Hendry, pria dewasa berusia 32 tahun itu mulai merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya bersama sang istri yang sudah berjalan 5 tahun.
Di karuniai seorang putri cantik di usia pernikahan ke 4, tak membuat rumah tangganya dengan Julia lebih berwarna. Yang ada, Hendry di buat frustasi karna sang istri hanya fokus mengembalikan bentuk tubuhnya pasca melahirkan putri mereka 1 tahun yang lalu.
Julia seolah lupa jika dirinya masih memiliki tanggung jawab sebagai istri.
Wanita berusia 28 tahun itu juga mengabaikan putri kecil mereka. Alih-alih mengurus anak, Julia justru lebih senang menghabiskan waktu di salon dan tempat gym.
Tingkah Julia benar-benar membuat Hendry sangat muak. Kalau bukan karna cinta dan anak, mana mungkin dia masih bertahan dengan istri hanya mementingkan diri sendiri.
Sampai pada suatu ketika, Hendry tergoda dengan gadis yang mengasuh anaknya sejak 5 bulan terakhir. Gadis yang tak lain adalah adik tiri Julia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Di saat Natalie dan Julia mengundang jasa MUA untuk merias wajah dan menata rambut mereka, Bella justru melakukan semuanya sendiri. Dia hanya mengandalkan kemampuannya dalam merias wajah dan menata rambut untuk acara malam ini. Sebenarnya Baskoro sudah menyuruh Bella agar di make up juga oleh MUA yang sengaja di undang ke rumah, tapi Bella menolaknya. Dia tidak mau mencari gara-gara dengan Kakak dan Ibu tirinya itu. Karna Julia dan Natalie pasti tidak akan terima kalau Bella juga ikut di dandani oleh MUA ternama.
Dengan balutan gaun sederhana berwarna hitam, kulit Bella yang seputih susu terlihat sangat kontras. Rambut panjangnya dibuat curly dan tergerai ke depan, menutupi area bahunya yang terekspos akibat gaun dengan model tali spaghetti.
Tidak ada riasan tebal dan mencolok. Lipstik yang di pakai Bella juga berwarna merah muda, menyesuaikan umurnya yang baru 22 tahun.
Gaun dan riasan sederhana itu justru membuat Bella terlihat lebih segar dan muda sesuai umurnya.
Wanita berparas cantik itu melempar senyum pada dirinya sendiri dalam pantulan cermin. Senyum tipis, namun penuh akan makna yang tersirat. Hanya Bella sendiri yang tau arti dari senyum penuh makna itu.
...*****...
"Kamu sebaiknya buang saja wanita sialan itu, jangan terlalu lama menampungnya. Semakin cepat dia meninggalkan negara ini, semua aset Papamu akan terselamatkan." Ujar Natalie pada putrinya. Dia sejak awal tidak pernah mendukung keputusan Julia yang sengaja menampung Bella untuk di manfaatkan tenaganya dalam mengasuh Ale. Sekalipun Julia juga menggunakan kesempatan itu untuk bisa menyiksa Bella.
Bagi Natalie, dia lebih baik tidak melihat Bella lagi sampai seumur hidupnya, daripada menguras emosi setiap kali melihatnya.
"Mama jangan khawatir, aku juga sudah memikirkan hal itu. Lagipula tenaganya sudah tidak dibutuhkan lagi, aku sendiri yang akan mengurus Ale." Jawab Julia santai.
Julia sudah mempertimbangkannya matang-matang, dia merasa sudah puas menyiksa Bella dan memeras tenaganya untuk mengurus Ale. Sekarang sudah saatnya membiarkan Bella pergi dari negara ini sesuai janji Bella sendiri.
"Bagus. Mama juga sudah muak melihatnya setiap kali datang ke rumahmu. lagipula anak ja-lang itu hanya akan menjadi ancaman untuk kita." Tutur Natalie penuh kebencian pada sosok Bella.
"Mama tidak perlu khawatirkan soal itu. Yang terpenting Mama harus bujuk Papa dulu, agar mau mengalihkan semua asetnya menjadi atas namaku. Jangan sampai Papa mengetahui rahasia kita sebelum asetnya berpindah tangan padaku." Ucap Julia setengah berbisik. Walaupun di dalam ruangan itu hanya ada mereka berdua, namun Julia merasa perlu untuk selalu waspada.
"Itu dia masalahnya, sepertinya Papamu ingin membagi rata semua asetnya pada kita dan Bella. Jadi 80 persen asetnya belum di ubah kepemilikan." Natalie tampak frustasi. Dia dan Julia terancam tidak akan memiliki semua aset milik Baskoro karna ada Bella. Walaupun anak dari hasil diluar nikah, tapi secara hukum sudah di daftarkan kalau Bella adalah keturunan Baskoro yang sah.
