Agnia, 24 tahun terjebak cinta satu malam dengan Richard Pratama akibat sakit hati kekasihnya Vino malah menikah dengan adik sepupunya.
Melampiaskan kemarahannya, karena keluarganya juga mendukung pernikahan itu karena sepupu Nia, Audrey telah hamil. Nia pergi ke sebuah klub malam, di sana dia bertemu dengan seseorang yang ternyata telah mengenalnya dan mengaguminya sejak mereka SMA dulu.
Memanfaatkan ingatan Nia yang samar, kejadian malam itu. Richard minta Nia menikahinya, dan menafkahinya.
Tanpa Nia sadari, sebenarnya sang suami adalah bos baru di tempatnya bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Mengagetkan
"Karin, maaf aku terlambat. Aku sudah berusaha bangun pagi, sudah berusaha..."
"Datang-datang langsung kasih ceramah, dia" Angel terkekeh melihat Nia yang berusaha menjelaskan pada Karin.
"Tadi pagi pak Bowo kemari. Jam satu siang di Susan Debora mau kesini. Kita gak usah ke rumahnya, atau nyari dia lagi" jelas Karin.
"Eh, kok bisa?" tanya Nia heran.
Karin dan Angel mengangkat kedua bahu mereka bersamaan.
"Tidak tahu, tapi ini bagus kan. Artinya kalian berdua gak akan di pecat. Aku sudah ketakutan, dan gak bisa tidur tahu. Syukurlah kedua sahabatku akan tetap aman berada di sisiku" kata Angel yang langsung merangkul kedua temannya yang ada di depannya itu.
Nia yang di rangkul Angel merasa sedikit bingung.
'Kok bisa ya?' batinnya heran.
Masalahnya artis yang akan mereka temui pagi itu, adalah seseorang yang sangat sibuk, yang mungkin jadwalnya sudah penuh sampai tahun depan. Ini, kucluk-kucluk bisa datang sendiri ke perusahaan mereka. Kan lumayan aneh.
"Gak usah di pikirkan lagi Nia, mungkin ini adalah keberuntungan kita. Sekarang, ayo kita periksa sekali lagi proposal kita. Supaya bisa di terima juga proposal kita sama Susan Debora"
Nia mengangguk dan sangat bersemangat. Mereka harus bekerja, mengerjakan semua ini dengan sangat baik. Mereka tidak boleh menyia-nyiakan keberuntungan dan kesempatan ini.
Setelah makan siang, Nia dan yang lain dari tim advertising bertemu dengan manager Susan Debora. Dan pertemuan itu tidak berlangsung lama, begitu Nia dan yang lain mengajukan proposal, manager Susan Debora itu langsung setuju. Dan tak lama, sang artis juga tiba-tiba datang dan menandatangani surat perjanjian untuk dia bersedia bekerja sama dengan perusahaan Marshal itu.
Tanpa syarat ini dan itu. Padahal biasanya artis yang sedang naik daun seperti itu akan minta syarat yang aneh-aneh. Ini dan itu untuk mereka mau bekerja sama dengan sebuah perusahaan. Meski sebenarnya proposal yang di ajukan oleh perusahaan juga cukup masuk akal.
Namun meski hal itu membuat semua sedikit heran. Tapi tentu saja mereka semua senang karena proposal itu di terima.
Nia, Karin dan yang lain sudah kembali ke ruangan mereka. Bahkan pak Bowo terlihat senang dengan hasil kerja timnya.
"Kalian percaya itu? ternyata Susan Debora itu tidak seperti yang di rumorkan. Dia itu ternyata sangat baik. Ya ampun, aku akan menjadi fans nya mulai saat ini!" Angel segera bersikap seolah mengidolakan Susan Debora.
"Memangnya tadinya, kamu gak suka gitu sama dia. Bukannya semua orang sedang mengidolakan dia. Artis jalur mirip sama artis telenovela itu?" tanya Karin.
"Gak lah, aku kan k-pop lovers. Mana aku suka telenovela. Tapi karena dia baik, tidak banyak menuntut, tidak sombong dan tidak banyak bicara, tidak seperti rumor. Aku akan beri dia pengecualian"
Cara bicara Angel itu seolah-olah dia adalah seseorang yang bahkan di butuhkan oleh para idola itu untuk mengidolakannya.
Karin dan Nia hanya bisa geleng-geleng kepala. Tapi, kelakuan Angel memang begitu. Dan sebenarnya, dia yang membuat pertemanan ketiganya lebih berwarna.
