Skaya merupakan siswi kelas XII yang di kenal sebagai siswi berprestasi, cantik, dan ramah. Banyak lelaki yang menyukai Skaya, tetapi hatinya justru terpesona oleh seseorang yang tidak pernah meliriknya sama sekali, lelaki dingin yang terkenal sebagai anggota geng motor yang disengani di kota nya.
Darren bukan tipe yang mudah didekat. Ia selalu bersikap dingin, bicara seperlunya, dan tidak tertarik oleh gosip yang ada di sekitarnya. Namun Skaya tidak peduli dengan itu malah yang ada ia selalu terpesona melihat Darren.
Suatu hari tanpa sengaja Skaya mengetahui rahasia Darren, ternyata semuanya tentang masalalu yang terjadi di kehidupan Darren, masalalu yang begitu menyakitkan dan di penuhi oleh janji yang tidak akan ia ingkar sampai kapanpun. Skaya sadar waktu begitu singkat untuk mendekati Darren.
Ditengah fikiran itu, Skaya berusaha mendekati Darren dengan caranya sendiri. Apakah usahanya akan berhasil? Ataukah waktu yang terbatas di sekolah akan membuat cinta itu hanya menjadi kisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra amalina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nyawa Skaya di Ujung Tanduk
Di dalam kamar rumah sakit, Skaya menatap tajam orang di depannya. Meski tubuhnya masih lemah, matanya penuh perlawanan. "Lo kira gue bakal takut?" suaranya serak, tapi tajam.
Orang itu, seseorang dari masa lalu Skaya, hanya menyeringai. "Lo masih keras kepala, ya? Tapi kali ini, gue bakal pastiin lo nggak akan ganggu rencana gue lagi."
Ceklek.
Pisau lipat itu terbuka. Cahayanya berkilat di bawah lampu ruangan. Langkah orang itu semakin mendekat. Jantung Skaya berdetak cepat. Dia harus melakukan sesuatu.
Sementara Itu... Darren menerobos rumah sakit. Ibra dan teman-teman gengnya berusaha mengejar, tapi Darren berlari seperti orang gila. Di kepalanya hanya ada satu hal, Skaya. Ketika dia sampai di lantai tempat kamar Skaya, jantungnya mencelos. Pintu kamar Rania sedikit terbuka. Dan di dalamnya... Dia melihat seseorang berdiri dengan pisau.Tanpa berpikir panjang...
BRAK!
Darren menendang pintu itu dengan keras. "JANGAN SENTUH DIA!", Orang itu menoleh dengan kaget. Tapi sebelum dia sempat bereaksi...
BUG!
Sebuah pukulan keras menghantam wajahnya, membuatnya terhuyung ke belakang. Darren berdiri di depan Skaya, napasnya memburu. "Lo nyentuh dia, lo berurusan sama gue."
Tapi orang itu, bukannya takut malah menyeringai. "Udah terlambat, Darren."
Detik itu juga, beberapa orang bersenjata masuk ke ruangan. Darren langsung menegang. Mereka sudah dijebak. Dan pertarungan baru saja dimulai.
----
Cinta yang Berubah Menjadi Obsesif
Orang itu.... Seseorang yang dulu pernah dekat dengan Skaya menatap Darren dengan penuh kebencian. "Lo pikir lo siapa, Darren? Datang ke hidup Skaya dan ngerebut dia dari gue?"
Skaya yang masih lemah di ranjang menatap orang itu dengan ngeri. "Raka…?" suaranya bergetar. "Lo… Lo yang nyerang gue?"
Raka menatapnya dengan ekspresi campuran marah, kecewa, tapi juga sakit. "Gue nggak punya pilihan, Rania."
"APA?!" Darren mendengus tajam. "Lo nyerang dia, hampir bunuh dia, dan lo bilang lo nggak punya pilihan?"
"Lo nggak ngerti!" Raka berteriak, matanya memerah.
"Selama ini, gue yang selalu ada buat Skaya! Gue yang selalu ngelindungi dia! Tapi dia malah milih lo, Darren! LO! Orang yang bahkan nggak peduli sama perempuan sebelumnya!"
Darren mengepalkan tangan. "Gue nggak butuh masa lalu lo buat nyari pembenaran, Raka. Faktanya, lo udah nyakitin dia."
Raka tersenyum miring. "Kalau gue nggak bisa dapetin dia, maka lo juga nggak akan."
Dan detik itu juga..
BRUK!
Raka menghunus pisau ke arah Skaya. Tapi sebelum pisau itu sampai…
DOR!
Suara tembakan menggema di ruangan. Semua orang terdiam. Raka terhuyung ke belakang, darah mulai mengalir dari bahunya. Di depan pintu, Ibra berdiri dengan pistol teracung. "Gue udah kasih lo kesempatan buat mundur, Raka."
Mata Skaya membelalak. "Kak...?"
Ibra menatapnya dengan tatapan dingin sebelum beralih ke Raka yang jatuh tersungkur di lantai. "Lo salah milih musuh."
-----
Akhir yang Tragis
Semuanya terjadi begitu cepat. Sebelum polisi memborgolnya, Raka tiba-tiba merebut pistol dari tangan Ibra.
DOR!
Suara tembakan menggema di ruangan. Waktu terasa melambat. Peluru itu mengenai Skaya.
Mata Darren membelalak saat melihat tubuh Skaya tersentak ke belakang, darah mulai mengalir dari dadanya.
"SKAYA!!!"
Darren berlari menangkap tubuhnya sebelum jatuh ke lantai. Tangan gemetar memeluknya erat. Mata Skaya mulai berkaca-kaca, napasnya tersengal. "Darren... Maaf... Aku nggak bisa..."
"Jangan ngomong gitu! Lo bakal selamat! Lo harus bertahan, Sky!" Suara Darren pecah, penuh kepanikan.
Ibra langsung menjatuhkan Raka ke lantai dengan tinju keras sebelum polisi benar-benar memborgolnya. Wajahnya merah padam, penuh amarah. "SIALAN! LO NGGAK PUNYA HAK BUAT AMBIL ADIK GUE!"
Tapi semuanya terlambat. Darah semakin banyak mengalir di lantai. Skaya tersenyum kecil, tangannya lemah menyentuh pipi Darren. Air matanya jatuh. "Gue sayang lo, Darren.... Kak tolong jaga Darren buat gue"
Dan saat itulah...Napasnya berhenti.
Darren membeku. Matanya menatap kosong.
"SKAYA!!!"
Jeritannya menggema di ruangan, penuh dengan kesakitan yang tak terbayangkan. Malam itu, langit seakan ikut berduka.
Dan seorang laki-laki yang selama ini tak pernah menunjukkan emosi di hadapan wanita, kini menangis untuk pertama kalinya... Karena kehilangan wanita yang ia cintai.