Astin yang sakit 3 hari telah meninggal duni, tetapi sebuah jiwa yang tersesat mengambil ahli tubuhnya.
Astin lalu berubah menjadi sangat berbeda, memberi kejutan pada orang-orang yang selama ini menghina Astin.
Kejutan apakah itu?
Yuk baca untuk mengetahuinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Bermuka dua
Saat ini, Chika masih berada di kediaman keluarga Sinaga. Dia berada dalam kamar sambil duduk di tepi ranjang memikirkan apa yang terjadi di meja makan tadi. Tidak tenang.
Setelah berpikir cukup lama dan menggigit Bibir bawahnya sampai memucat, Chika mengeluarkan ponselnya, dan berpikir untuk menelpon Carlos, namun kemudian dia kembali menyadari bahwa nomor pria itu tak ada di ponselnya tersebut, hanya ada di ponsel rahasianya yang disimpan secara baik di dalam brankas kamar di rumahnya.
Maka perempuan itu menghela nafas, mengambil tasnya dan segera keluar dari kamar.
Saat ia keluar dari kamar, dia diam-diam mendengar sebuah pembicaraan dari arah samping rumah sehingga Chika mengendap-ngendap melangkah ke samping rumah dan melihat dari jendela, Sandriana sedang berbicara dengan kepala pelayan.
"Saya sudah menyelidiki obat tersebut, dan ternyata obat itu ialah obat perangsang yang biasa digunakan di luar negeri untuk menjebak gadis-gadis di klub malam. Tak hanya digunakan pada gadis-gadis, itu juga digunakan pada para pria, dan saya pikir obat itu mungkin,,, diberikan pada tuan muda," ucap kepala pelayan dengan sedikit kecemasan melanda wajahnya.
"Jadi maksudmu obat itu disiapkan Chika untuk diberikan pada Arga?" Sandriana mengerutkan keningnya, dia mencoba menebak Apa tujuan Chika melakukan hal seperti itu.
Namun Keragu-raguan masih tampak di wajah Sandriana, seolah-olah dia tak percaya Chika bisa melakukan hal seperti itu.
"Beberapa bulan yang lalu saya sempat mendengar tuan dan nyonya muda bertengkar, mereka membicarakan soal obat tersebut dan Tuan Muda menuduh Nyonya muda memberikan obat itu padanya. Tuan muda sangat marah saat itu, dan saya bisa melihat Nyonya muda tampak menangis menjelaskan semuanya, mungkinkah,,," kepala pelayan menggigit Bibir bawahnya, saat itu dia berpikir bahwa Nyonya muda adalah orang yang sangat egois dan melakukan segala sesuatu untuk mencapai tujuannya.
Namun saat ini setelah mengetahui dari tuan mudanya sendiri bahwa obat tersebut bukan disiapkan oleh Astin, melainkan oleh Chika, maka sang kepala pelayan entah kenapa merasa kasihan pada Astin dan merasa jijik pada Chika.
"Jadi maksudmu Chika sengaja melakukan itu untuk memperburuk hubungan astin dan Arga? Kalau begitu selama ini Astin dan Arga belum pernah berhubungan,,,, Apakah Chika memanfaatkan celah itu?" Sandriana mengerutkan keningnya, namun beberapa saat dia menggeleng, "Chika tidak terlihat seperti orang yang bisa melakukan hal seperti itu. Pasti ada kesalahpahaman di sini," ucap Sandriana langsung berdiri membuat Chika yang mendengarnya langsung berlari meninggalkan tempat itu, dan kembali ke kamarnya.
Begitu dia menutup pintu, Chika berdiri sambil bersandar ke pintu, jantungnya berdegup amat kencang, dan rasa cemas memenuhi seluruh pikirannya bahwa mulai hari ini situasinya mungkin akan terbalik.
Orang-orang mungkin akan mulai menatapnya dengan aneh dan sebaliknya memperlakukan Astin dengan sangat baik.
Berada dalam kecemasan, Chika terkejut saat pintu kamarnya tiba-tiba diketuk oleh seseorang.
Tok tok tok...
"Chika?" Suara Sandriana dari balik pintu membuat Chika langsung memperbaiki ekspresinya berusaha bersikap tenang sebelum membuka pintu tersebut.
"Tante," kata Chika dengan suara yang mengandung kesedihan, tampak sorot matanya begitu lemah menatap perempuan di hadapannya.
"Kau baik-baik saja?" Sandriana bertanya dengan cemas ketika melihat wajah perempuan di hadapannya tampak lebih pucat dari sebelumnya.
"Ya,, tante tidak perlu khawatir. Aku juga minta maaf atas keributan yang terjadi di meja makan. Aku sungguh tidak mengira,,, Astin,, tante, kau percaya 'kan aku tidak melakukan hal seperti itu? Aku bahkan baru pertama melihat botol itu saat Astin memberikannya padaku untuk disimpan sebentar. Juga,,, Carlos yang dimaksud oleh Arga itu, aku sama sekali tidak mengenal siapapun yang bernama Carlos," ucap Chika dengan air mata berlinang di kelopak matanya, satu kali kedipan saja akan membuat semuanya runtuh ke pipinya.
Melihat kerapuhan Chika, mau tidak mau Sandriana akhirnya tersentuh kemah dia mengangguk dengan pelan, "tentu saja, tante percaya padamu. Selama ini kau selalu bersikap baik, tidak pernah melakukan kesalahan apapun, jadi tentu saja tante mempercayaimu," ucap Sandriana menenangkan Chika.
"Terima kasih banyak tante," Chika langsung memeluk Sandriana, menjatuhkan air matanya ke pipinya dengan dada naik turun dengan cepat.
Keadaan Chika itu semakin membuat Sandriana merasa lemah, telah lama dia menganggap Chika sebagai putrinya sendiri sehingga memperlakukan Chika dengan sangat baik.
Jadi sedikit saja Chika tampak kelemahan di hadapannya, itu membuatnya merasa begitu terluka untuk perempuan itu.
Namun tak diketahui oleh Sandriana, di balik kerapuhan yang dipancarkan itu, Chika tersenyum sambil menatap ke arah foto keluarga di dinding dengan mata penuh kebencian.
Tatapannya terfokus pada wajah Astin yang ada di foto keluarga itu, 'lihat saja kau perempuan sunddal, mulai hari ini aku akan membuat perang di antara kita menjadi sangat tegas dan kupastikan sebentar lagi kau benar-benar berakhir!' ucap Chika dalam hati.
dasar ular kadot