NovelToon NovelToon
Anak Pembantu Hamil Anak Duda Kaya

Anak Pembantu Hamil Anak Duda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Fitren

Kedua orangtuanya Clara meninggal, ayahnya meninggal karna sakit-sakitan. Setelah dua bulan kepergian ayahnya, Ibunya Clara pun meninggal dunia karna sakit kanker. Karna kedua orangtuanya meninggal Clara harus menggantikan kedua orangtuanya bekerja sebagai pembantu, namun saat Clara sedang menunggu bus di halte untuk pergi ke rumah tujuannya, tiba-tiba Clara diculik dan dibawa ke sebuah hotel hingga dirinya diperkosa oleh orang tak di kenal hingga hamil diluar nikah.

Saat tau dirinya hamil, Clara mencari pekerjaan lain dan tidak jadi ke rumah bos orang tuanya. Di sana Clara bertemu dengan seorang pria tampan yang akan menjadi majikannya, namun banyak keanehan dengan sikap tuan majikannya terhadap dirinya, majikannya seperti tengah menyembunyikan sesuatu darinya.


Rahasia apakah yang disembunyikan tuannya Clara?
Akankah Clara bakal bertemu dengan pria yang telah memperk*sanya? Dan apakah setelah bertemu dengan pria itu, Clara akan pergi jauh dari pria itu dengan membawa anaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Kedatangan tamu seseorang

Devan pulang ke rumah pukul 5 sore, kondisi mansion tampak sepi, Devan kemudian berjalan menuju kamarnya untuk mandi membersihkan tubuhnya.

Selesai mandi, Devan kemudian turun ke dapur dan disana sudah ada Clara yang sedang menyiapkan makan malam.

"Kamu sudah makan?" tanya Devan lalu duduk di kursi meja makan.

"Belum tuan," awab Clara sambil menunduk.

"Kamu ingin makan?" tanya Devan lagi.

"Em tidak tuan," jawab Clara bohong sembari menggelengkan kepalanya pelan.

Walaupun sebenarnya ia merasa begitu lapar tapi tuannya bertanya seperti itu membuatnya jadi tidak enak jika dirinya bilang mau, karena ia merasa tidak sopan sekali rasanya.

"Baiklah, tolong ambilkan saya makanan," pinta Devan.

"Baik tuan." Clara kemudian mengambilkan nasi untuk tuannya berserta lauk pauknya.

"Sudah tuan, kalau begitu saya permisi ke kamar dulu tuan," ucap Clara pamit.

Devan hanya menganggukkan kepalanya dan mulai menyantap makanannya.

Clara menaiki tangga dengan badan lemas, kepalanya juga pusing dan badannya sedikit gemetar, mungkin karena efek tadi ia berendam air hangat terlalu lama di dalam bathtub karena ia terlalu keasikan hingga lupa waktu dan efek belum makan juga mungkin pikirnya.

Sendari tadi ia hanya memakan cemilan, dan makan nasi hanya tadi pagi waktu sarapan bersama tuannya. Karena perintah tuannya jika ia tidak boleh terlalu banyak makan cemilan, katanya tidak sehat untuk bayinya jika kebanyakan.

Clara naik ke atas ranjang lalu ia merebahkan tubuhnya dan menyelimuti tubuhnya sampai ke leher, ia merasa sangat dingin dan ia tidak mengetahui cara mematikan AC nya, alhasil tubuhnya menggigil saat ini.

Clara mencoba memejamkan matanya semoga saja rasa dingin, lapar, dan juga pusing segera hilang jika ia tidur.

***

Pukul 10 malam Devan menuju kamarnya yang berada di samping kamar Clara, ia berhenti sebentar di depan kamar Clara.

"Apakah wanita itu sudah tidur," umam Devan kemudian ia membuka pintu kamar Clara dengan perlahan.

Devan mendekati Clara yang sedang tidur meringkuk dengan selimut yang membungkus tubuh mungilnya yang membuncit.

Devan melihat badan Clara menggigil kemudian dia menyentuh kening Clara dan sontak Devan menjadi sangat cemas dan panik. Gak cemas gimana coba, kening Clara sangat panas. Devan segera mematikan AC nya dan juga menyalakan penghangat ruangan.

Apa wanita ini sedang sakit, tapi kenapa?

