Elea Inglebert putri semata wayang Delia Djiwandono dan Jarvas Inglebert yang memiliki segalanya namun kurang beruntung dalam hal percintaan. Cintanya habis pada cinta pertamanya yang bernama Alan Taraka. Alan Taraka merupakan seorang CEO Perusahaan Taraka Group yang didalamnya berkecimpung dalam bidang pangan, hotel dan perbankan. Tak hanya itu, Alan Taraka juga berkecimpung dalam dunia bawah yang dimana ia memperjual-belikan senjata api serta bom rakitan dan menjualnya kepada negara-negara yang membutuhkannya. Hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui Alan di dunia bawahnya, dan ia lebih dikenal di dunia bawah dengan sebutan “TUAN AL”. Akankah Elea Inglebert bersatu dengan cinta pertamanya yang merupakan seorang CEO sekaligus MAFIA terkejam di Negeri ini? Lets read!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Endah Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
“Sayaaang…. Cepatlah!!! Kenapa setelah membaca syarat dari Vatimu kau melupakan janjimu hmm!!”, Delia berteriak pada Lea.
“Yaaa sebentar Mutti… Aku sedang bersiap-siap!!”, jawab Elea berteriak.
Jarvas melihat hal itu hanya tersenyum bahagia. Dua manusia yang sangat berharga dihidupnya yang akan selalu ia jaga sampai titik terakhir. Janjinya adalah membahagiakan kedua wanita tersebut tanpa kekurangan apapun.
Ketika Elea menuruni anak tangga dengan suara khas heelsnya membuyarkan lamunan Jarvas.
“Ya Tuhan, apakah rumah ini benar milikku? Bagaimana bisa ada seorang permaisuri di rumah ini…..”, puji Jarvas yang baru pertama kali melihat penampilan dewasa Elea.
“Vati kau menggodaku!!”, kesal Lea.
“Apakah kau ingin mengalahkan kecantikan Mutti sayang?! Putriku ini memang tiada duanya!!!”, seru cepat Delia.
“Mutti kau juga!!”, bertambah kesal lah Lea.
Jarvas dan Delia terkekeh melihat raut wajah Elea yang merah padam. Memang kenyataannya Elea sangatlah cantik namun ia jarang menggunakan make up. Ia cukup dengan sunscreen andalannya saja. Namun siapa sangka. Saat ini, Elea menjelma bak seorang wanita dewasa dengan ditambah riasan di wajahnya semakin bertambahlah pula kecantikan Elea saat ini.
“Apakah dalam waktu dekat akan ada seseorang yang memintamu padaku”, tanya Jarvas tiba-tiba sedih. Delia hanya melirik Jarvas dan tersenyum kecil.
“Maksud Vati? Kenapa pula ada orang yang memintaku padamu?! Memang siapa dia berani-beraninya memintaku! Aku kan anak kalian! Kenapa Vati bisa berpikir seperti itu?!”, tanya Elea polos.
“Suatu saat ini, namun aku sangat meyakini tidak lama lagi waktu itu tiba. Ada seorang lelaki yang akan memintamu padaku. Menjadikanmu seorang istri. Ahh… Rasanya aku belum siap, kau tetaplah seperti gadis kecilku… Sebelum waktu itu tiba, perbanyaklah waktu kita untuk bersenang-senang bertiga? Bagaimana?”, dalam sedihnya Jarvas, ia tetap tersenyum.
“Ahh… Vati… Itu masih lama dan aku ingin mengejar mimpiku terlebih dahulu!”, Elea langsung berucap tegas.
“Seteguh apapun pendirianmu kau akan tetap menjadi seorang istri anakku….”, ucap Delia mengelus kepala Elea yang dibalas dengan anggukan oleh Lea.
“Hmm… Baiklah, mulai saat ini kita harus perbanyak waktu bertiga oke! Di mulai hari ini!! Lets go!!! Kita akan bersenang-senang sepuasnya! Ratu dan permaisuriku hari ini bebas mau menghabiskan blackcardku yang mana saja”, ujar Jarvas bahagia.
——————————————————————————————————————————
Sesampainya di lokasi pertama butik Nyonya Andreaz, para pelayan langsung berbaris rapi dan melayani langganan vip nya.
“Tolong berikan putriku sebuah gaun untuk pergi ke acara pesta pernikahan”, titah Delia.
“Baik Nyonya. Mari Nona ikut denganku..”, ajak salah satu pelayan kepercayaan Nyonya Andreaz.
Banyak pelayan dari butik Nyonya Andreaz yang berbisik-bisik mengenai putri Tuan Jarvas dan Nyonya Delia. Mereka baru mengetahui aslinya yang ternyata sangat cantik dari sekedar omongan orang-orang. Selama ini orang-orang yang sangat ingin mengetahui wajah cantiknya putri Tuan Jarvas selalu gagal, mungkin hanya beberapa orang saja yang pernah bertemu atau tanpa sengaja melihatnya. Pencarian di sosial media mengenai putri Tuan Jarvas selalu tak membuahkan hasil. Hari ini, para pelayan butik sangat beruntung bisa dengan langsung melihatnya dan melayaninya. Mereka sangat mengagumi kehidupan Tuan Jarvas yang jauh dari obrolan miring dan Nyonya Delia yang sangat rendah hati tanpa pandang bulu.
“Hmm… Nona, apakah aku boleh mengetahui model dan warna yang bagaimana yang disukai Nona?”, ucap Anita pelayan kepercayaan Nyonya Andreaz.
“Mmmm… Kak tolong jangan memanggilku Nona ya. Cukup panggil nama saja, namaku Elea”, ucap Elea yang merasa risih dengan sebutan Nona.