"Kalau begitu aku akan mengusir wanita sialan itu setelah pulang dari sini." Kata Julia tanpa ragu. Dia benar-benar sudah tidak membutuhkan Bella lagi. Jadi harus membuangnya sebelum terlambat.
"Bagus, lebih cepat lebih baik." Sahut Natalie senang. Keduanya lalu tersenyum licik penuh kemenangan.
...*****...
Tepat pada pukul 7 malam, para tamu undangan mulai memenuhi rumah megah nan mewah milik Baskoro. Rumah dengan luas tanah hingga ribuan meter persegi itu bisa menampung banyak tamu undangan.
Suasana semakin ramai setelah 30 menit kemudian. Hampir seluruh tamu undangan sudah sampai di kediaman Baskoro. Satu persatu menghampiri Baskoro dan Natalie untuk memberikan selamat.
Sementara itu, Bella tampak duduk seorang diri disalah satu meja khusus keluarga. Hanya Bella satu-satunya yang ada di sana, keluarga dari pihak Natalie dan Baskoro sama-sama tidak mau duduk satu meja dengan Bella. Gadis 22 tahun itu terasingkan setiap kali ada acara besar keluarga.
Meski darah Baskoro mengalir di tubuh Bella, bukan berarti keluarga besar Baskoro mau menerima Bella. Terlebih setelah Natalie menghasut keluarga Baskoro dengan tipu daya dan air mata. Semua keluarga Baskoro jadi memusuhi Bella dan Ibunya waktu itu, bahkan sampai detik ini.
"Jangan terlalu banyak melamun, kalau sudah stress susah di obati." Suara berat itu membuat Bella tersadar dari lamunan.
Bella mendongak, tampak pri tampan ber badan tinggi sedang berdiri di depannya sambil melempar senyum.
Bella balas tersenyum dan tertawa kecil atas candaan pria itu barusan.
Pria itu langsung duduk di depan Bella meski tidak diminta.
"Mas Arlan apa kabar.?" Tanya Bella.
Arlan adalah satu-satunya pria setelah Hendry yang bisa membuat Bella nyaman untuk sekedar mengobrol. Karna sebenarnya Bella tidak bisa bergaul dengan pria. Dia juga cenderung menjaga jarak dengan Pria saat sekolah hingga kuliah. Jadi tidak heran kalau Bella belum pernah berpacaran sekalipun.
"Kamu pasti tau, aku selalu baik-baik saja. Hanya saja kehidupan pribadiku sedikit bermasalah dan tragis." Seloroh Arlan sambil terkekeh. Menjadi duda setelah 1 tahun menikah bukanlah kehidupan yang menyenangkan. Arlan tidak pernah berfikir akan menjadi duda secepat itu.
Dan sekarang adalah tahun ke 3 dia menjadi duda tanpa anak, di usia 30 tahun.
"Belum move on ya.?" Ledek Bella.
Arlan menggeleng cepat.
"No.! Rugi kalau aku masih mengingatnya." Jawab Arlan.
"Kalau begitu kenapa tidak coba membuka hati untuk wanita lain.? Pasti bukan perkara yang sulit untuk mendapatkan wanita kan.? Mas Arlan tampan dan punya segalanya, siapa yang akan menolak." Ujar Bella panjang lebar.
"Siapa lagi kalau bukan kamu." Sahut Arlan.
Bella langsung terdiam mendengar jawaban Arlan.
Pria itu bahkan tidak pernah mengatakan cinta ataupun memintanya untuk menjadi pasangannya, lalu bagaimana Arlan tau kau dia menolak Arlan. Bella sampai bertanya-tanya sendiri dalam hati.
Bella juga tidak yakin kalau Papanya yang sudah memberitahu Arlan. Karna sebenarnya tidak pernah ada obrolan serius antara Bella, Baskoro dan juga Arlan.
Bella hanya tau kalau Papanya berusaha menjodohkan dia dengan Arlan kalau mau. Jadi belum pernah ada pembahasan resmi sebelumnya.
"Jangan kaget begitu." Ujar Arlan sembari mengusap pucuk kepala Bella.
"Aku sendiri yang memintamu pada Om Baskoro 1 tahun yang lalu, tapi sampai sekarang Beliau belum pernah menyuruhku datang untuk melamar mu. Bukankah itu sebuah penolakan.?" Jelasnya kemudian tertawa kecil.
Arlan jelas-jelas sangat serius ketika meminta Bella pada Baskoro. Dia siap melamar dan menikahi Bella dalam waktu dekat jika Bella bersedia. Tapi sudah 1 tahun berlalu, Baskoro tidak pernah membahas soal Bella ketika bertemu dengannya. Jadi bisa dipastikan Bella telah menolaknya.
padahal dia jahat, udah ngebunuh emaknya bella juga...
situ sehat julia 🙄