Novel ini squel dari novel DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA Dan MENTARI TERTUTUP AWAN.
Novel ini menceritakan kisah cinta dan kecewa, seorang Nadia, Putri dari Arkan dan Senja, Sedangkan yang lelaki Putra dari Awan dan Mentari.
yang penasaran dengan percintaan mereka, yok ikuti novel ini yang berjudul.DIKIRA GADIS DESA TERNYATA KAYA RAYA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35. Memberikan Nadia pengawal
Nadia merasa malu dan grogi karena ketahuan menguping. " Ti...tidak Oma, a...aku hanya mende..." Nadia tidak melanjutkan ucapannya karena Mentari dan Awan segera menyahut.
"Masuklah, kami membutuhkan penjelasan darimu, maaf tadi kami tidak melibatkan mu, karena Kenzo bilang kamu sedang istirahat. Ujar Mentari meminta menantunya itu masuk.
Dengan sedikit malu-malu Nadia masuk kedalam ruangan itu. Oma Laras langsung menarik tangan Nadia agar duduk disampingnya.
"Sini Nak, duduk disamping Oma!" suruh Oma Laras menepuk sofa yang dia duduki.
Nadia duduk disebelah Oma Laras dengan kik kuk, dia benar-benar malu karena sudah salah sangka dan menguping pembicaraan keluarga mertuanya.
Setelah Nadia duduk, Bik Ruri meletakkan air yang dibawanya didepan semua orang, setelah itu dia keluar dari ruangan itu.
"Nadia," Sapa Fajar membuat Nadia terjingkat, dan langsung mendongak melihat ke Fajar yang memanggil namanya tadi.
"Iya Paman," jawab Nadia dengan sopan.
"Kami disini sedang membahas tentangmu tadi sore didepan perusahan orang tuamu, Kenzo bilang kamu hampir ditabrak, jadi bisakah kamu menceritakan bagaimana kejadiannya?" tanya Fajar pada Nadia.
Fajar sudah menyuruh semua anak buahnya mencari siapa orang yang ingin menabrak istri keponakannya, begitu juga dengan Alex. Namun mereka juga ingin tau dari Nadia sendiri, agar Fajar bisa mengambil satu titik siapa orang yang ingin mencelakai Nadia.
Nadia tidak menjawab, dia masih bingung kenapa Fajar bertanya padanya seperti itu.
"Maksudku, aku ingin tau, apa kamu punya masalah, misalnya orang yang tidak suka sama kamu?" tanya Fajar agar dia bisa mengambil keputusan apakah itu musuh dari Nadia atau dari Kenzo keponakannya.
"Aku tidak tau Paman," Nadia diam sebentar, dai sedang mengingat apakah ada orang yang tidak suka padanya.
Setelah diam beberapa saat Nadia ingat kalau tadi siang dia dengan mencoba cekcok hingga membuat Monica dipecat.
"Aku ingat, tadi siang, aku dan Monica sempat cekcok, dan dia dipecat, apa mungkin dia yang ingin mencelakai ku?" Nadia sendiri tidak yakin kalau Monica akan melakukan itu padanya.
Mendengar cerita Nadia, semua orang diam, semuanya sedang berpikir tentang Monica gadis yang diceritakan oleh Nadia.
Kemudian Nadia juga menceritakan kalau Monica itu kekasih mantannya dan Nadia juga cerita waktu dia ke mall dengan mertuanya, kalau Monica sempat mengaku jadi Putri dari Arkan dan Senja.
Setelah mendengar cerita Nadia lagi, Alex langsung mengambil kesimpulan kalau yang ingin menabrak Nadia bisa jadi musuh Nadia dan juga bisa jadi musuh Kenzo, apa lagi mengingat Kenzo pernah dikejar oleh beberapa orang.
"Sepertinya, masalah ini sangat rumit, kita tidak tau siapa dia, karena Kenzo juga pernah dikejar sebelum menikah dengan Nadia." Ujar Alex bingung untuk mengambil kesimpulan.
"Kalau begitu, aku akan menyuruh beberapa orang untuk menjaga dan mengawasi Nadia secara diam-diam." Sahut Fajar tidak mau istri keponakannya celaka.
Mendengar Fajar ingin menyuruh orang mengikutinya, Nadia langsung menolak.
"Tidak usah Paman," belum habis Nadia berkata, ,Awan langsung menyahut.
"Nak, kamu sekarang sedang diincar, kami semua tidak mau kamu celaka, kamu sekarang tanggung jawab kami, kami tidak mau orang tuamu menganggap kami tidak becus menjagamu terutama suamimu." Ujar Awan membuat Nadia diam.
