Mengkisahkan Seorang wanita yang akan menikah dengan seorang duda karena Faktor Ekonomi yang membuat ia menerima di nikahi dengan Seorang Pria yang meminta nya untuk melahirkan Seorang putra untuk nya.
Laki-laki duda yang selalu bersikap dingin pada nya. meski tak ingin menikah dan menjadi mesin anak untuk pria seperti itu, Wanita itu tetap mau di nikahi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07 - Pemecatan
Alyssa turun dari bus dan berjalan ke arah Cafe tempat ia bekerja.
Alyssa masuk dan sudah di sambut dengan tatapan yang menatap Alyssa penuh arti, Alyssa dengan penuh tanya apa arti tatapan mereka, mungkin ada yang salah dengan diri nya hingga Alyssa melihat pakaian nya, namun ia rasa tidak ada yang salah.
"Sa, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu." Ucap Alea tampak khawatir.
Alyssa menatap nya penuh heran, bersiap untuk mendengar apa yang ingin di sampaikan Alea.
Hingga sebuah suara memanggil Alyssa. membuat Alea belum sempat memberitahu nya.
"Alyssa, keruangan saya." Ucap Tuan Johan.
Alyssa menatap Alea, mungkin ini yang ingin di sampaikan sahabat nya. Alyssa lalu melangkah ke ruangan Manager nya. Alea hanya menatap Alyssa dengan sedih dan khawatir ia berjalan mondar mandir menunggu Alyssa keluar dari ruangan itu.
"Alyssa, Saya minta maaf, saya harus memecat mu." Ucap Tuan Johan.
"Kenapa Tuan, apa karena saya pulang kemarin, itu karena adik saya kecelakaan." Ucap Alyssa mencoba menjelaskan. barang kali bisa membuat Sang Manager berubah pikiran.
"Kau akhir-akhir ini tidak fokus bekerja, kau bahkan belum bisa Menganti rugi yang terjadi pada Nyonya Anas, lalu kamu terus melamun saat bekerja, dan kemarin kamu pulang tanpa izin saya, Bukan saya tidak memiliki hati nurani Alyssa, tapi tolong lah mengerti, kalau semua karyawan melihat saya terus memaafkan mu, nanti bisa kacau."Ucap Manager.
Alyssa terdiam sejenak, sebelum ia mengangguk tanda ia mengerti.
Tuan Johan memberikan Amplop pesangon untuk Alyssa. Alyssa melihat amplop itu dan mengambil nya dengan kepala tertunduk.
Alyssa keluar dan Alea segera menghampiri nya. Alea sudah tahu apa yang terjadi, ia sungguh tak bisa membayangkan seperti apa perasaan sahabat nya itu.
"Alyssa." Alea menyapa nya dengan pelan.
Alyssa masih mencoba tersenyum, walau tampak jelas cairan bening sudah mengkilapkan kedua mata nya.
"Tidak apa-apa, aku pasti bisa mendapatkan pekerjaan lain." Ucap Alyssa.
"Aku pulang dulu, Aku sedang ingin sendiri." Ucap Alyssa keluar dari cafe itu dengan langkah perlahan. Alea tak bisa menghiburnya, karena Alyssa mengatakan kalau ia sendiri, Alea pun sudah mengerti.
Semua orang menatap nya dengan tatapan iba, Begitu juga dengan Tuan Johan yang sudah memecat nya. ia tak punya pilihan lain, Meski masih ingin mempertahankan Alyssa karena rasa kemanusiaan, Tapi Tuan Johan tidak bisa.
Beberapa jam yang lalu, Nyonya Anas datang ke rumah Tuan Johan. Saat itu Tuan Johan sedang bersiap untuk berangkat bekerja, membuat pria itu agak terkejut, entah dari mana Nyonya Anas mengetahui rumah nya.
"Kau bisa melakukan nya?." Tanya Nyonya Anas setelah ia mengatakan sesuatu pada Tuan Johan.
Tuan Johan hanya bisa mengangguk dan menyetujui saat Nyonya Anas meminta Johan untuk memecat Alyssa, Jika Johan tidak melakukan nya, ia mengatakan sesuatu yang halus namun mengancam.
kalau ia akan membuat tak ada lagi yang memakai Cafe Resto sebagai tempat pertemuan antar perusahaan, dan memastikan Cafe Resto akan segera bangkrut.
Nyonya Anas bukan lah orang yang bisa di anggap remeh perkataan nya, tak ingin banyak karyawan kehilangan mata pencaharian mereka. Tuan Johan pun memutuskan untuk menyetujui dan memecat Alyssa. Meski ia tak mengerti kenapa Nyonya Anas begitu kekeh ingin melakukan ini semua pada Alyssa.