NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Pria Beristri

Jerat Cinta Pria Beristri

Status: tamat
Genre:Beda Usia / One Night Stand / Cinta Seiring Waktu / Konflik etika / Showbiz / Tamat
Popularitas:10.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

Tak terima lantaran posisi sebagai pemeran utama dalam project terbarunya diganti sesuka hati, Haura nekat membalas dendam dengan menuangkan obat pencahar ke dalam minuman Ervano Lakeswara - sutradara yang merupakan dalang dibaliknya.

Dia berpikir, dengan cara itu dendamnya akan terbalaskan secara instan. Siapa sangka, tindakan konyolnya justru berakhir fatal. Sesuatu yang dia masukkan ke dalam minuman tersebut bukanlah obat pencahar, melainkan obat perang-sang.

Alih-alih merasa puas karena dendamnya terbalaskan, Haura justru berakhir jatuh di atas ranjang bersama Ervano hingga membuatnya terperosok dalam jurang penyesalan. Bukan hanya karena Ervano menyebalkan, tapi statusnya yang merupakan suami orang membuat Haura merasa lebih baik menghilang.

****

"Kamu yang menyalakan api, bukankah tanggung jawabmu untuk memadamkannya, Haura?" - Ervano Lakeswara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16 - Gugurkan!! ~ Abimanyu

"Ra!! Are you okay?"

Panggilan berkali-kali dari Viona sebenarnya dapat Haura dengar. Namun, dia memilih untuk terus diam dan berpikir keras tentang apa yang terjadi padanya.

Mual-mualnya sudah mereda setelah lima menit menghabiskan waktu di dalam toilet untuk mengeluarkan isi perutnya. Berbagai dugaan menghampiri benak Haura dan dia tidak bisa menyimpulkan apa yang terjadi sebenarnya.

"Tidak mungkin, aku minum sebelum 72 jam ... tidak cuma sekali dan sesuai dengan petunjuk yang aku ketahui." Haura bergumam pelan.

Mengingat-ingat kembali barangkali dia yang lupa. "Atau mungkin salah minum obat? Tapi sepertinya tidak, Abimanyu tidak mungkin sejahil itu!!"

Sebelumnya ragu, beberapa detik kemudian yakin lagi tidak ada kesalahan dalam dirinya. Haura memijat pangkal hidung sebelum kemudian mengacak rambutnya

Baru saja tenang, nyatanya dia kembali dibuat kebingungan. Perasaan dimana dia panik pasca melewati malam itu kembali terulang, bahkan lebih panik lagi.

"Ck ... yang benar saja kalau hamil sekarang, Haura!!" gerutu Haura memaki diri sendiri yang dia rasa memang begitu bodoh saat ini.

Masih dengan Viona yang setia memanggilnya, bahkan sempat menawarkan bantuan Haura masih fokus dengan pikirannya.

"Clam down, Haura, ini bukan masalah besar ... kita bisa selesaikan!" Haura meyakinkan diri untuk tidak terlalu memusingkan masalah ini.

Tak pernah terbayangkan dalam hidup Haura bahwa dirinya akan menata masa depan di dalam toilet semacam ini. "Iya, bisa, tidak ada yang tidak bisa diselesaikan di dunia ini, 'kan?"

Dalam kesendirian dia bermonolog, padahal ada Viona yang bisa menjadi teman untuk bertukar pikiran. Akan tetapi, karena Haura merasa hal ini adalah aib yang sifatnya privasi, jelas harus dia tutup-tutupi.

"Ra!! Aku minta orang buat bukain pintunya sekarang ya!!" teriak Viona yang membuat Haura tersadar dimana kini dia berada.

Tidak ingin sampai melibatkan orang lain dan dikira yang tidak-tidak, Haura bergegas keluar setelah merapikan rambutnya.

Berusaha bersikap tenang seakan tidak terjadi apa-apa selain mual biasa. "Sorry lama, mual banget soalnya."

"Yakin cuma mual, Ra?" tanya Viona menatap curiga sahabatnya itu.

Sontak Haura mengulas senyum tipis sebagai jawaban pamungkasnya. "Ehm, cuma mual kok."

"Apa tidak perlu ke dokter?" tawar Viona yang sontak Haura tanggapi dengan gelengan cepat.

