Angga adalah mahasiswa akhir yang jatuh hati pada Kinara yang merupakan adik tingkatnya. Suatu ketika karena obsesinya pada Nara, pria berumur 23 tahun itu menodai Nara hanya karena cintanya di tolak.
Hubungan keduanya semakin rumit karena campur tangan ayah Angga yang tidak ingin puteranya menikahi gadis dari kalangan miskin. Juga wanita yang menjadi saingan cinta Nara.
Dalam keadaan hamil Nara pergi karena ancaman, dan 3 tahun berlalu mereka di pertemukan kembali dengan Angga yang masih begitu mencintai Nara yang ia anggap telah tiada.
Namun Nara datang hanya ingin menghancurkan dan menuntut balas atas penderitaannya, serta penyebab janinnya tak bisa dipertahankan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Kurung
Jam berdering menunjukkan pukul 6 pagi, Angga yang masih bermalas malasan dan ngantuk dengan terpaksa turun dari ranjang king size nya dan mulai melangkahkan kaki nya menuju kamar mandi.
Namun sebelum masuk kamar mandi Angga menyempatkan untuk menelepon Nara kembali, namun nada dering nya tetap saja tidak terhubung sama seperti semalam, Angga pun semakin panik kenapa kekasihnya tak juga bisa di hubungi.
Pikiran Angga kemana mana memikirkan kekasihnya, mungkinkah Nara marah dengan nya karena kejadian kemaren sore ketika Angga terang terangan tanpa malu mencium bibirnya didepan Lidya sepupu Nara yang menyebalkan.
"Apa marah karena itu ya....?? Ah habis ini aku akan mencoba mendatangi rumah Nara." Batinnya dalam hati.
Pagi itu jam menunjukan pukul 8 pagi, Angga telah rapi dengan kaos berkerah nya yang berwarna merah maroon dengan celana jeans belel dan menenteng tas punggung nya siap untuk berangkat ke kampus sekalian ingin melihat kekasihnya sekalian menjemput nya berangkat ke kampus.
Sesampai nya di mobil, Angga langsung tancap gas menuju rumah Nara untuk mengetahui kabar kekasihnya yang dari sore sampai malam bahkan pagi ini masih belum bisa di hubungi. Sambil menuju ke rumah Nara yang letak nya lumayan jauh dari kediaman nya membuat Angga yang belum sarapan dari pagi membuka kotak bekal nya dan melahap roti bakar buatannya sendiri.
Selang 30 menit akhirnya mobil hitam Angga berhenti di rumah Nara yang kelihatan sepi dengan pintu yang tertutup. Angga turun dari mobilnya dan melangkahkan kaki nya menuju arah pintu rumah Nara, kemudian mengetuk nya.
Tok tok tok ...... tok tok tok
Pintu di ketuk Angga berulang kali namun belum ada yang membukakan pintu rumahnya, merasa ada yang janggal Angga pun mengetuk pintu kembali.
Tok tok tok ..... tok tok tok
Selang beberapa menit akhirnya pintu terbuka dan bibi nya Nara keluar dengan raut wajah kaget karena tamu yang dari tadi mengetuk pintu rumah nya itu adalah Angga pacar dari Nara keponakan nya.
"Ke kenapa kamu di sini" tanya bibi nya Nara kaget sekaligus ketua.
"Mana Nara?" tanya balik Angga singkat.
"Nara...Nara lagi tidur" jawab bibi nya berbohong.
"Gak mungkin Nara masih tidur, setahu saya dia selalu bangun pagi " Sela Angga yang tidak mempercayai ucapan bibi nya Nara.
"Yang tahu dia di rumah ini saya atau kamu??" Balas bibi nya Nara yang tetap saja ketus dalam penyampaiannya.
Seketika itu paman nya Nara datang dan ikut membantu kebohongan istri nya yang hampir saja terbongkar oleh Angga.
"Nara memang lagi tidur tapi dia lagi sedang sakit dari kemaren malam" paman nya pun ikut menjelaskan kebohongan yang dibuat nya sendiri dengan maksud supaya Angga cepat pergi dari rumah atau cabut dari rumah nya.
"Kalo memang Nara lagi sakit, aku mau lihat kondisinya" ucap Angga yang ngotot pengen ketemu Nara karena khawatir mendengar paman nya bilang kalo Nara sekarang sedang sakit
Namu bukan nya jawaban yang didapat atau memperbolehkan Angga masuk sebentar untuk sekedar melihat Nara tapi malah paman nya langsung menutup pintu ruang tamu dengan begitu keras nya.
"Brengsek kalian." Angga marah karena tidak di izinkan masuk ke dalam rumah.
Berulang kali Angga mencoba mengetuk kembali dengan memanggil manggil nama Nara namun tetep saja tak ada satu pun yang mau membukakan pintu.
Karena kesal dan emosi Angga menendang daun pintu dengan sangat keras. Dan masuk menuju mobilnya dan menjalankan nya menuju kampus, dalam perjalanan ke kampus Angga hanya memegang kepalanya yang tidak pening karena merasa aneh dengan perlakuan paman dan bibi nya Nara tadi yang begitu ketus.
Sesampai nya di kampus bukan nya menuju kelas nya malah Angga mencari Vika, dan saat melihat Vika yang sedang duduk bersama pacar baru nya Bisma di taman kampus dekat kantin, Angga pun menghampiri mereka yang sedang asik bercengkrama dengan pegang pegangan tangan.
"Vika maaf gue ganggu bentar acara pacaran kalian, gue minta waktu nya. "Ucap Angga yang menginterupsi kegiatan asik mereka.
