Demi melunasi hutang karena kalah judi, Kanya dijual oleh Haikal pada pria hidung belang hingga akhirnya membuat Kanaya kehilangan mahkota yang selama ini dia jaga. Tak hanya itu saja, kejadian kelam itu ternyata menghadirkan benih di dalam rahimnya.
Tanpa diduga oleh Kanaya, ternyata pria yang sudah merenggut mahkota dan membuatnya hamil adalah ayah dari Dean— pria yang sudah menjalin hubungan cukup lama dengannya bahkan keduanya sudah berniat untuk mengesahkan hubungan mereka ke tahap yang lebih serius.
Bagaimanakah reaksi Dean saat mengetahui jika ayah kandungnya menghamili calon istrinya bahkan berniat untuk menikahi Kanaya sebagai bentuk rasa tanggung jawabnya atas janin yang dikandung oleh Kanaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Kanaya Hamil
Kanaya menggeleng agar Darius tidak salah paham. Membuat Darius mengangguk dan tidak memaksa agar Kanaya segera memberikan keputusan.
Usai mengantar Kanaya kembali ke apartemen malam itu, Darius segera kembali ke rumah. Dia tidak ingin membuat Oma Sarah kembali bertanya-tanya karena dirinya pulang terlalu lama.
“Dean, apakah kamu tahu siapakah wanita yang saat ini dekat dengan Papa kamu?” Tanya Oma Sarah. Saat ini Oma dan Dean sedang duduk di ruangan tengah rumah. Menunggu Darius yang katanya dalam perjalanan pulang.
Wajah Dean nampak kaget. “Enggak, Oma. Aku gak tahu. Papa juga gak pernah memperkenalkan aku pada wanita yang dekat dengannya.”
Oma Sarah mengetuk dagu dengan jari telunjuknya. “Dean, tadi siang Oma makan siang bersama dengan Papa kamu di restoran. Di sana Papa kamu bilang kalau dia ingin menikah sebentar lagi.”
Wajah Dean kembali kaget. Informasi yang diberikan Oma cukup mengagetkan dirinya. Padahal selama ini Darius tidak tertarik untuk menikah lagi walau pun Oma selalu berusaha mendekatkan Darius dengan anak teman-temannya.
“Agh, sepertinya Papa kamu cuma ngarang aja supaya Oma gak jodohin dia sama Tante Helena.” Sambung Oma. Melihat Dean yang bersikap tidak tahu apa-apa, membuat Oma Sarah jadi mengambil kesimpulan seperti itu.
Dean mengangguk saja. Mungkin yang dikatakan Oma Sarah benar kalau Darius hanya mengarang cerita saja.
Tak lama berselang, sosok yang sejak tadi diceritakan oleh Oma nampak pulang. Wajah Darius kelihatan lelah sekali seolah begitu banyak aktivitas yang ia lakukan hari ini.
“Akhirnya kamu sampai juga, Darius.” Kata Oma. Dia sudah tidak sabar ingin mengintrogasi Darius mengenai perkataannya siang tadi.
Darius mengangguk. “Aku ke atas dulu. Mau mandi dan istirahat sebentar.” Kata Darius sebelum Oma Sarah melanjutkan perkataannya.
Oma Sarah menatap sebal wajah Darius. Nampak sekali kalau putranya itu mau menghindar dari dirinya sehingga mencari alasan untuk segera pergi.
“Dean, apa kamu terima kalau Papa kamu menikah lagi?” Tanya Oma setelah kepergian Darius.
Dean mengangguk. “Asal itu bisa membuat Papa bahagia, aku bisa terima, Oma.”
Oma Sarah tersenyum senang. Dia jadi semakin semangat untuk meminta Darius menikah lagi. Untuk saat ini Oma ingin fokus pada Darius agar putranya itu bisa menikah lagi dan memiliki pasangan yang bisa menemani hari-harinya di masa tua. Untuk Dean, Oma Sarah belum berniat membahas pernikahan dengannya. Apa lagi Oma tahu kalau beberapa bulan lalu Dean batal menikah.
Melihat jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, Dean segera berpamitan untuk pergi. Malam itu rencananya Dean akan bertemu dengan salah satu temannya. Oma pun membiarkan Dean pergi. Selagi Dean tidak ada di rumah, Oma berniat merecoki Darius.
Tak lama berselang, Dean sudah tiba di sebuah coffe shop. Dia mengedarkan pandangan ke segala arah mencari keberadaan Almeer.
“Almeer?” Suara Dean terdengar menyapa. Membuat Arhan yang sedang berbicara dengan pemilik coffe shop menoleh pada Dean.
“Dean, akhirnya kamu datang juga.” Almeer tersenyum menyambut kedatangan Dean. Mempersilahkan pria itu duduk dan berbasa-basi sebentar.
Usai berbicara barang sejenak dengan Dean, Almeer nampak berpikir. Entah apa yang dipikirkan pria itu saat ini. Membuat Dean memilih diam tak ingin mengganggu Almeer.
“Dean, sebenarnya ada yang mau aku sampaikan sama kamu. Tapi aku gak enak mau menyampaikannya.” Akhirnya Almeer bersuara juga. Membuat Dean menoleh kepadanya.
“Katakan saja. Gak perlu disimpan.” Balas Dean. Selama ini dia dan Almeer cukup dekat. Hanya saja jarang untuk bertemu karena kesibukan masing-masing. Terlebih Almeer sering perhi keluar kota untuk memantau beberapa usaha keluarganya.
Almeer kembali berpikir. Takut bila yang disampaikannya nanti membuat Dean terluka. Entah kenapa juga tadi Almeer berniat menyampaikannya pada Dean. Padahal dia bisa menyimpannya sendiri tanpa harus Dean juga tahu.
“Al, kamu tahu gimana aku selama ini bukan?” Tanya Dean. Tentu saja pertanyaannya barusan mengandung makna untuk Almeer.
Almeer akhirnya membulatkan tekad untuk mengatakan apa yang ia simpan pada Dean. “Tadi sore aku gak sengaja lihat Kanaya lagi berada di outlet es krim bersama seorang pria. Aku gak tahu pasti siapa pria yang sedang bersama dia karena posisi pria itu membelakangi tubuhku.”
Wajah Dean kelihatan mulai memerah mendengar nama Kanaya disebut oleh Almeer. Bukan hanya karena Almeer menyebut nama Kanaya, tapi juga karena Almeer menyebutkan Kanaya bersama seorang pria.
“Emh, Dean. Sebenarnya ada hal lain yang mau aku sampaikan sama kamu.” Wajah Almeer nampak meragu untuk melanjutkan perkataannya. Membuat Dean menatapnya dengan tajam seolah menuntutnya untuk kembali melanjutkan perkataannya.
“Dari yang aku lihat tadi, sepertinya Kanaya saat ini sedang hamil.” Sambung Almeer yang membuat jantung Dean berhenti berdetak untuk beberapa saat.
***
Sebelum lanjut ke bab berikutnya, jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya dulu teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih kesayangan semua🤗🤗