Nadia tidak berkata apapun lagi, dia hanya diam dan pasrah, Nadia tau kalau yang akan dilakukan oleh keluarga suaminya untuk keselamatannya.
"Yang dikatakan Papamu itu benar, ini untuk keselamatanmu." Mentari meyakinkan Nadia agar tidak keberatan kalau dia akan diawasi.
Nadia melihat pada Kenzo dan Oma Laras, namun keduanya juga mengangguk setuju.
"Baiklah, Paman, Om, Pa, Nadia terserah kalian aja." Akhirnya Nadia pasrah dan terima seperti yang keluarga suaminya katakan.
Disebuah club malam, seorang wanita terlihat sangat kecewa dan marah karena aksinya gagal tadi.
Wanita itu duduk disebuah sofa dan begitu banyak botol minuman didepannya. Nampak wanita itu sudah sedikit mabuk karena sudah banyak sekali dia minum.
"Aku akan membunuhmu, wanita sialan, kamu sudah merebut Kenzo ku, aku tidak akan membiarkan kamu hidup bahagia, aku akan membunuhmu, Kenzo hanya akan menjadi milikku, kamu tidak pantas untuk Kenzo." Ujar wanita itu berbicara sendiri karena mabuk.
Sementara seorang lelaki yang duduk disofa sebelah wanita itu, dia langsung menatap wanita itu karena mendengar wanita itu menyebut nama Kenzo.
"Kenzo, apa maksudnya?" Gumam lelaki itu yang tidak lain adalah Damar.
Karena penasaran dengan nama Kenzo yang disebut oleh wanita mabuk disebelahnya, Damar bangkit dari duduknya, lalu dia berjalan menghampiri wanita itu dan duduk disebelahnya.
"Hai, apa kamu butuh teman mengobrol?" tanya Damar pada wanita itu setelah duduk disampingnya.
Wanita yang sedang mabuk itu yang tidak lain adalah Renata menganggukkan kepalanya, dia tidak sadar karena pengaruh minuman.
"Tadi aku dengar kamu menyebut nama Kenzo, apa dia membuatmu kecewa?" Tanya Damar ingin melihat Kenzo mana yang di maksud oleh Renata.
Renata yang sudah mabuk karena minuman, dia langsung menceritakan pada Damar siapa Kenzo.
"Dia kekasihku, tapi sekarang dia tidak peduli padaku karena wanita sialan itu." Jawab Renata dengan bahasa khas orang mabuk.
"Seingat ku Kenzo tidak punya kekasih, Sintia lah, kekasih yang sangat dicintai Kenzo, lagi pula Kenzo sudah mati, pasti yang dimaksud oleh wanita ini bukan Kenzo musuhku," gumam Damar yakin kalau yang dimaksud oleh Renata bukanlah Kenzo musuhnya.
Damar tidak penasaran lagi, dia melupakan tentang nama Kenzo, sekarang dia mencoba mengobrol dengan Renata dengan tujuan ingin mengajak Renata kehotel dan menghabiskan malam dengannya.
Sedangkan Renata, walaupun sudah mabuk, dia tetap ingin meminum lagi.
Damar langsung menahan tangan Renata yang ingin minum lagi. "Jangan minum lagi, kamu sudah sangat mabuk. Apa kamu kesini sendirian?" tanya Damar menggeser kan pantatnya lebih dekat lagi dengan Renata.
"Jangan halangi aku, aku sedang patah hati, kekasihku mengusirku, dia sudah tidak peduli padaku." Ujar Renata dengan suara khas mabuknya.
"Kamu tidak usah khawatir, disini ada aku yang akan mencintai kamu." Ujar Damar sembari mengusap punggung Renata.
Renata tidak menanggapi, karena dia sudah setengah sadar.
"Kamu sudah sangat mabuk, bagai mana kalau aku antar pulang aja?" tanya Damar pada Renata dengan maksud yang tidak Renata tau.
Walau Renata tidak menjawab, Damar memapah Nadia untuk berjalan keluar dari tempat itu.
"Siapkan aku mobil, aku ingin kehotel!" titah Damar pada sopirnya.
Damar membawa Renata kemobil ya, setelah itu dia langsung pergi kehotel.
Damar memapah Renata memasuki kamar hotel setelah Sampai dihotel. Damar menidurkan renata yang sudah sangat mabuk ditempat tidur hotel itu. Kemudian Damar mulai melepaskan pakaiannya satu persatu hingga tidak ada sehelai benangpun yang tersisa.
Bersambung.