , tangan anda sedang sakit ". Tukas nya
"Hmm .." Rakhes hanya berdehem sebagai jawaban .
Kemudian Asisten Han segera membukakan pintu mobil untuk Rakhes , setelah itu ia bergegas menyusul masuk dan duduk dikursi kemudi . Tapi sebelum Asisten Han melajukan mobilnya , ia lebih dulu menelpon dokter pribadi Rakhes agar segera datang ke mansion .
"Han " panggil Rakhes
"Ya tuan ?" sahut Asisten Han
"Cari tau kemana Jery membawa Agatha pergi , aku yakin kak Rayner tak akan membiarkan aku menemukan Agatha dengan mudah ". Ucap Rakhes
"Baik tuan ". Ujar Asisten Han
...----------------...
Didalam apartemen milik Rayner , Agatha terus saja mondar-mandir didepan ruang tamu menunggu kedatangan ayah dari calon bayi nya tersebut . Entah kenapa Agatha begitu mengkhawatirkannya sedangkan bibir nya terus saja menyangkalnya Agatha berpikir jika mungkin itu hanya karena bawaan bayi .
Tangan halus nya terus mengusap perut buncitnya , sesekali ia duduk disofa lalu berdiri lagi . Menatap kearah pintu berharap sang pemilik apartemen segera datang .
"Kenapa dia belum datang juga .." gumam nya lirih namun raut wajah nya begitu menunjukkan kekhawatiran pada Rayner .
Agatha mendesah pelan saat dia kembali mendudukkan dirinya disofa tiba-tiba perut nya berbunyi."Sayang kamu lapar yaa ?" ucapnya seolah mengajak bicara bayi nya .
Agatha baru ingat jika dari tadi dia belum makan apapun , dan ini sudah hampir malam . Terakhir dia hanya makan sarapan pagi nya saat belum terjadi penculikan di klinik Niki .
Bergegas Agatha melangkahkan kakinya menuju ruang makan ia teringat jika tadi ada seorang wanita paruh baya yang diperintah Jery untuk mengantarkan untuk diri nya . Agatha langsung menarik kursi dan duduk , dilihatnya diatas meja makan itu terdapat banyak sekali makanan kesukaannya .
"Bagaimana dia bisa tau kalo aku suka cake ?" ucap Agatha bertanya-tanya
Dia pun segera meraih cake kesukaannya itu dan memakannya .
"Hmm... Ini cake terenak yang pernah aku makan ". Agatha kembali memasukkan cake itu kedalam mulut nya hingga habis .
Setelah itu Agatha beranjak dari duduknya untuk mengambil minum , tapi tiba-tiba perut nya terasa begitu sakit .
"Aahh , kenapa perut ku sakit sekali ..." ucap Agatha seraya meringis menahan sakit , tangannya berpegangan pada pinggiran meja .
"Aaahhh , sakit ... " Rintihnya
Keringat sudah keluar membasahi kening nya saat perut nya terasa seperti diremas-remas , Agatha langsung mendudukkan dirinya perlahan dilantai .
"Kenapa sakit sekali , aku gak kuat .." Agatha menjepit kuat bibir nya seraya memejamkan mata nya merasakan sakit yang begitu luar biasa disekitar perut nya , serasa nyawa nya sudah diujung tanduk .
Agatha menundukkan kepala nya ketika ada sesuatu yang merembes mengalir disela paha nya .
"Darah ?" pekik nya
"Enggak , sayang mama mohon bertahan lah .." gumam Agatha seraya mengelus perut buncit nya , kemudian dengan susah payah Agatha mencoba berdiri sambil berpegangan pada kursi . Keringat sudah membanjiri wajah cantiknya yang terlihat memucat . Nafas nya tersengal-sengal merasakan sakit yang semakin menyiksa perut nya .
"Mama mohon sayang , kita berjuang sama-sama . Jangan tinggalkan mama sayang ..."
Setelah itu Agatha melangkahkan kakinya menuju pintu berharap ada seseorang yang akan masuk kedalam dan menolong nya .
Brukk ...
Agatha ambruk tak sadarkan diri saking tak kuat nya merasakan sakit diperut nya .
...----------------...
Tin...
Tin...
Suara klakson dan umpatan para pengendara lain terdengar keras ditelinga Rayner tapi tak ia hiraukan. Saat ini dirinya tengah mengendarai motor sport nya dengan kecepatan tinggi menuju apartemen nya . Perasaannya sungguh tak enak bercampur gelisah . Ia ingin buru-buru cepat sampai diapartemen dan bertemu dengan Agatha juga calon anak nya.
Sesampainya digedung apartemen miliknya , Rayner bergegas turun lalu melemparkan kunci motor nya pada petugas setelah itu ia segera berlari menuju lift yang akan membawa nya naik ke lantai dimana unit apartemennya berada .
"Ahh sial!" umpatnya ketika lift yang akan dia gunakan ternyata dalam perbaikan , dengan cepat Rayner berbalik badan dan berlari menaiki tangga darurat .
Sialnya unit apartemen miliknya berada dilantai 20 , dan sekarang ia baru menaiki setengah dari anak tangga dilantai 10 masih ada setengah jalan lagi yang harus Rayner lalui . Nafas nya sudah ngos-ngosan tapi ia harus segera sampai di apartemennya .
"Haahh ... Sial ", umpatnya lagi seraya berkacak pinggang dan mengatur nafas nya . Setelah itu ia segera berlari menaiki anak tangga lagi agar segera sampai .
Sesampainya didepan pintu unit apartemennya , sejenak Rayner berdiam diri sembari mengatur nafas , kemudian Rayner segera menekan tombol password nya .
Ceklekk ...
Pintu terbuka , seketika itu bola mata Rayner membulat sempurna melihat pemandangan yang begitu mengiris hati nya .
Agatha tergeletak dilantai dengan darah yang berceceran disekitar nya ,dan yang lebih parahnya jantung Rayner serasa lepas dari tempatnya ketika melihat darah mengalir dari sela paha Agatha .
Kaki jenjang nya segera berlari mendekati Agatha dan mengangkat kepala wanita itu diatas pangkuannya.
"Agatha .. Bangun ... " Ucap Rayner sambil menepuk pelan pipi Agatha . Tanpa basa-basi ia segera membopong Agatha dan bergegas membawa nya kerumah sakit .
"Ku mohon bertahan lah .. Demi anak kita , aku rela menukar nyawaku asal kamu dan anak kita baik-baik saja . . Ku mohon bertahanlah Agatha ". Ucapnya dengan bibir yang bergetar menahan sesak didadanya ,cairan bening mulai luruh dari netra tajam nya .
Demi apapun , Rayner tak siap jika harus kehilangan kedua nya . Rayner baru sadar jika ia mulai menaruh hati pada wanita ibu dari calon bayi nya tersebut .
.
.
.
Haii , jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen ... Terimakasih 🌹♥️
Cepat bangun Agatha, putramu butuh ASI mu