Jujur, dia tidak siap untuk itu. Bukan hanya karena takut ketahuan andai Viona yang menemani, tapi secara pribadi dan jiwa dalam dirinya belum sanggup menerima fakta itu.

Sungguh, entah apapun alasannya dia enggan dan Haura tidak bersedia. "Tidak apa, sudah mendingan ini."

Demi meyakinkan Viona, wanita itu mengaku demikian. Padahal, tubuhnya saat ini panas dingin lantaran gugup.

"Tapi kok wajahmu pucat banget, Ra?"

"Pucat wajar, lipstikku luntur semua, Ona," ungkap Haura beralasan dan sama sekali tidak sesuai dengan faktanya.

Akan tetapi, karena kemampuan akting Haura cukup mumpuni Viona yang merupakan teman dekatnya pun seakan tertipu dan percaya saya bahwa Haura hanya mual biasa.

Mereka kembali ke meja untuk menyelesaikan makan siang mereka. Tentu saja sudah berbeda, rasa lapar yang tadi menggebu-gebu mendadak hilang.

Viona seketika kenyang, apalagi Haura yang memang tidak merasa lapar sebelumnya. Tidak ingin terlalu lama membuang waktu, Haura justru pamit lebih dulu.

Beralasan harus segera terbang ke Bali, Haura benar-benar ingin meninggalkan Viona sendiri sampai wanita itu tak habis pikir.

"Bentar, kamu yakin tetap ke Bali, Ra?"

"Heum, yakin kok, kenapa, Na?" Haura balik bertanya tanpa menatap lawan bicaranya.

Viona menghela napas panjang. Belum apa-apa dia sudah lelah membayangkan sibuknya menjadi Haura. "Duh, Ra, apa tidak sebaiknya tunda saja?"

"Tunda gimana, Ona? Jelas tidak bisa, kan sudah tanda tangan kontrak," jawabnya berlagak si paling profesional dalam pekerjaan sampai rela mengabaikan kesehatan.

"Aku tahu, Ra!! Tahu banget kita memang harus profesional!! Tapi jangan lupakan kesehatan dong. Masa sekarang tetap nekat berangkat juga?" Viona menghela napas panjang dengan harapan Haura mendengar kekhawatirannya.

"Ehm sepertinya aku sudah terlambat, belum packing juga kebetulan ... dah, see you!!" Tanpa menanggapi ucapan Viona sebelumnya, Haura berlalu pergi begitu saja.

Menyaksikan hal ini Viona semakin bingung dengan perubahan sikap Haura. Bagaimana tidak? Haura yang sebelumnya selalu mengutamakan kesehatan dan menjalani pekerjaan sebagai pengisi waktu luang mendadak serius banting tulang.

Siang jadi malam, malam dijadikan siang dan tiada hari tanpa kesibukan sampai lupa kesehatan. "Apa yang sebenarnya terjadi? Sesakit apa luka yang kamu alami sampai kamu jadi begini, Haura?" tanya Viona dalam kesendirian tanpa tahu dimana dia akan mendapat jawaban.

.

.

"Ya Tuhan, kenapa harus begini?"

Setelah tadi dia mampu bersikap santai di hadapan Viona, ketika sendiri nyatanya hancur juga.

Haura menghela napas panjang pasca menyiapkan perlengkapannya. Sebentar lagi dia harus segera ke Bandara, tapi Haura masih di titik bingung tentu saja.

Ingin dia utarakan keresahannya pada Abimanyu. Akan tetapi, nyalinya tidak begitu besar dan takut justru disemprot dengan kata-kata mutiara.

Karena itulah, dalam diam Haura berpikir hendak diberitahu atau tidaknya. "Bilang tidak, bilang tidak bilang tidak bilang_"

"Ah bilang aja deh!!" ucap Haura kemudian mengambil keputusan dan segera menghubungi Abimanyu yang kemungkinan sedang sibuk di kantor.

Cukup lama dia menunggu sampai akhirnya diterima dan terdengar suara Abimanyu di sana.

"Ada apa?"

"A-aku mual-mual ... sepertinya benar hamil," aku Haura langsung pada intinya.