"Clara bangun, hei," ucap Devan mencoba membangunkan Clara, wanita hamil tersebut kemudian membuka matanya perlahan.

"Kamu sakit?" tanya Devan.

"Cuma pusing doang ko tuan, nanti juga sembuh. Tuan mau apa? Apa tuan capek, saya pijat ya?" tawar Clara sambil berusaha bangun tapi langsung di cegah oleh Devan.

"Kamu tiduran saja, badanmu sangat panas, saya akan panggilkan dokter, " ucap Devan lalu menelfon dokter pribadinya.

"Ke mansion saya sekarang!" Perintah Devan pada seseorang di dalam teleponnya yang mungkin adalah dokter pribadinya.

"Kenapa kamu bisa sakit? Apa yang kamu lakukan seharian ini? Apa kamu melakukan kegiatan yang di luar tugasmu? Ingat kamu harus menjaga kesehatan kamu Clara, kamu sedang hamil kembar Clara," ucap Devan tegas setelah memutuskan sambungan telponnya bersama dokter pribadinya.

"Tidak tuan, tadi saya berendam terlalu lama di dalam bathtub jadi mungkin itu yang membuat saya sakit." Kata Clara dengan masih menunduk.

"Ceroboh! jika kamu sedang tidak hamil, silahkan kamu mau berendam seharian di dalam bathtub pun boleh. Apa kamu tidak memikirkan anakmu hah?!" tanya Devan dengan tegas.

"Maaf tuan, saya tidak akan mengulanginya lagi," ucap Clara dengan pandangan tertunduk karena ia takut pada Devan.

Tok...tok..tok

Sepertinya itu adalah dokter pribadi Devan. Semua bodyguard Devan memang jika tuannya sudah memberikan perintah, mereka semua harus cepat-cepat datang jika tidak Devan akan marah besar nantinya dan untungnya rumah dokter ini tidak terlalu jauh hanya di depan mansion Devan.

"Masuk." perintah Devan.

Seorang dokter perempuan sekitar umur 40 tahunan masuk ke dalam kamar.

"Siapa yang harus saya periksa tuan Devan?" tanya dokter tersebut.

"Wanita ini." tunjuk Devan kepada Dira.

"Memangnya siapa wanita ini?" tanya dokter itu lagi.

"Asisten rumah tangga," jawab Devan dingin dengan muka datarnya.

Dokter Ayu pun mengangguk mengerti setelah mendengarkan jawaban Devan, dia lalu mengeluarkan stetoskop nya dan mulai memeriksa Clara.

Kurang lebih sepuluh menit dokter Ayu memeriksa Clara, dokter pun sudah bisa mendiagnosa.

"Ambil obat ini nanti di apotek, dia mengalami demam," ucap dokter Ayu sambil menyerahkan kertas resep dokter kepada Devan.

"Kau juga merasa lemas karena kau tidak mencukupi nutrisi yang di perlukan oleh tubuhmu, apa kau tidak makan seharian ini nona?" tanya Dokter Ayu kepada Clara.

"Em... saya hanya makan nasi waktu pagi dok, setelah itu saya hanya makan cemilan, itu pun juga tidak banyak dok, " jawab Clara.

"Kau tahu, saat hamil perutmu tidak boleh kosong sebisa mungkin harus di isi. Kau harus rutin makan, supaya bayimu mendapatkan nutrisi di dalam sana apalagi kau sedang hamil anak kembar, kan? Makannya juga harus lebih banyak," ucap dokter Ayu.

"Iya dok, terima kasih," jawab Clara.

"Baiklah, kalau ada apa-apa hubungi saya lagi ya, saya permisi," ucap dokter Ayu kemudian meninggalkan kamar Clara.

Devan menatap Clara dengan tatapan yang sangat sulit di jelaskan.

"Kenapa kamu tidak makan?" tanya Devan dingin.

"Tadi siang tuan tidak makan di rumah, jadi saya tidak memasak tuan, karena tugas saya adalah memasak saat tuan ada di rumah," jawab Clara.

"Kenapa kamu lakukan itu? Apa kamu ingin anakmu kenapa-kenapa?" tanya Devan lagi dengan nada dingin.

