Zanaya sangat tergila-gila pada Revan sejak dari mereka duduk di bangku sekolah, bahkan dia menyuruh orang tuanya menjodohkan keduanya, siapa sangka itu menjadi petaka untuk dirinya sendiri.
Dengan kedua bola matanya sendiri, dia melihat sang suami menodongkan pistol ke arahnya yang dalam keadaan hamil besar, disampingnya seorang gadis bergelayut manja tersenyum menyeringai ke arahnya.
"Ada pesan terakhir zanaya?" Tanyanya dingin.
Zanaya mendongak menatap suaminya dengan penuh dendam dan benci.
"Jika ada kehidupan kedua, aku tak akan mencintai bajingan sepertimu. Dendamku ini yang akan bertindak!" Ucapan zanaya penuh penekanan.
Dor! Dor! Dor!
Tiga tembakan melesat ke arah wanita cantik itu tepat di kepalanya, membuatnya terjatuh ke dasar Danau.
Saat membuka mata, dirinya kembali ke masa lalu, masa dimana dia begitu bodoh karena tergila-gila pada Revan
Tapi setelah mengalami reinkarnasinya, ada takdir lain yang akan menantinya. Apakah itu, silahkan baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman
Shut...
Brugh...Brugh..
Beberapa pekerja mencoba melarikan diri saat kejahatan mereka terbongkar, tapi dengan sigap Zanaya melemparkan sebuah jarum yang diolesi obat bius mengenai mereka tepat sasaran.
Semua orang melotot kan matanya, saat melihat Zanaya dengan cepat melumpuhkan beberapa orang yang mencoba kabur, tapi mereka tidak melihat apa yang Zanaya lempar sehingga membuat pekerja itu tergeletak dilantai.
"Ingin mencoba melarikan diri huh!" desis Zanaya penuh penekanan dengan mata berkilat dingin.
Mama Liona kini matanya berkilat dingin, dia tak menyangka sikapnya yang selama ini baik pada pekerja membuat mereka tidak tahu diri.
"Mama dukung keputusan mu sayang! Ambil organ mereka!" Geram mama Liona dengan menggertakkan gigi nya menahan amarah, berlalu dari sana, para pekerja mulai kehilangan harapan untuk hidup saat mendengar orang yang sempat membela sedikit akhirnya mendukung.
Jika sudah menyangkut keluarga, mama Liona berubah menjadi singa yang siap menerkam, meski tak sekejam mertua dan sang suami.
"Selama ini keluarga ku yang membiayai kalian, bahkan ada yang memungut kalian dari jalanan tapi sepertinya sampah tetaplah sampah yang tidak bisa didaur ulang! Kalian bekerja dengan orang yang salah, jadilah nikmatilah hasilnya," ujar Zanaya dingin tidak menghiraukan permohonan mereka.
"Pengawal!" teriak Zanaya tegas.
"Kami nona?" Beberapa pengawal berkumpul termasuk Terminator yang diberi nama Alfa.
"Bawa mereka ke ruang bawah tanah, jangan lupa hubungi dokter Allen, siap-siap mengoperasi mereka!" titah Zanaya tegas berbalik pergi meninggalkan aula mansion, tanpa mempedulikan jeritan dan teriakan pekerja.
Keluarga Zanaya mengikuti langkah Zanaya keluar dari aula menuju ruang keluarga.
"Sepertinya kalian perlu latihan tertutup lagi." Kakek menepuk pundak anak dan cucu laki-lakinya, berlalu dari sana meninggalkan keduanya dengan tubuh membeku.
Mereka sangat tahu latihan tertutup itu bagaimana kerasnya, tapi latihan yang mereka terima berbeda dengan Zanaya yang di ruang dimensi.
Zanaya khusus diruang dimensi sedangkan mereka latihan disebuah pulau, latihan yang mereka jalani disana sangat kejam.
"Bagaimana kau tahu sayang, jika makanan itu sering ditaburkan racun oleh pengkhianat itu?" tanya sang mama saat mendaratkan bokongnya di sofa keluarga diikuti yang lainnya. Pasalnya keluarga Zanaya sudah melewati latihan keras dan juga mempelajari jenis racun hanya saja racun jenis ini memang tidak berbau dan berwarna.