Sedangkan Nia, dia masih terdiam. Kenapa semuanya menjadi sangat mudah setelah dia mengatakannya pada Richard. Biasanya biarpun dia buat temu janji dengan artis yang biaya endorse nya di bawah 10 juta, juga tidak akan semudah ini. Ini mereka mau kerja sama dengan artis yang biaya endorsenya lebih dari 75 juta malah bisa semudah ini.
Saat Nia masih duduk dan membicarakan semua ini dengan rekan satu timnya. Ponselnya berdering. Dan setelah Nia melihat ke layar ponselnya. Itu adalah panggilan dari Richard.
'Eh, panjang umur sekali. Aku baru mengingatnya!' batin Nia yang segera menerima panggilan itu.
"Halo" kata Nia yang mengangkat panggilan telepon itu di tempat dia duduk.
Dia tidak menyalakan speaker, jadi asalkan Richard tidak berteriak. Teman-temannya juga tidak ada yang akan mendengar apa yang di katakan oleh Richard.
"Halo..."
[Sayang, bagaimana masalah pekerjaan mu? sudah selesai kan?]
Nia terdiam. Sebenarnya dia memang sempat berpikir, kalau dia menceritakan keluhannya tentang pekerjaan pada Richard. Tiba-tiba saja masalahnya akan cepat dapat solusi.
Tapi, Nia juga berpikir lagi. Mungkin dia terlalu berlebihan. Karena suaminya itu kan hanya pria penghibur di klub malam. Rasanya sangat mustahil bisa membantu semua masalahnya tadi. Mungkin, semua ini hanya kebetulan saja. Atau keberuntungan Nia yang bertambah karena dia sudah menikah dengan Richard.
"Iya sudah"
[Jadi, besok kan weekend. Kamu bisa seharian bersama ku kan]
Nia sudah membuka mulutnya. Dia hampir saja mengiyakan apa yang di katakan Richard.
Sampai, kemudian dia ingat kalau dia punya janji dengan ibunya untuk mengajak dokter Kalvin jalan-jalan.
"Maaf, aku tidak bisa. Alasannya akan aku katakan saat kita bertemu. Aku kerja dulu ya, sampai jumpa"
Nia buru-buru mematikan ponselnya. Karena dia tahu, pasti Richard tidak akan terima dan akan menghubungi nya lagi. Tapi, mau bagaimana lagi? dia sudah berjanji lebih dulu pada ibunya.
"Siapa? gebetan baru?" tanya Karin.
Nia cukup terkejut dengan yang di katakan Karin.
"Ah enggak, cuma..."
"Kalau bukan kenapa ponselnya malah di matikan?" tanya Karin lagi.
Nia memang terkadang harus waspada pada temannya itu. Matanya seperti mata elang. Bagaimana dia bisa tahu apa yang baru saja Nia lakukan.
"Ah lupakan saja. Setelah ini kita harus siapkan rancangan untuk slogan juga kan?"
Nia berusaha mengalihkan perhatian. Dan cara itu berhasil. Semua langsung tertarik untuk mendengarkan dan membicarakan rencana kerja lanjutan tim mereka.
Hingga saatnya mereka pulang kerja. Anggi yang sudah berjalan ke arah mobilnya yang ada di tempat parkir di kejutkan dengan sebuah motor sport yang berhenti di depannya. Menghalangi antara Anggi dan mobil Anggi.
Anggi yang terkejut, nyaris memukul pengendara motor itu dengan tasnya. Untung saja saat itu pengendara motor itu membuka helmnya.
"Richard!" ucap Anggi yang lebih terkejut lagi dari sebelumnya.
Kedatangan Richard itu sungguh mengagetkan Nia.
Gaya Richard itu, jaket hitamnya dan sepatu yang dia pakai. Jelas-jelas itu dari merek terkenal. Motor sport nya terlihat masih baru.
'Ya ampun, aku pasti di marahi ayah' batin Nia yang berpikir kalau semua yang di pakai dan di gunakan Richard itu pasti dari hasil gesek kartu hitam tanpa limit yang di berikan ibunya.
"Kamu tidak bisa pergi dengan ku besok kan? maka pergilah dengan ku malam ini!" kata Richard.
"Aku tidak pernah naik motor" jawab Nia.
Dia memang tidak pernah naik motor sebelumnya.
"Maka cobalah sekarang!" kata Richard mengulurkan tangannya pada Nia.
***
Bersambung...
eeehhh malah Nia yang duain ini yaa wkwkwkw