Casey Copeland, wanita berusia 24 tahun yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan ibunya sejak ia masih kecil. Casey tidak tau mengapa ibunya membedakannya dengan kakaknya. Ibunya membenci Casey.
Casey mulai lelah dengan segala upaya yang dilakukannya hanya untuk mendapat perhatian ibunya. Casey berubah, ia tidak ingin menjadi Casey yang dulu lagi.
Casey menjebak kekasih kakaknya hingga mereka berakhir di pelaminan. Benih-benih cinta mulai tumbuh pada di antara mereka. Akankah kehidupan Casey berakhir bahagia setelah mengetahui siapa pria itu sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7: Panti Asuhan
Semua aneka cake dan roti sudah di packing dengan rapi dan di susun di dalam mobil. Jumlahnya sangat banyak.
"Ayo kalian bertiga ikut saya," ucap Courtney yang merupakan manager mereka.
"Baik bu," ucap Casey. Mereka lalu masuk ke dalam mobil Courtney.
"Kalian bertugas membantu saya untuk membagikannya pada anak-anak panti nanti," ucap Courtney.
"Baik bu.." jawab Leandra.
Tak lama kemudian mereka tiba di panti asuhan. Casey, Megan dan Leandra kemudian dibantu oleh supir yang mengantar makanan tersebut membawa semua plastik besar berisi makanan ke dalam panti.
"Selain cantik dan kaya, Mrs Luvena sangat baik. Ia menjadi donatur di panti ini," ucap Megan.
"Ya, aku sangat mengagumi kepribadian Mrs Luvena," timpal Leandra. Casey hanya mengangguk membenarkan perkataan kedua temannya.
"Oh.. kalian sudah datang... ayo ikuti saya," ucap Luvena yang melihat pekerjanya sudah tiba di panti. Mereka lalu mengikuti Luvena dari belakang.
"Courtney.. kamu kembali ke toko saja. Mereka yang akan membantu saya," ucap Luvena pada Managernya. Wanita itu lalu mengangguk dan pergi.
Mereka tiba di ruangan kepala panti. Ibu panti menyambut hangat kedatangan mereka dan mengajak mereka untuk duduk di kursi.
Keempatnya tampak diam menunggu atasan mereka menyelesaikan pembicaraannya dengan ibu panti.
Lima belas menit berlalu, Luvena mengajak pegawainya untuk membagikan kue yang mereka bawa kepada anak-anak panti. Semua anak-anak itu tampak ceria setelah mendapat makanan. Banyak diantara anak panti yang kini tengah beranjak dewasa. Beberapa diantara mereka sedang menempuh pendidikan di tingkat SMA.
Satu jam berlalu. Casey dan kedua sahabatnya tampak bermain-main dengan anak-anak sebelum mereka diperintahkan oleh atasannya untuk kembali ke toko.
Seorang pria dengan stelan jasnya dengan kacamata hitam bertengger di matanya datang menghampiri Luvena.
"Mom... kenapa tidak bilang supir untuk menjemput mommy. Aku sedang rapat tadi," ucap Dariel kesal. Pasalnya ia tak sengaja melihat ponselnya beberapa menit yang lalu saat ia sedang meeting di kantor. Ada begitu banyak pesan masuk ke ponselnya. Sebuah perintah dari mommy tercintanya dan tentu saja dengan sedikit ancaman hingga ia meninggalkan ruang meeting. Dariel kesal dengan daddy yang tak kunjung kembali. Selama pergi, Luvena memintanya untuk menginap di rumah mereka membuat Dariel tidak bebas keluar karena mommy nya yang selalu mengajaknya menonton film yang sama selama beberapa hari ini dan melihat mommy yang selalu menangis hanya kerena film tersebut. Entah apa yang sedih disana hingga membuat mommy nya menangis.
"Dariel, apa kabar nak..." ucap Carmela, ibu panti yang usianya sudah hampir 70. Wanita tua itu merupakan keturunan Italia.
"Hai nonna. Lama tidak bertemu. Saya baik-baik saja.." balas Dariel ramah. Dariel sudah menganggap wanita tua itu seperti neneknya.
"Mommy tidak tau kalau kamu sedang rapat. Kalau begitu kamu kembali saja. Nanti mommy akan menghubungi supir untuk menjemput mommy," ucap Luvena.
"Terlambat mom. Aku sudah mengalihkannya meetingnya pada Julius," balas Dariel dengan wajah datarnya duduk di kursi tepat di samping Luvena.
"Bukankah mommy ingin pulang. Ayo... aku ada jadwal menemui kekasih ku sebentar lagi," ucap Dariel.
"Mommy masih berbicara dengan Carmela. Tanggung sekali soalnya," balas Luvena membuat Dariel mengerutkan kedua alisnya. Tau begini, dia akan melanjutkan meetingnya tadi.