Zanaya mengutak-atik ponselnya kemudian menyodorkan pada keluarganya, disana setiap hari pelayan menaburkan sesuatu diam-diam terlihat di cctv, selama ini cctv yang mereka kira mati ternyata masih bisa dikembalikan datanya oleh Zanaya.
"Bukannya cctv di dapur mati?" Zanders mengernyit keningnya heran
"Sudah Zay pulihkan," ujarnya singkat membuat keluarganya tercengang.
"Zay juga mengecek darah Mama, Papa dan Kak Zanders yang ternyata memiliki kandungan racun yang sudah lama mengendap, makanya kalian sering merasa lemas saat selesai makan, racun itu memang bekerja secara lambat, tapi efeknya bisa membuat orang berumur lebih pendek," jelas Zanaya tanpa ada yang ditutupi.
"Bagaimana mungkin kamu bisa melihat hasilnya tidak lebih dari 24 jam?" Semua menatap Zanaya penasaran, yang di tatap hanya tersenyum tipis.
"Kalian tidak tahu? Zanaya mewarisi kemampuan istriku." Kakek Gerald berucap dengan sombong.
"Ck, jangan bilang Papa melakukan latihan tertutup untuk Zay juga?" tebak Papa Zidan yang diangguki kakek Gerald membuatnya berdecak kesal.
"Tapi Kek, Zay disana tidak lebih dari sebulan." Zanders mengerutkan dahinya bingung.
"Itulah bedanya Zanaya, dia bisa menyerap semua ilmu dengan cepat hanya saja-" Kakek Gerald melirik cucu cantiknya yang terlihat santai tidak terpengaruh.
"Hanya saja?" Ketiga orang itu menunggu dengan penasaran.
Kakek Gerald menghela nafasnya. "Selama ini dia berpura-pura bodoh agar bajingan tengik yang disukainya tidak merasa minder karena kalah cerdas," ujar pria tua itu membuat ketiga orang itu membeku.
Selama ini mereka tidak tahu apa-apa, mereka terlalu sibuk dengan urusan masing-masing. Hingga, tidak pernah memperhatikan gadis kesayangan mereka, hanya harta yang berlimpah diberikan tapi tidak perhatian itulah membuat Zanaya lebih sayang pada keluarga Fani yang dianggap keluarga kandung.
Zanaya diberikan perhatian dan kasih sayang yang selama ini dirindukannya, yang ternyata hanya kepura-puraan untuk menguras harta keluarganya dari jalur Zanaya sebab orang tua Zanaya sudah tidak membantu lagi sebab mereka telah berkali-kali diberi modal tapi tidak ada hasil. Makanya mereka mulai menghasut Zanaya yang saat itu sangat labil.
Dengan suara tercekat sang papa mendekat memeluk sang putri, "Maafkan papa sayang! Selama ini papa terlalu sibuk!" ucapnya penuh sesal, membuat mata Zanaya berembun.
"Mama juga ya sayang, Mama janji akan mengurangi pekerjaan mama di luar," ujar sang mama Liona ikut memeluk sang anak, Zanaya merasa sangat bahagia, dia berjanji akan melindungi keluarganya sampai titik darah penghabisan.
Kakek Gerald terharu melihat anak cucunya kembali erat, selama ini kakek Gerald sering menegur sang anak yang hanya di abaikan.
"Jadi bagaimana sekarang? Para pelayan di mansion ini sudah habis, mereka benar-benar pengkhianat sejati," gerutu Zanders
"Tenang saja, nanti kakek yang urus itu sebelum itu keluarkan racun pada tubuh kalian," sahut Kakek Gerald, mereka hampir saja melupakan hal itu.
"Bukankah kakek juga makan semalam berarti harusnya kakek juga kena begitupun dengan Zay," kata Zanders, membuat sang kakek terkekeh
"Kau lupa! Kakek ini kebal terhadap racun begitupun Zanaya yang sudah kebal racun dan sudah mengeluarkan racun di tubuhnya sejak dia pergi menemui kakek," jawab Kakek Gerald membuat mereka mengangguk mengerti.
