NovelToon NovelToon
3 IMPIAN

3 IMPIAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Mengubah Takdir / Chicklit
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Tiga gadis desa yang memiliki pemikiran sama, tidak mau menikah muda layaknya gadis desa pada umumnya. Mereka sepakat membuat rencana hidup untuk mengubah citra gadis desa yang hanya bisa masak, macak dan manak di usia muda, menjadi perempuan pintar, santun, dan mandiri.

Nayratih, dan Pratiwi terlahir dari keluarga berada, yang tak ingin anak mereka menikah muda. Kedua orang tua mereka sudah berencana menyekolahkan ke luar kota. Terlebih Nayratih dan Pratiwi dianugerahi otak encer, sehingga peluang untuk mewujudkan citra perempuan desa yang baru terbuka lebar.

Tapi tidak dengan, Mina, gadis manis ini tidak mendapat dukungan keluarga untuk sekolah lebih tinggi, cukup SMA saja, dan orang tuanya sudah menyiapkan calon suami untuk Mina.

Bagaimana perjuangan ketiga gadis itu mewujudkan rencana hidup yang mereka impikan? ikuti kisah mereka dalam novel ini.
Siapkan tisu maupun camilan.
Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LOWKER DADAKAN

Ya Allah aku bukan berniat durhaka

Ya Allah aku tidak mau mengecewakan ibuku

Ya Allah aku hanya ingin mengangkat derajat keluargaku tanpa menikah muda

Permudah langkahku ini Ya Allah.

Dalam hati, Mina merapal terus harapan pada sang pencipta. Tentu ia merayu Tuhannya agar mendapat jalan yang terbaik setelah lepas dari orang tua. Kini ia hidup sendiri, bertumpu pada kakinya tanpa ada sandaran dari kedua orang tuanya. Ia menatap di sebelah, ada sang sahabat yang sudah ia anggap keluarga, baik bahkan ibunya pun juga baik.

Mina tersenyum saat melihat mulut Tiwi terbuka lebar, gadis itu sudah tidur sejak mobil berjalan. Sepanjang perjalanan Mina hanya bisa melihat deretan pemandangan yang menyejukkan mata, lalu lalang kendaraan, dan teriknya matahari yang mulai meninggi. Hatinya kosong, pikirannya melayang entah ke mana, memikirkan uang yang ia pegang ini cukup apa tidak hingga pengambilan ijazah.

Tiwi dan Nayratih memang sengaja berangkat 3 bulan lebih dulu sebelum masuk orientasi mahasiswa. Kedua orang tua mereka memberikan kesempatan kepada kedua anaknya untuk beradaptasi, dan mengikuti les bahasa inggris sebagai modal tambahan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ah, betapa beruntungnya kedua sahabat Mina yang bisa sekolah tanpa memikirkan biaya.

Tiba-tiba tekad Mina bertambah satu lagi. Yah, ia tak mau menikah bila tak mapan. Ia tak mau anaknya ikut sengsara layaknya dia sekarang. Toh pada dasarnya, tak ada batasan umur untuk menikah. Biarlah dikatakan orang perawan tua bila tak kunjung menikah.

 Ia akan merancang masa depannya dengan memiliki tabungan, agar kehidupan keluarganya nanti tidak susah.

Saat ini usianya muda, ia akan bekerja dengan giat, untuk mengumpulkan pundi-pundi cuan, agar bisa mewujudkan masa depan yang cerah.

"Mina tolong bangunkan, Tiwi dulu! Kita istirahat sambil makan siang dulu, Min!" ucap Bu Dyah sembari membuka pintu mobil.

Sekali lagi Mina menghela nafas berat, saat ini ia sangat terbantu oleh Tiwi dan Bu Dyah, bahkan untuk urusan makan pun, Bu Dyah sangat baik juga mengajaknya.

Aku akan ikut membahagiakan ibumu juga, Wi! Kalian sangat baik padaku saat kondisiku jatuh seperti ini.

"Mina mau makan apa?" tanya Bu Dyah karena melihat gelagat Mina yang diam saja tak membuka buku menu. Sedangkan Pak Sopir saja sudah menyebutkan menu makan siangya pada pelayan. Sedangkan Tiwi, main tunjuk menu dan Bu Dyah yakin apa yang dipesan Tiwi gak habis.

"Nasi goreng jawa saja, Bu!" jawab Mina lembut.

"Sama apa?" Mina menggeleng, ia sangat sadar ini bukan kesempatan untuk menikmati hidangan mewah dari orang lain.

Pluk. Tiwi main getok lengan Mina, dasar tuh anak.

"Ini ada makanan kesukaan kamu, cumi hitam. Tambah pesan itu gih!" sambung Tiwi yang ingat betul, saat Nayratih membawa sekotak cumi hitam dan nasi hangat dulu, Mina sangat suka dan ia mengaku pengalaman pertama makan cumi.

"Enggak usah, nanti kalau ketagihan bisa bahaya. Otw anak rantau nih," sahut Mina dengan guyonan.

"Heleh, ya udah aku aja yang pesan kalau begitu!" ujar Tiwi, langsung menambah pesanan.