Clara menggelengkan kepalanya dengan mata berkaca-kaca. Jika menyangkut anaknya ia pasti akan sedih.

"Jika ada saya ataupun tidak, kamu tetap masak! Dan kamu Clara harus makan jika kamu merasa lapar. Mengerti!"

Clara mengangguk kembali.

"Jika kamu ingin makan sesuatu kamu tinggal bilang pada bibik nanti dia yang akan membelikan, dan jika kamu ingin keluar mencari makanan yang kamu inginkan kamu tinggal bilang pada supir." tambah Devan.

"Kamu bebas disini tidak ada larangan apapun untukmu. Anggap saja disini kamu adalah nyonya, mengerti!" tegas Devan kembali.

Clara mengangguk kembali.

Wanita ini memang begitu ceroboh jika dia tidak menegaskan seperti itu pasti anak-anaknya nanti kenapa-kenapa karena ulah ceroboh ibunya.

"Baiklah, saya akan mengambilkan kamu makanan," ucap Devan kemudian pergi dari kamar Clara.

***

Satu Minggu kemudian......

Senin pagi ini Clara tengah memasak sarapan di dapur, katanya orang tua dari tuannya akan datang berkunjung ke sini jadi ia akan memasak sedikit banyak sekarang.

Ting... tong...

Bunyi bel pintu terdengar, itu pasti tamunya, Clara yang sudah selesai menyiapkan sarapan lantas meninggalkan kegiatannya itu dan berjalan menuju ke depan.

*Ceklek*....

Clara membuka pintunya dan tersenyum ramah kepada wanita paruh baya yang datang bersama wanita muda yang sepertinya lebih tua darinya.

"Silahkan masuk nyonya, mbak," ucap Clara dengan ramah dan sopan.

"Kamu siapa nak?" tanya ibu Devan yang bernama Mira.

Ibunya Devan orangnya terlihat sangat ramah menurutnya walaupun Clara baru kenal, karena dia murah senyum, dan keliatan masih seperti gadis.

"Saya asisten di rumah ini, nyonya," jawab Clara.

"Kamu sedang hamil?" tanya Mira yang sedikit shock melihat perut Clara.

"Iya nyonya."

"B*agaimana bisa anak aku memperkerjakan wanita hamil, dasar anak kurang ajar kamu Devan*," batin Mira kesal pada putra satu-satunya.

"Siapa namamu?" tanya Mira.

"Clara, nyonya," balas Clara sopan sambil tersenyum manis.

"*Dia cantik sekali dan sangat imut*," gumam Mira dalam hatinya mengagumi Clara.

"Lalu suamimu dimana?" tanya Mira lagi.

Clara terdiam, ia tidak pernah diajarkan untuk berbohong oleh orangtuanya apalagi berbohong kepada orang yang lebih tua.

"Em tidak ada nyonya, saya-"

"Cukup, saya mengerti." potong Mira, Jika bukan di tinggal oleh suaminya saat sedang hamil, ya kemungkinan lainnya Clara adalah korban pemerkosaan karena wanita ini masih begitu muda, pikir Mira.

"Baiklah, dimana anak saya?" tanya Mira.

"Masih di dalam kamarnya nyonya."

Mira mengangguk dia kemudian masuk di ikuti oleh seorang wanita cantik berpenampilan seksi.

"Hem, aku mencium bau-bau pelacur di mansion ini," ucap wanita itu dengan berbisik pada Clara yang akan menutup pintu.

Clara terdiam, ia tidak akan memasukkan ke dalam hati ucapan orang itu, lagipula dia berkata seperti itu tanpa mengenal dirinya seperti apa.

***

Ruang makan.

"Nak kamu kapan mau nikah lagi?" tanya Mira.

"Mamah tau kan, dihatiku masih ada Tania, aku belum bisa mencintai wanita lain lagi, " jawab Devan.

"Ck, tapi mamah pengen cucu Devan. Sebelum mamah mati mamah ingin menimang cucu," ucap Mira.

"Iya bener Devan, kamu memangnya nggak kasian sama mamah kamu?" tanya Sesil yang merupakan anak teman ibunya Devan.

Sesil adalah wanita yang sudah dianggap anak oleh Mira, Mira berharap Sesil bisa menaklukkan hati Devan dan Devan mau menerima Sesil suatu hari nanti.

