Janda Miskin Menjadi CEO

..

Sebelum kekantor shely menepikan mobilnya, untuk singgah di pom bensin karna jarak kantor rumah memang tidaklah jauh, namun ia melihat jika bensin nya tinggal sisa sedikit, 20 menit mengantri kini gilirannya, hingga setelah melakukan transaksi ja pun melajukan mobilnya kembali.

Dan pada akhirnya shely kekantor tiba waktunya, dan semua menyapa shely dengan hormat.

Baru tiba didalam gedung sekertarisnya pun datang, dengan keadaan amburadul, rambut yang acak-acakkan dan baju yang sedikit kusut, membuat shely menatapnya, membuat aya gugup lalu menyelanya.

"Ma-maaf bu saya akan merapikan rambut saya, ini semua gara-gara perempuan yang mengamuk, tadinya saya dan pak satpam mau melerai tapi saya yang kena imbasnya." tuturnya membuat shely emosinya memuncak. Mata nya menyala ingin rasanya keruangan ofis tapi, ia urungkan lalu bergegas ke ruangan.

"Aya!?, suruh kedua suami istri itu masuk, sekarang juga!?." ucapnya namun sedikit membentak, hingga aya pun menganggung.

..

Kini aya pun mendatangi ruangan ofis, dengan memakai sapu karna ia tak tau harus melerai mereka dengan apa.

Braaakkk, "sudah! Setoppp!.. Kalian ini apa-apaan! Dan kamu!, kamu juga!?." tunjuknya pada kedua suami isteri.

"I-iya bu." jawab aldi sopan.

"Sekarang kalian pergi! Dan menghadap bu bos! Sekarang juga!?, cepattt!." suruh aya, sehingga mereka pun keruangan shely, namun mereka belum melihat wajah bu bosnya, karna shely menghadap ke luar jendela, dan membelakangi keduanya.

"Permisi bu, ma-maafkan saya yang sudah membiarkan istri saya mengamuk di kantor ibu, jadi sekali lagi atas nama istri saya minta maaf." ujarnya sedikit sopan pada bu bos, una yang sedari tadi menarik-narik baju aldi, ia merasa takut jika suaminya akan di pecat, namun aldi segera memberikan isyarat agar istrinya segera meminta maaf pada bosnya.

"I-iya bu saya juga mau meminta maaf, saya sudah lancang mengamuk disini." timpal una namun shely justru menarik sudut bibirnya.

"Aldi? Kamu baru disini jadi saya minta, iastrimu untuk jaga sikap di kantor!? Disini bukan untuk buat perang-perangan," kini shely pun berbalik membuat aldi melongo, seketika una pun reflek menyikut suaminya agar tak menatap shely berlebih, dan pada akhirnya aldi pun tersadar.

"She-shely, itu benar kah kamu?." tanyanya membuat una terkejut.

"Mas! Kamu nggak mimpi kan? Bangunlah dia itu bukan shely mas!?." ujar una untuk meyakinkan suaminya agar, tak salah mengenali orang karna ia tau shely hanyalah orang miskin.

Berbeda dengan shely yang nampak biasa saja, tanpa ada menyela karna menurutnya itu tidaklah penting.

"Udah setop!? Kalian jika masih ingin berkelahi baik diluar saja! Saya nggak mau kantor saya berantakan? Akibat ulah kalian dan kamu!." tunjuknya pada aldi, yang menunduk tak berani menatap shely.

"Harus ganti rugi gunci kesayayangan adik saya, jika kamu masih mau bekerja disini, jadi gaji kamu akan saya potong buat kerugian kamu! Dan kamu!?." tunjuknya pada una.

"Kamu kemarin bikin masalah di butik saya, sekarang di kantor saya dan kamu juga harus membayarnya sekarang juga! Kerugian semua ada 10 juta!?." bentaknya membuat aldi dan una tak bergutik.

"Tolong bu maafkan saya, saya akan membayarnya tapi tolong kasih daya waktu." ucap aldi yang memohon belas kasih, sedang kan istrinya sedikit menatap shely, dengan tatapan tak suka.

Shely yang merasa di tatap seperti itu tidaklah takut, ia justru menantangnya dan lalu berbicara.

"Kenapa! Menatapku seperti itu ,ha, apa kamu sudah bosan hidup!?, atau jangan-jangan kamu pikir aku takut!?." ucapnya sehingga membuat una terpojok.

