Queen Azura adalah seorang gadis tangguh dan tidak pernah takut pada apapun. tumbuh sebagai anak Yatin piatu membuatnya menjadi anak yang kuat. Azura juga merupakan gadis berhati dingin dan pendiam. Dia tidak terlalu suka berinteraksi dengan orang yang tidak dikenalnya terlebih jika orang itu tidak dia sukai. memiliki wajah sangar terkadang membuatnya ditakuti banyak orang, yah tentu saja Azura adalah mantan petinju wanita. dia selalu memenangkan kejuaraan tinju selama ini. Azura hanya memiliki 1 sahabat, sedangkan kekasih Azura tentu saja tidak memilikinya. dengan wajah menakutkan seperti itu memang siapa yang mau menjadi kekasihnya. Selama hidupnya Azura belum pernah merasakan yang namanya cinta dan dia juga tidak begitu tertarik dengan yang namanya cinta. Karena bagi Azura cinta hanya membuat seseorang menjadi lemah.
Bagaimana kisah Azura si perempuan tangguh yang tidak mengenal arti cinta, Justru bertransmigrasi ke tubuh seorang wanita yang selalu mengejar cinta suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nitaastri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Setelah kepergian ayah dan ibu mertuanya, Karen menangis pilu menyesali semua perbuatan jahatnya selama ini. Ibu mertuanya benar, dia tidak pantas di sebut sebagai seorang ibu setelah perbuatan jahatnya pada putri kandungnya itu.
"Ma, jangan di masukan ke hati semua ucapan mommy dan Daddy tadi ya. Mommy sama Daddy hanya lagi emosi aja karena kasus Sofia. Kalau ada yang harus di salahkan, itu papa. Papa yang dulu sudah bersikeras untuk mengadopsi Sofia, dan soal Nadine dan Naomi itu juga salah papa yang gagal jaga kalian. Seharusnya papa lebih sering menemani mama saat hamil Nadine dan Naomi dulu. Jadi semua adalah salah papa bukan salah mama." Ucap Michael mencoba menghibur Karen. Karena sejak kepergian ibu dan ayahnya tadi, istrinya itu terus saja menangis dalam diam.
"Udah ya mama jangan nangis lagi, kata dokter besok mama udah bisa pulang. Kita langsung temuin Nadine ya. Kita minta maaf sama dia."
"Papa tau Nadine sekarang dimana?" tanya Karen penasaran. Karena setahu Karen Nadine sudah meninggalkan rumah Alexander.
"Papa tau, waktu Nadine keluar dari rumah Alexander papa nyuruh orang papa buat ikutin Nadine diam-diam. Jadi sekarang papa tau di mana Nadine tinggal sekarang, jadi kita bisa temuin dia nanti." ucap Michael.
Mendengar penjelasan sang suami, Karen merasa sedikit lega. Semoga saja putrinya itu mau memaafkan mereka nanti.
"Besok pas keluar dari sini kita langsung aja ke sana ya pa. Mama nggak mau nunggu lebih lama lagi. Mama mau ketemu anak mama, mama mau minta maaf sama dia." lirih Karen memandang sendu sang suami.
"Iya kita langsung temuin dia besok. Papa yakin Nadine pasti mau maafin mama. Nadine itu anak yang baik, dia bukan anak pendendam. Jadi mama nggak usah khawatir ok." Ujar Michael.
"Mama sama papa mau kerumah nadine?" Tanya Felix yang tiba-tiba muncul di dekat Michael dan Karen. Bukan hanya Felix tapi Reynard dan Raka juga ada di sana.
"Iya papa sama Mama rencananya mau nemuin Nadine besok pas mama keluar dari rumah sakit." Ujar Michael sedikit tersenyum kearah ketiga anaknya.
"Apa Nadine mau maafin kita?" pertanyaan Reynard membuat mereka semua terdiam.
Sebenarnya Michael sedikit ragu tentang hal itu, apalagi mengingat perubahan Nadine setelah sadar dari komanya waktu itu. Nadine tidak pernah lagi menegur mereka bahkan menganggap mereka saja tidak. Jujur saja hal itu sedikit mengusik Michael, ada ketakutan dalam diri Michael tapi dia tidak ingin menunjukkan hal itu karena takut istrinya akan merasa sedih.
"Papa percaya Nadine akan maafin kita, Nadine anak yang baik." Ujar Michael percaya diri.
"Raka kok ragu ya pa, papa nggak lupa kan. Sebelum Nadine resmi bercerai dari Alexander, Nadine selalu mengabaikan kita. Dia nggak pernah lagi merengek sama aku, bang Reynard ataupun bang Felix. Bahkan saat Raka nggak sengaja ketemu sama dia sja, Nadine seakan nggak ngenalin aku pa. Dia cuek dan dingin, aku takut Nadine nggak akan mau maafin kita." Ucap Raka. Mendengar hal itu Karen semakin khawatir, ketakutannya makin menjadi.
"Kita udah jahat banget sama dia selama ini pa" Lirih Reynard.
"Kita nggak akan pernah tau kalau belum coba kan, pokoknya besok kita kerumah Nadine dan memperbaiki semuanya. Semoga aja Nadine masih mau maafin kita dan memberi kita kesempatan kedua untuk memperbaiki semuanya. " ucap Michael.
"semoga Nadine mau ngasih kita kesempatan kedua." ucap Felix.