"Aldan nikahin Sesil! Mamah yakin kalian akan saling mencintai nantinya jika kalian terbiasa bersama," ucap Mira.

"Mah, aku mohon jangan bahas ini lagi!" ucap Devan dengan tegas, dia bahkan merasa jijik dengan wanita di depannya yang lebih pantas di sebut jalang.

Mira hanya menghela nafasnya pelan, anaknya ini memang keras kepala.

"Clara, tolong ambilkan saya sumpit, disini tidak ada," perintah Mira dan Clara yang sedang membereskan dapur lantas mengambil sumpitnya dan berjalan menuju ruang makan kembali.

"Ini nyonya sumpitnya," ucap Clara sambil memberikan sumpit kepada Mira dan Mira langsung menerimanya.

"Terima kasih," ucap Mira.

"Sama-sama nyonya."

"Tunggu bi! Ambilkan aku gelas yang lain, aku tidak suka dengan gelas ini," ucap Sesil.

Clara mengangguk dan berjalan menuju dapur kembali. Lalu dia menuju ruang makan kembali dengan gelas barunya itu.

"Em sepertinya ini kurang garam, ambilkan aku kecap asin," perintah Sesil kembali.

Clara menurut kembali dia pun mengambil sesuai permintaannya.

Devan yang melihatnya entah kenapa merasa kasian dan juga kesal kepada Sesil yang terus menyuruh Clara dan ada kesalnya kepada Clara, kenapa wanita itu mau-maunya di perintah oleh wanita jalang ini.

"Ini mbak kecapnya, "ucap Dira.

"Hem ya, eh tunggu! Disini tidak ada buah lain apa? Aku ingin buah apel disini tidak ada tolong ambilkan, cepet ya jangan pakai lama, " perintah Sesil kembali.

Clara mengangguk lagi dan berjalan sedikit cepat menuju dapur tapi dia hilang keseimbangan dan membuat kakinya terpeleset karena ada lantai yang basah.

"Aaaaa!" teriak Clara saat merasa tubuhnya akan terjatuh rasanya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Devan.

Clara membuka matanya perlahan, ia bernafas lega saat tubuhnya langsung di tangkap oleh tuannya.

"Huft tidak apa-apa tuan, terima kasih, " ucap Clara kemudian berusaha berdiri.

"Tolong mengerti dia sedang hamil! Apa kau tidak ada rasa kasian kepadanya, jika kau ingin sesuatu bukankah kau punya kaki. Ambilah sendiri, jangan cuma biasanya perintah ini, itu!" ucap Devan kepada Sesil.

"Tan aku nggak salah kan? Dia kan di sini kerja jadi kita bebas kan memperlakukan dia seperti apa?" ucap Sesil meminta pembelaan dari Mira.

"Jika wanita itu tidak sedang hamil kau bisa memperlakukannya seperti apapun Sesil. Di sini yang salah kau, kasian dia tadi hampir jatuh," ucap Mira.

Sesil memberangus kesal, dia yang merasa di permalukan pun bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari mansion ini.

"Nak, kamu duduklah sini dan ikut makan," ajak Mira.

Clara menatap Devan meminta persetujuan darinya lewat tatapan matanya, dan Devan mengangguk mengijinkan.

"Ayo nak, tidak perlu malu," ucap Mira.

Clara mengangguk kemudian duduk di samping Mira.

1
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
dasar devan manusia plin plan....

jangan nyesel ya nanti ketika Clara udah nyerah dan memilih untuk mundur... Clara berserta anak anak akan pergi meninggalkan kamu ....

gerammmm deh pengen mukul tuh kepala devan... egois banget,,,


buat kaka author semangat....
ditunggu kelanjutan nya...
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
nah loh mama nya udah curiga...

pasti bapaknya juga udah tau tuh bahwa yang dikandung Clara cucu kandung nya juga
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
loe egoissss banget devan...
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
semoga devan suatu saat nyesel... atas perbuatan nya sama clara.... dan bucin
Cucu Suryamah
lanjut
Yessica Gutierrez Mamani
Empati kuat!
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Saya tidak sabar untuk melihat kelanjutannya, semangat ya author!
Fuji Fitri: Terimakasih banyak udah baca novel aku, besok bakal up lagi ya kak😊🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!