“T…tap…i Non..”, gagap Anita mengelak.
“Sudah tak apa. Santai saja ya Kak. Lagian aku lebih muda dari Kakak, mana pantas memanggilku seperti itu. Lagipula aku juga manusia biasa sama seperti yang lain!”, jelas Elea.
“Anu.. Hmm.. Itu Non eh Elea”, ucap Anita tergagap sambil melihat ke aras Tuan Jarvas dan Nyonya Delia yang disadari oleh Elea.
“Tidak apa. Mereka juga takkan mempermasalahkan kok. Jadi biasakan ya Kak!”, Elea tersenyum ramah.
“Ya Tuhan. Mengapa ada manusia yang secantik dan serendah hati itu. Tidak hanya penampilan luar saja yang sangat mempesona ternyata hatinya pun sangatlah baik. Padahal ia termasuk orang yang sangat kaya tapi dia tak membedakan kasta! Walaupun aku hanya pelayan namun ia sangat menghormatiku! Semoga kau bahagia selalu ya..” batin Anita sambil memandang takjub pada Elea.
“Kak… Kenapa melamun?”, tanya Lea.
“Ahh tidak Non ehh Elea, mari lanjutkan”, Anita sambil berjalan ke ruang khusus gaun pesta.
…Disini banyak tersedia berbagai macam model dan warna untuk gaun pesta. Bolehkah mmm Elea mendeskripsikan model dan warna yang diinginkan?”, ucap Anita yang tetap menundukkan kepalanya ketika selesai berbicara dengan Elea. Bagaimana pun ia tetap harus menghormatinya.
“Umm… Sebenarnya aku sangat suka warna putih gading dan kuning terang. Namun kali ini, aku akan memilih warna jingga saja Kak. Dan untuk modelnya, tolong carikan yang menurut Kakak bagus saja ya.. Aku tak begitu mengetahui tentang model…”, jelas Elea.
“Baiklah tunggu sebentar disini. Aku akan mencarikan gaun jingga dan membawanya kemari. Oh iya, apakah ingin melihat gaun rancangan latihanku? Emmm… Aku tak memiliki maksud apapun hanya ingin diberikan penilaian saja sebelum gaun itu ku serahkan pada Nyonya Andreaz”, ucap Anita.
“Hmm… Bawakan saja Kak jangan sungkan!”, jawab Elea.
“Terima kasih”, binar pada mata Anita sungguh tak bisa ia kuasai lagi. Begitu bahagianya Anita saat ini, ia menawarkan gaun rancangannya pada tamu vip langsung disambut dengan hangat.
Selang 5 menit berlalu… Anita sedikit berlari kecil menghampiri Elea.
“Santai saja Kak. Aku tak apa menunggu”, ucap Elea yang mengerti.
“Tidak apa Elea. Maaf sudah membuatmu menunggu. Baiklah mari kita coba terlebih dahulu gaun berwarna jingga bercampur sedikit warna teal. Mari, silahkan masuk”, ucap Anita semangat.
(Sumber: Pinterest)
Setelah 5 menit mencoba memakai gaun tersebut, Elea membuka ruangan tersebut lalu keluar perlahan menuju Anita yang sedang merapikan gaunnya.
“Mm… Kak…. Bagaimana?”, tanya Elea.
Saat Anita memutar badannya menghadap Elea, bukan main terkejutnya! “Aaakhh!! Anda sangat mempesona!! Terlihat semakin elegan dan tentu kecantikan anda semakin bertambah!”, seru Anita sedikit berteriak.
“Ahh kau bisa saja. Pelankan suaramu itu Kak. Kau bisa mengundang tamu disini menghampiriku!”, ucap Elea tertawa.
“Ada ap.. Aaakkkkhhhhh sayaaaang cepat kemariiiii!!!!!”, Delia terkejut melihat penampilan putrinya yang sangat berbeda saat ini.
Saat Jarvas menghampiri Delia, ia terkejut bukan main melihat putrinya saat ini. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Elea sungguh sangat berbeda saat ini.
“Bagaimana Mutti…. Vati….?”, tanya Elea membuyarkan lamunan orang tuanya.
“B..Bag..aima..na?? Ap…p..a?” Ucap Delia tergagap.
“Mutti… Sadarlah..” Elea menepuk pipi Delia lembut.
“Aaakhh!! Aku suka!! Kau sangat mempesona benarkan sayang?”, Delia melirik Jarvas yang tersenyum bangga pada putrinya.
“Benar!! Jadi kau sudah menentukan gaun ini?”, tanya Jarvas.
“Ya, aku suka warna ini. Bolehkah?”, tanya Elea yang tak enak hati meminta pada Vatinya gaun mahal ini.
“Tentu!!” Ucap Jarvas cepat.
“Mmm Kak Anita… Mana gaun rancanganmu? Tolong sekalian kirimkan ke rumahku bersama gaun ini!”, perintah Elea.
“T..api… Gaunku belum dinilai olehmu dan juga belum dinilai oleh Nyonya Andreaz”, gugup Anita.
Ny. Andreaz menepuk lembut bahu Anita. “Saya percaya dengan kemampuanmu! Rapikanlah gaun-gaunnya. Kau bertugas mengirimkan ini pada Nona Elea esok siang hari.”, titah Ny. Andreaz.
“Ahh… B..b..aik.. Kalau begitu saya permisi”, pamit Anita pada semuanya.
Setelah membayar semuanya, mereka melanjutkan sesi berbelanja di salah satu mall yang terkenal di Jakarta. Tentu Jarvas sangat senang memanjakan kedua wanita yang sangat berarti baginya.
———
Gaun rancangan Anita:
(Sumber: Pinterest)