Tanpa dijelaskan juga Abimanyu mungkin mengerti karena tidak ada pertanyaan yang memperlihatkan dia bingung di sana.

"What the_ are you serious, Haura?" suara Abimanyu terdengar berbisik, kemungkinan khawatir bocor ke pihak lain.

"Iya, serius!!"

"Kapan mulainya?"

"Tadi, sewaktu di restoran ... padahal aku pesan menu yang biasa, tapi tadi baru disuap langsung huek-huek!! Dan parahnya lagi, aku sudah telat bulan ini," papar Haura mengadukan apa yang dia rasa.

Tak ada jawaban segera dari Abimanyu, kemungkinan pria itu berpikir keras hingga Haura bingung sendiri.

"Bim, gimana? Kalau sampai Papa tahu gimana?"

"Gugurkan!!"

Deg

Mata Haura mengerjap pelan, jantungnya berdenyut sewaktu Abimanyu menyarankan hal gila semacam itu padanya.

"Apa kamu bilang?"

"Gugurkan, kurang jelas?"

"Yang benar saja, masa langsung digugurkan? Bukankah itu sama saja dengan membu-nuh?"

"Lalu mau bagaimana lagi, Haura? Kamu tahu sendiri status pria itu bagaimana!! Andai tidak minta tanggung jawabnya bagaimana? Siap membesarkan anak itu sendirian? Kamu siap menghadapi dunia dengan status hamil tanpa suami?"

Panjang lebar Abimanyu bicara, tepat menusuk di dalam dada Haura yang berakhir membuat wanita itu meneteskan air mata saking bingungnya.

Dihadapkan dengan masalah ini gilanya luar biasa, Haura ingin menyerah dan sempat terpikir bahwa jalan keluar yang disarankan Abimanyu masuk akal juga.

Namun, dalam sekejap sesuatu dalam dirinya justru berontak detik itu juga hingga dengan tegas dia mampu untuk mengambil keputusan. "Siap!! Aku akan pertahankan anak ini!!"

"What? Kamu mabuk, Haura?!"

"Tidak, aku dalam keadaan sadar dan keputusanku sudah tepat."

"Jangan gila, Ra, coba kamu pikir bagaimana Mama, Papa dan keluarga kita andai tahu_"

"Tenang saja, aku pastikan keputusanku ini tidak akan mencoreng nama baik keluarga kita!!" pungkas Haura mengakhiri panggilan suara dan ditutup dengan air mata.

Perlahan, dia menunduk dan menyentuh perutnya yang masih rata. "Baiklah, jika memang sebesar itu kemauanmu untuk menjadi bagian hidupku, aku terima tanpa peduli siapa ayahmu ... anggap saja anak hantu."

.

.

- To Be Continued -

Assalamualaikum, maaf karena kemarin cuma up satu ... janjinya memang tiga, tapi aku takut malah terjebak review lama karena NT belum stabil seperti biasa. Mohon dimaklumi dan Author usahakan hari ini bisa tiga lagi, mohon doain NT nggak ngadi-ngadi karena ini menjelang bab 20 (Perjuangan pertama di retensi).