Walaupun ada sedikit keraguan di hati mereka masing-masing, tapi Michael, Karen dan ketiga putranya itu masih menyimpan harapan yang besar semoga Karen mau memberi mereka 1 kesempatan lagi. Mereka berjanji akan membahagiakan Nadine dan tidak akan pernah menyakiti wanita itu kembali.
°°°°°
Di sisi lain, kini nenek dan kakek Nadine sudah berada di rumah Nadine. Awalnya mereka sedikit ragu untuk menemui Nadine, tapi setelah meyakinkan diri akhirnya mereka memberanikan diri untuk menemui cucu perempuan mereka satu-satunya itu.
Dan disinilah mereka sekarang, duduk di meja makan dan makan malam bersama.
"Oma senang banget kamu mau Nerima Oma sama opa di rumah kamu sayang." lirih Oma Dian.
"Nggak mungkin aku usir Oma dan opa kan. Sedangkan selama ini yang sayang Nadine dengan tulus hanya Oma dan opa aja. Di saat nggak ada satupun orang yang ngasih Nadine uang, opa ngasih Nadine black card opa. Bahkan dulu opa sama Oma berkali-kali ngajak Nadine tinggal sama opa sama Oma di Jerman. Tapi nadine selalu ajak nolak karena masih berharap mama sama papa sayang sama Nadine. Andai saat itu Nadine setuju ikut sama Oma dan opa nasib Nadine nggak akan kayak gini." Ucap Nadine.
"Nadine juga tau kalau selama ini Oma dan opa selalu ngawasin Nadine kan. Nadine tau gimana sayangnya opa sama Oma sama Nadine." sambung Nadine sambil tersenyum hangat.
"Kamu cucu perempuan opa dan Oma satu-satunya. Nggak mungkin opa nggak ngawasin kamu sedangan opa tau gimana jahatnya orang tua, ketiga kakak, mertua dan bahkan mantan suami kamu itu sama kamu. Tapi opa bersyukur kamu akhirnya bisa tegas ngambil keputusan, opa bahagia kamu terbebas dari pria brengsek kayak Alexander itu. Dia nggak pantes dapat istri sebaik dan secantik cucu opa. kamu juga nggak usah khawatir, kalau sampai Alexander dan keluarganya mengusik kamu dan cicit-cicit opa. Opa nggak akan tinggal diam, opa senang kamu sekarang akhirnya sadar kalau Alexander itu bukanlah pria yang baik." ucap opa Nicholas.
"Nadine tau sekarang opa, dan Nadine nyesel karena dulu Nadine nggak dengerin nasehat opa. Nadine bahkan dengan tega mutusin hubungan Nadine sama opa dan Oma hanya demi Alexander. Maafin Nadine ya." Nadine menatap Oma dan Opa Nadine asli dengan tatapan mata berkaca-kaca, entah mengapa hatinya juga ikut merasakan sakitnya perasaan Nadine asli.
"Oma dan opa udah lama maafin Nadine dan kita nggak pernah marah kok sama Nadine. Oma dan Opa ngerti, Nadine kayak gitu karena dulu Nadine terlalu cinta sama Alexander. Oma ngerti kok, kalau terkadang cinta itu bisa buat kita buta. Dulu Oma juga gitu, tau nggak dulu ya waktu Oma sama opa masih muda. Kita bahkan nekat kawin lari hanya karena papanya Oma nggak setuju Oma nikah sama opa." Curhat Oma Dian.
"Jadi dulu pernikahan Oma sama opa nggak di restuin sama orang tuanya Oma? oh astaga. Emang kenapa bisa sampai nggak di restui? jangan bilang karena orang tua opa dan Oma itu musuh bebuyutan makanya mereka sampai nggak merestui pernikahan Oma dan opa." ucap kelaya dramatis.
"Kamu kebanyakan nonton sinetron sepertinya. Ayah Oma nggak restuin itu karena dulu Oma nikah sama opa saat masih sekolah. Umur opa dan Oma saat itu masih 18 tahun tau. Tapi karena dulu itu opa cinta mati sama Oma dan takut Oma bakalan di lirik sama cowo lain akhirnya opa ngajakin Oma nikah. Tapi nggak di setujui sama papanya Oma, papanya Oma pengennya Oma nikah nanti setelah umur Oma 20 dulu tapi saat itu Oma salah paham jadinya Oma ngajakin opa buat kawin lari. Kalau di ingat-ingat itu lucu juga ya sayang." ucap Oma dian.
"Oh, Oma sama opa romantis banget sih. Kelaya jadi iri deh." ucap kelaya.
"Oma sama opa dulu kenalannya dimana?" tanya kelaya kepo.
"Oma sama opa itu dulunya tetangga, bahkan udah jadi sahabat sejak bayi. Kita lahir aja di rumah sakit yang sama dan di hari yang sama. Yah hanya selisih sekitar 10 menit aja. Sejak bayi sampai dewasa opa sama Oma itu selalu sama-sama dan nggak pernah terpisah jadi yah gitu akhirnya." Jawab Oma Dian malu-malu.
Mendengar cerita nostalgia Oma dan Opa Nadine asli, membuat hati Nadine terasa hangat. Dia tidak pernah merasakan kehangatan sebuah keluarga tapi hari ini dia bisa merasakan itu. Nadine berharap semoga kebahagiaan ini tidak akan pernah menghilang dari hidupnya.
Bersambung