Bu Dyah hanya tersenyum melihat interaksi keduanya. Tak bisa dipungkiri, Tiwi dilahirkan sebagai anak tunggal, sisi manjanya kentara sekali. Meski begitu dia anak manis dan baik hati.

"Wi, ibu kamu bawa uang berapa? Banyak amat pesanannya?" bisik Mina heran, terlebih saat beberapa pesanan mulai disajikan di meja. Bikin Mina melongo.

"Aku baru dapat warisan dari mantan nenekku!" bisik Tiwi, Mina spontan menjitak kepala sang sahabat, lupa di depannya ada ibu Tiwi.

"Maaf, Tante!" ucap Mina sedikit takut, melirik Tiwi yang kesakitan. Sedangkan Bu Dyah pura-pura tak tahu saja kelakuan Mina pada Tiwi.

"Ada apa?"

"Sakit tahu, Min!"

"Kamu gak sopan!"

"Kenapa?"

"Dia tuh, Bu. Marah, aku bilang mantan nenekku juga!"

"Wi!" tegur Bu Dyah dengan plototan mata.

"Ya kan, benar! Ngapain juga panggil nenek, orang jahat setengah mati, warisan juga seuprit!"

"Wi!" tegur Bu Dyah sekali lagi.

"Tahu gak Min, ayahku tuh malah lebih jahat dari ayah kamu!"

Mina melirik sekilas pada Bu Dyah, takut-takut kalau Tiwi semakin merusak suasana makan siang ini. Bu Dyah hanya diam, mungkin ini bukan pertama kalinya, Tiwi mengomel tentang sang ayah.

"Tapi kan mereka tetap memenuhi kewajibannya, Wi!" ucap Bu Dyah kalem.

"Ck, kewajiban materi doang! Itu pun saat Tiwi mau kuliah, kemarin-kemarin ke mana, belum lagi status keluarga ya enggak pernah Tiwi rasakan. Gila aja, cucu secantik aku gak diakuin!"

Mina dan Bu Dyah tertawa, meski ada cerita haru namun Tiwi mengemasnya dengan lucu. "Udah terima aja materi dari mereka, gak usah mengorek luka lama, malah bikin sakit hati!"

Mina terdiam, tak disangka ternyata sang sahabat menyimpan rahasia keluarga yang terdengar rumit. "Kenapa diam, Min? Gak nyangka ya kalau aku anak orang kaya?" lagi-lagi Tiwi bikin Mina ingin menampol wajah gemasnya.

"Iya!"

"Untung aku baru tahunya kemarin-kemarin, kalau dari dulu mungkin bakal aku sleding tuh keluarga sombong! Awas aja kalau ada yang sakit, terus minta bantuan aku!"

"Bantuan apa?" tanya Mina polos.

"Ck!" Tiwi berdecih kesal, "Siapa tahu salah satu dari mereka sakit ginjal butuh cangkok! Dan hanya aku yang cocok!"

Bu Dyah spontan tersedak, kaget setengah mati mendengar celotehan sang putri. "Astaghfirullah, Wi!"

"Cuma misal, Bu!" cengir Tiwi tanpa merasa bersalah.

Makan siang penuh cerita berakhir dengan perut yang kenyang, setelah sholat dhuhur, mereka melanjutkan kembali perjalanan menuju kota.

Bu Dyah dan Tiwi terlihat tertidur, Mina pun mencoba tidur, tapi tak bisa hingga ia hanya pura-pura saja memejamkan mata. Dalam otaknya masih kepikiran bagaimana nasibnya setelah keluar dari mobil ini. Tak mungkin ia menggantungkan hidup pada Tiwi.

Ya Allah apa yang harus aku lakukan.

Sepanjang jalan Mina buat bersholawat. Entah berapa ratus atau ribu sholawat terucap, setidaknya hati dan pikirannya tenang sejenak.

Kata Pak Sopir kurang setengah jam lagi sampai, senja mulai turun. Bu Dyah kembali meminta istirahat, pantang bagi beliau senja masih di jalan. Beliau minta mampir ke sebuah toko roti, terlihat ada cafe juga dalam toko roti tersebut.

Tiwi mengomel karena dirinya masih mengantuk, dan harus bangun. Mina ikut saja.

Kembali Bu Dyah menawarkan untuk mengambil kue dan minuman sesuai selera pada Pak Sopir dan Mina. Sungguh, untuk hari ini Mina tak khawatir kelaparan.

"Wi, aku mau ke toilet dulu!" pamit Mina, dan hanya dijawab Hm oleh Tiwi.

"Hati-hati, Min!" sambung Bu Dyah dan diangguki oleh Mina.

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Saat keluar dari toilet, dan mencuci tangan, Mina mendengar diskusi dari karyawan toko bahwa toko ini butuh waiters.

"Hem, Mbak Maaf!" sapa Mina yang sudah menggebu ingin tahu persyaratan pelayan di toko ini.

"Iya?" jawab salah satu Mbak karyawan.

"Saya tadi mendengar, pembicaraan Mbak soal lowongan kerja pelayan toko, apa benar?"

Keduanya saling tatap kemudian mengangguk. "Iya, Mbak!"

"Boleh saya mendaftar?" ucap Mina to the point.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!