1
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙜𝙠𝙜𝙠𝙜𝙠𝙠𝙠... 𝙖𝙠𝙪 𝙠𝙞𝙧𝙖 𝙢𝙖𝙪 𝙣𝙮𝙚𝙗𝙪𝙩 𝙗𝙤𝙩𝙤𝙡 𝙮𝙖𝙠𝙪𝙡𝙩 𝙚𝙝 𝙜𝙖 𝙩𝙖𝙪 𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙤𝙩𝙤𝙡 𝙠𝙚𝙘𝙖𝙥.😆😆😆
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙉𝙖𝙠𝙖 𝙗𝙨 𝙙𝙞 𝙖𝙟𝙖𝙠 𝙠𝙚𝙧𝙟𝙖 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙟𝙜 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙥𝙖𝙥𝙖𝙝𝙣𝙮𝙖... 𝙨𝙚𝙙𝙞𝙠𝙞𝙩 𝙡𝙜 𝙡𝙪𝙡𝙪𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙢𝙖𝙝𝙣𝙮𝙖.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙝𝙖𝙙𝙪𝙪𝙝𝙝 𝙠𝙙 𝙠𝙬𝙗𝙖𝙬𝙖 𝙟𝙚𝙣𝙜𝙚𝙡 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙀𝙫𝙖𝙣, 𝙥𝙖𝙙𝙖𝙝𝙖𝙡 𝙘𝙪𝙢𝙖 𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙣𝙤𝙫𝙚𝙡 𝙩𝙥 𝙥𝙚𝙧𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙃𝙖𝙪𝙧𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙖𝙜𝙖𝙞 𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙞𝙖𝙩𝙧𝙞 𝙥𝙡𝙞𝙨 𝙞𝙗𝙪 𝙮𝙜 𝙙𝙞𝙠𝙚𝙘𝙚𝙬𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙪𝙖𝙢𝙞 𝙖𝙠𝙪 𝙟𝙙 𝙞𝙠𝙪𝙩2𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙧𝙖𝙝 𝙟𝙜.𝙬𝙠𝙬𝙠𝙬𝙠𝙠...
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙬𝙖𝙟𝙖𝙧 𝙨𝙞𝙝 𝙥𝙖𝙥𝙖𝙝 𝙕𝙚𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙧𝙖𝙝 𝙠𝙧𝙣 𝙮𝙜 𝙣𝙖𝙢𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙡𝙖𝙝𝙞𝙧𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙖𝙚𝙪𝙝 𝙣𝙮𝙖𝙬𝙖 𝙩𝙥 𝙖𝙞 𝙨𝙪𝙖𝙢𝙞 𝙜𝙖 𝙖𝙙𝙖 𝙨𝙞 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙞𝙣𝙜𝙣𝙮𝙖 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙠𝙧𝙣 𝙣𝙜𝙤𝙗𝙚𝙤𝙡 𝙨𝙖𝙣𝙩𝙖𝙞 𝙙𝙜𝙣 𝙩𝙢𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙚𝙙𝙖 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙡𝙜 𝙨𝙞𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙠𝙤𝙩𝙖/𝙥𝙪𝙡𝙖𝙪 𝙠𝙧𝙣 𝙠𝙚𝙧𝙟𝙖 𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣 𝙢𝙖𝙖𝙞𝙝 𝙗𝙨 𝙙𝙞 𝙢𝙖𝙠𝙡𝙪𝙢𝙞.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙧𝙖𝙨𝙖𝙞𝙣, 𝙢𝙜 𝙃𝙖𝙪𝙧𝙖 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙥𝙚𝙡𝙖𝙟𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙩𝙪𝙝 𝙨𝙞 𝙀𝙧𝙫𝙖𝙣𝙤 𝙟𝙜𝙣 𝙙𝙞𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙢𝙖𝙖𝙛 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙠𝙧𝙣 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙖𝙗𝙖𝙞 𝙨𝙢 𝙩𝙪𝙜𝙖𝙨𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙖𝙜𝙖𝙞 𝙨𝙪𝙖𝙢𝙞 𝙥𝙡𝙪𝙨 𝙖𝙮𝙖𝙝 𝙖𝙞𝙖𝙜𝙖.. 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙠𝙖𝙥𝙤𝙠 𝙨𝙚 𝙚𝙣𝙖𝙠𝙣𝙮𝙖.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙠𝙚𝙩𝙚𝙧𝙡𝙖𝙡𝙪𝙖𝙣 𝙨𝙞𝙝 𝙑𝙖𝙣𝙤 𝙞𝙖𝙩𝙧𝙞 𝙡𝙜 𝙠𝙚𝙨𝙖𝙠𝙞𝙩𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙜𝙖 𝙩𝙖𝙪 𝙠𝙧𝙣 𝙤𝙛𝙛 𝙝𝙥 𝙙𝙚𝙢𝙞 𝙜𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙜𝙖𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙬𝙖𝙠𝙩𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙩𝙚𝙢𝙖𝙣𝙢𝙪.. 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨𝙣𝙮𝙖 𝙥𝙧𝙞𝙤𝙧𝙞𝙩𝙖𝙨𝙠𝙣 𝙞𝙖𝙩𝙧𝙞 𝙮𝙜 𝙪𝙙𝙝 𝙢𝙖𝙨𝙖 𝙝𝙥𝙡𝙣𝙮𝙖 𝙙𝙠𝙩..