" iya kenapa kak" tanya Vika penasaran.
"Gue dari semalam gak bisa hubungi Nara, udah berulang kali gw telpon telpon nomer Nara tapi selalu gak di angkat karena ponselnya gak aktif, terus pagi nya gw ke rumah Nara tapi tetap gak bisa ketemu Nara alesan nya Nara sedang sakit dan paman bibi nya malah marah marah dan gak bolehin gue masuk untuk ketemu Nara."
Angga pun akhirnya menjelaskan kronologis cerita nya kepada Vika sahabat Nara yang juga ikut khawatir dengan penjelasan dari Angga tentang apa yang terjadi.
Setelah mendengar penjelasan Angga pun Vika langsung merasa panik dan wajahnya memucat takut terjadi apa apa dengan Nara.
"Kak Angga tolong Nara kak, jangan sampai terlambat aku gak mau nara kenapa kenapa, ayo kita ke sana kak" Vika pun mengatak itu dengan penuh kekhawatiran.
"Maksud kamu apa...?? Kak Angga gak ngerti, terus mang ada apa sih sebenarnya dengan Nara....??" Balas Angga yang juga ikut ikutan panik dan balas bertanya balik ke Vika.
Akhirnya setelah hanya menyimak saja percakapan pacarnya dengan Angga best friend nya, Bisma pun ikut angkat bicara dan menenangkan pacarnya. " jelasin ke Angga pelan pelan sayang, biar Angga gak terlalu khawatir".
"Kak sebenarnya aku khawatir sama Nara....Nara sering banget kalau dia melakukan kesalahan sering di hukum paman dan bibi nya" jawab Vika menjelaskan.
"Di hukum seperti apa maksud kamu Vika...? " tanya Angga yang mulai khawatir.
"Paman dan bibi nya kadang suka melakukan penganiayaan kepada Nara, bahkan Nara sering banget di masukan di gudang yang kotor dan gelap." Akhirnya ucapan itu terlepas begitu saja dari mulut Vika.
Angga yang mendengar penjelas Vika pun makin worried dengan Nara, bahkan tangan nya sudah mengepal dengan muka yang penuh kemarahan.
"Bisma hubungi Fiki, kita bareng bareng ke rumah Nara dan menyelamatkan Nara." Ucap Angga yang mulai merencanakan penyelamatan Nara.
"Kak tolong aku juga mau ikut" Vika pun memohon kepada Nara untuk membolehkan nya ikut dalam penyelamatan Nara.
"Kamu gak usah ikut sayang, mending kamu masuk ke kelas aja kan bentar lagi dosen kamu Dateng" Bisma tidak ingin nanti nya melihat sifat anarkis mereka ketika berkelahi yang akan membuat kekasihnya tak nyaman nanti nya
"Bener kata Bisma, elu gak usah ikut aja supaya mata kuliah nya nanti bisa kamu sampaikan ke Nara bila nanti Nara masuk kampus supaya nara gak ketinggalan materi" ucap Angga.
Akhirnya setelah bujuk rayu pacar nya dan Angga si vika pun menuruti perkataan mereka dan berharap tidak terjadi apa apa dengan Nara.
"Baiklah kak, tapi aku mohon jaga Nara baik baik dan setelah itu hubungi aku kak." mohon Nara kepada Angga.
"Baiklah, makasih juga atas informasi nya"
"Sama sama kak, kalau untuk Nara apa sih yang gak aku lakukan buat kebaikan sahabatku."
Akhirnya setelah berpamitan dengan kekasihnya, Bisma pun mengikuti Angga menuju ke rumah Nara yang saat itu juga Fiki langsung meluncur dari rumah nya setelah Bisma menjelaskan tentang apa yang terjadi dengan nara.
Sesampainya mereka di kediaman Nara, mereka pun langsung mendobrak pintu rumah Nara yang akhirnya terbuka dengan pintu rumah Nara yang telah rusak karena ditendang mereka bertiga.
Paman dan bibi serta Lidya yang kaget pun langsung menuju ke arah pintu yang telah rusak dan mendapati trio oppa ganteng telah sampai pada gadis finish nya di depan pintu persis.
"Kurang ajar kalian, apa yang kalian lakukan dengan pintu rumahku, kalian ini siapa ..?? Paman nya emosi dan mulai marah.
Namun seketika itu Angga melangkah maju ke arah paman nya dan mengebrak meja " dimana Nara."
"Udah dibilang Nara lagi istirahat di kamar" ucap bibi nya yang lagi lagi berbohong.
Bisma Fiki bereskan mereka, seketika Bisma dan fiki berpandangan dan menganggukkan kepalanya yang kemudian menahan paman nya yang akan menghalangi Angga mencari keberadaan Nara.
Tangan paman Nara di ikat yang sudah di siapkan oleh Angga dari kampus, begitu juga dengan nenek lampir yang juga ikut di eksekusi temen nya Angga, tak lupa rubah kecil kesayangan nenek lampir juga di ditahan tangan nya oleh Fiki erat.
Kesempatan baik itu tak Angga sia siapkan dengan mencari keberadaan Nara mulai dari kamar kamar dan ruang lain nya. Namun semua ruangan di cari namun tidak ada keberadaan Nara dimana pun, sampai akhirnya Angga teringat kalau Nara sering di kurung di gudang, Angga pun mulai bergeser mencari gudang.
Angga menemukan sebuah ruangan yang telah terkunci dan dengan 3 kali tendangan pintu tersebut terbuka dan nampak lah Nara yang telah tertidur meringkuk dengan tak sadarkan diri.
"Nara........" Seru Angga melihat kondisi Nara yang menyedihkan.