***

Ditempat lain bu ilma datang jemput aqilla sekolah, karna mbak nya yang biasa antar sekarang lagi sakit, jadi bu ilma berangkat diantar sama pak dodi, sesampainya di sekolahan bu ilma turun dari mobil, lalu melihat aqilla yang sedang berdiri di bawah pohon rindang yanh besar.

"Aqil? Sayang sini nak." panggil bu ilma membuat aqilla tersenyum lebar, dan berlari menghambur ke pelukannya.

"Oma!...? Mana mbak dini." tanyanya sambil mencari seseorang namun tak ada.

"Mbak dini lagi sakit sayang." ucapnya dan aqil pun mengangguk.

"Oh ya oma? Mamah kan janji mau ajak aqil jalan-jalan, boleh nggak aqil kekantor mamah omah, ntah kenapa aqil kangen mamah." pintanya dan bu ilma pun tersenyum, lalu membelai kepala aqil yang tertutup hijab.

"Boleh dong sayang, jadi kita kekantor mamah ya, pak dodi kita kekantor dulu ya." ucap bu ilma pada sopirnya.

"Baik bu." ujar pak dodi yang masih menyetir.

"Yeeee!!!!!! Kekantor mamah, makasih oma?." ucapnya polos, membuat bu ilma semakin gemas.

Perjalanan lumayan jauh dari sekolahan aqil menuju kekantor, butuh memakan waktu 1jam 39menit sehingga cuaca kini semakin terik, menujukan pukul 11:47 waktu makan siang kantor juga.

.

.

Di sisi lain shely yang tak suka di tatap una ia pun komplain, sehingga ucapannya membuat una tertunduk dan berkata.

"Bu maafkan kami, maafkan kami." ucapnya memohon.

"Sudah aku tidak mau berurusan dengan kalian lagi, baik kalian ganti rugi saja guci kesayangan adik saya, dan kamu juga ganti rugi atas penggelapan uang kariyawan saya." ujarnya dengan mengibaskan tangan nya, shely pun merasa kepalanya pusing sehingga mengusir aldi juga istrinya.

Kini aldi berhenti saat melihat seorang anak perempuan, baru masuk kedalam ruangan shely, dan berlari melepaskan genggaman bu ilma.

"Mamah!!!!....?." teriaknya. Sehingga shely pun menoleh dan memeluknya, membuat aldi terhenti matanya mengembun, ingin mendekat namun istrinya menarik lengannya.

"Anakku papah kangen, maafkan papah yang harus meninggalkan ibumu." gumamnya dalam hati.

Aldi yang tau jika istrinya menarik lengannya, seketika ia menampar istrinya.

Plakk.

"Mas!." bentaknya sehingga pipi istri aldi memerah, sebab aldi menamparnya begitu keras.

"Aku nggak mau kamu menentang aku untuk ketemu anakku! Emang kamu siapa hah! Kamu! Hanya istri yang selalu durhaka kepada suamimu sendiri!? Mikir jika memang dia anakku? Sehingga aku tak bisa memeluknya dan memberikan kasih sayang padanya apa jadinya nanti anak aku!?." elak aldi sebenernya ia ingin kembali pada mantan istrinya.

Namun semuanya sudah terbaca oleh istrinya, sehingga ia mengeluarkan senyuman kecut pada aldi.

"Mas! Aku tidak bodoh seperti mantan istrimu! aku tau jika kamu ingin kembali lagi kan pada shely? Jujur aku tidak akan melarang mu ketemu dengan anakmu!? Tapi jangan salahkan aku jika aku melakukan sesuatu pada mantan juga keluarga serta anakmu paham!." ancaman istrinya seketika membuat aldi tak bisa berkutik? Takut akan ancaman istrinya akan begitu nyata, sehingga aldi pun kini pasrah, ia tak bisa berbuat apa-apa demi anaknya.

"Ingat mas ancaman ku bukan main-main paham!? Oke good like kamu mas? Besok kita pindah ke luar kota? Pokoknya jauh dari anak juga mantan istrimu." aldi pun mengangguk, seketika membuat istrinya tersenyum.

"Good, aku like suami yang begini, menurut?." ucapnya lalu menarik aldi pergi menjauh dari, aqilla yang di mata aldi adalah anaknya.

Bersambung..