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙝𝙖𝙙𝙪𝙪𝙝𝙝 𝙒𝙧𝙫𝙖𝙣𝙞 𝙖𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙪 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙣𝙜𝙚𝙙𝙚𝙠𝙬𝙩𝙞𝙣 𝙝𝙥𝙡 𝙩𝙥 𝙝𝙥 𝙢𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙤𝙛𝙛 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨𝙣𝙮𝙖 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙪 𝙥𝙧𝙚𝙨𝙞𝙠𝙨𝙞 𝙙𝙧 𝙨𝙤𝙠𝙩𝙚𝙧 𝙨𝙞𝙖𝙜𝙖 𝙝𝙥 𝙖𝙠𝙩𝙞𝙛 𝙩𝙧𝙨 𝙡𝙖𝙝 𝙞𝙣𝙞 𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙩𝙚𝙥𝙪𝙠 𝙟𝙞𝙨𝙖𝙠, 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙨𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜2 𝙩𝙥 𝙞𝙖𝙩𝙧𝙞 𝙡𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙖𝙧𝙪𝙝 𝙣𝙮𝙖𝙬𝙖 𝙨𝙚𝙢𝙞 𝙢𝙬𝙡𝙖𝙝𝙞𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙝𝙖𝙩𝙞 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙞𝙣.🤦‍♀️
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙖𝙬𝙖𝙨 𝙩𝙖𝙧 𝙠𝙚𝙩𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙤𝙢𝙤𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞 𝘼𝙗𝙞𝙢, 𝙩𝙖𝙧 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙡𝙜 𝙟𝙖𝙢𝙞𝙡 𝙥𝙖𝙖𝙩𝙞 𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙟𝙜 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣 𝙡𝙗𝙝 𝙙𝙧 𝙮𝙜 𝙀𝙫𝙖𝙣 𝙡𝙖𝙠𝙪𝙠𝙖𝙣.. 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙘𝙢 𝙙𝙞𝙚𝙡𝙪𝙨 𝙣 𝙙𝙞 𝙖𝙟𝙖𝙠 𝙗𝙞𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙙𝙤𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙥 𝙙𝙞 𝙪𝙨𝙚𝙡2 𝙟𝙜.🤭🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙬𝙚𝙚𝙚𝙝𝙝𝙝... 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙣𝙪𝙢𝙥𝙪𝙠 𝙖𝙟𝙖 𝙗𝙖𝙗 𝙙𝙧 𝙨𝙚𝙠𝙞𝙖𝙣 𝙡𝙖𝙢𝙖 𝙣𝙪𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙜𝙖 𝙩𝙖𝙪 𝙣𝙮𝙖 𝙥𝙖𝙨 𝙢𝙖𝙢𝙥𝙞𝙧 𝙣𝙤𝙫𝙚𝙡 𝙤𝙩𝙝𝙤𝙧 𝙮𝙜 𝙡𝙖𝙞𝙣 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙥𝙙 𝙩𝙖𝙢𝙖𝙩.🙂
aku baru
suka sekali membaca karya mb desy,,,,,terlebih tentang kisah keluarga megantara,,,,,hampir semua aq baca,,,,,tp kisah zavia ko sulit di cari yah????
Daneen Dini
bagus
Ani Kurniati
suka cerita nya
Khafa Reysha_p1 Rufaidah
bagus ceritanya
Ical Habib
bagus dn GK bosen bacanya
Ical Habib
AQ d baca duluan kisah in thorrr..KL yg Abimanyu ap judulny
Niechenie Cwekgemini Clalud'hti
jangan - jangan Sofia lesbian 🤭 maaf ya thor
Nanik Kusno
Aduuuhhhhhh.... kenapa lagi.....haid or keguguran....?
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya.🙏

Hai Kak, Baca juga di novel ku yang berjudul "TABIR SEORANG ISTRI"_on going, atau "PARTING SMILE"_The End, Biar lebih mudah boleh langsung klik profil ku ya, Terimakasih 🙏
total 1 replies
Nanik Kusno
Debat random banget....🤣🤣🤣🤣🤦🤦🤦🤦🤦
Nanik Kusno
Fix..... otaknya berarti Sofia....apa tujuannya???
Nanik Kusno
Semuanya sudah berlalu.... Haura sudah bahagia juga....saling memaafkan itu lebih baik....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!