"Tenang! Zay punya solusinya. Minum cairan ini! Ini buatan Zay sendiri!" Zanaya menyodorkan tiga botol cairan yang berwarna hitam pekat.
Tanpa berlama-lama mereka meminum cairan itu meski ada yang aneh, tapi tetap percaya pada gadis kesayangan mereka.
"Ini cairan apa? Kenapa rasanya seperti racun?" tanya Zanders mengernyit keningnya heran begitupun kedua orangtuanya.
"Karena itu memang racun kak," jawab Zanaya dengan polos, membuat keluarganya melotot tak percaya. Yang hanya dibalas wajah tanpa dosa oleh Zanaya.
Kakek Gerald terkekeh melihat kelakuan sang cucu perempuannya. Baru ketiganya ingin mengomel mereka tiba-tiba memuntahkan darah berwarna hitam pekat dengan berbau busuk bahkan tubuh mereka telah mengeluarkan keringat tapi berupa cairan hitam membuat tubuh mereka sangat bau.
"Bersihkan tubuh kalian, racun itu telah keluar dari tubuh kalian!" akhirnya mereka mengerti metode Zanaya, racun dibalas dengan racun.
Mereka bertiga naik ke lantai atas membersihkan diri. Bergegas Zanaya ke ruang bawah tanah, setelah mengatakan pada sang kakek.
Tap! Tap! Tap!
Suara langkah kaki Zanaya terdengar di lorong ruang bawah tanah itu berisi sel-sel isinya para pengkhianat maupun musuh keluarganya.
Melihat kedatangan Zanaya, mereka kembali mengiba, "Nona tolong ampuni kami" ujar mereka memohon dengan suara putus asa.
Zanaya tersenyum menyeringai, membuat mereka mundur ke belakang, "Apakah dokter Allen sudah tiba?" tanya Zanaya pada pengawal yang berdiri didekatnya.
"Benar nona, dokter Allen baru saja tiba," sahut pengawal itu. Zanaya mengangguk mengerti.
"Halo anak manis! Maaf dokter membuat mu menunggu," tiba-tiba suara pemuda menyapa gendang telinga Zanaya yang terdengar ramah dengan diiringi senyuman manis.
"Zanaya baru aja disini dok," sahut Zanaya dingin.
Dokter Allen merupakan dokter yang cerdas dan tampan di usianya yang ke 27, belum pernah ada pasien yang di operasi gagal selama ditangannya, dokter Allen di tolong oleh kakek Gerald dan disekolahkan sampai menjadi dokter cerdas yang diakui dunia.
Tapi tak ada yang tahu kelainan yang dia miliki yaitu memiliki jiwa psikopat dalam dirinya kecuali keluarga Dixon.
Makanya setiap ada musuh, mereka memanggil dokter untuk membedah dan mengambil org*n dalamnya untuk orang yang membutuhkan di rumah sakit.
Selama ini dokter Allen berada di luar negeri bersama sang kakek, tapi setelah sang kakek kembali ke Indonesia maka dia juga ikut untuk bertugas di rumah sakit milik keluarga Dixon.
"Bagaimana kalau kita langsung saja?" tanya dokter Allen antusias melihat banyaknya yang akan dibedah.
"Pengawal bawa kepala pelayan terlebih dahulu!" ucap Zanaya tegas dan dingin.
"Tidak! Jangan! Kumohon jangan!" teriak kepala pelayan itu panik, saat di tarik paksa. Pelayan lainnya hanya beringsut memundurkan dirinya.
Dokter Allen tersenyum tampan, "Ah! Suara mereka bagaikan melodi yang merdu," ujarnya menikmati jeritan itu.
dasar OKB mau menguras harta Zion ya,jgn mimpi 😏...siap2 jadi gelandangan dan tidur di bawah kolong jembatan kalian... zanaya di lawan kalian salah cari musuh tau,dasar tua Bangka 😠