Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin peribahasa ini sangat cocok untuk menggambarkan kehidupan gadis ini.
Meyva Maharani Nareswari, gadis muda, cantik nan mandiri, kini tengah di hantam dengan kepahitan yang luar biasa dalam hidupnya. Kecewa yang berlipat karena melihat sang kekasih hati yang berselingkuh dengan saudari tirinya sendiri. Di tambah lagi dengan fitnah keji yang di lempar sang mantan dengan tujuan untuk membuat playing victim agar pria itu tak di salahkan dan berbalik semua kesalahan justru jatuh pada Meyva.
Di selingkuhi, di fitnah, di tikung dari belakang, di usir dan satu lagi ... harus menikah dengan seseorang yang baru dia kenal secara mendadak.
Apakah Meyva bisa melewati semuanya?
Apakah kehidupan Meyva bisa jauh lebih bahagia setelah menikah atau justru sebaliknya?
Penasaran dengan kisah kehidupan Meyva?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
❤️ Happy Reading ❤️
"Ngapain mam?" bisik Daniel tepat di belakang sang mama, dan sukses membuat wanita tiga anak itu kaget.
"Ya ampun Niel, kamu bikin mama kaget tau gak ... kalau mama jantungan gimana." kata mama Lira yang kemudian menggeplak lengan putranya itu untuk meluapkan kekesalan.
"Aduh kok di geplak sih mam." protes Daniel dengan tangan mengusap lengan yang habis di pukul mamanya.
"Habisnya kamu." sahut mama Lira.
"Iya maaf mam, Daniel gak bermaksud." ucap Daniel. "Lagian mama kenapa sih pakek ngintip-ngintip segala, nanti bintitan loh." ujarnya.
"Siapa juga yang ngintip." kilah mama Lira.
"Udah kebukti juga masih ngeles aja." sahut Daniel.
"Mama tadi mau masuk buat ketemu Meyva, siapa tau aja kakak kamu mau bersih-bersih, tapi gak jadi ... kayaknya Meyva lagi ceritain masalahnya ke kakak kamu." terang mama Lira.
"Ya udah sih mam, biarin aja. Kak Meyva pasti juga lebih tenang dan nyaman sama kak Dave yang notabene kekasihnya mam." kata Daniel. "Lebih baik kita segera pergi mam, jangan sampai kak Dave menyadari kalau kita ada di sini ... bisa kena omel nanti." kata Daniel yang di angguki sang mam.
Sedangkan di dalam kamar, Meyva masih nyaman memeluk tubuh Dave, entah kenapa rasanya dirinya begitu nyaman dan seperti punya sandaran.
"Mau cerita?" tanya Dave begitu pelukan mereka terlerai.
Meyva pun akhirnya menceritakan semuanya pada Dave, dia butuh teman untuk bicara agar suasana hatinya sedikit membaik. Rasanya begitu menyesakkan jika harus menyimpannya sendiri tanpa ada seseorang untuk berbagi.
"Jadi saudara tiri kamu itu akhirnya akan bertunangan dengan mantan kekasihmu?" tanya Dave sekali lagi yang di angguki oleh Meyva.
"Terus rencananya kamu mau tinggal di mana setelah ini?" tanya Dave kembali.
"Kayaknya mau tinggal di tempat usaha aku aja." jawab Meyva.
"Apa di sana aman?" tanya Dave yang takut kalau tempat yang akan di tempati Meyva untuk bermalam tidaklah aman. "Mau tinggal di apartemenku untuk sementara?" tawar Dave yang di jawab dengan gelengan kepala.
"Aku rasa aman, karena buka hanya kali ini saja aku menginap di sana." kata Meyva.
"Hem baiklah kalau memang itu keputusan kamu, tapi malam ini kamu nginap dulu di sini ya." pinta Dave.
"Aku gak enak sama keluarga kamu terutama om dan tante, jadi biar aku pulang saja." kata Meyva apa adanya.
"Enggak, biar nanti aku yang bilang ... Kamu itu lagi sakit, di sana sendiri, nanti kalau ada apa-apa gimana." tolak Dave.
Setelah Meyva pikir-pikir benar juga apa yang di katakan oleh Dave tapi itu tak serta merta membuat Meyva langsung menyetujui apa yang pria itu katakan.
"Kalau gitu biar kau nginep di rumah sahabat aku aja." kata Meyva yang masih berusaha menolak.
"Gak ada bantahan dan aku gak mau di bantah." kata Dave dengan tegas.
Entah mengapa melihat tatapan mata tajam dari Dave sama sekali membuat lidah Meyva terasa kelu sehingga untuk menyampaikan penolakan kembali pun tak bisa. Tatapan mata Dave itu begitu mengintimidasi sehingga membuat lawannya bicaranya tak mampu melawan.
"Aku keluar bentar, nanti aku kesini lagi." kata Dave dna dan langsung beranjak dari duduk untuk melangkah keluar.
❤️
"Meyva gimana Dave?" tanya mama Lira saat bertemu Dave di dekat tangga.
"Sudah mendingan mam, tadi juga sudah makan dan minum obat." jawab Dave. "Dave ke kamar ya mam, mau mandi." pamit Dave yang di angguki oleh mama Lira.
Setelah Dave naik ke lantai atas, mama Lira melangkahkan kakinya ke kamar tamu di mana Meyva berada saat ini.
Tok
Tok
Tok
"Meyva, nak ... apa tante boleh masuk?" tanya mama Lira di depan pintu.
"Iya tante." jawab Meyva.
Cklek
"Bagaimana keadaan kamu sayang?" tanya mama Lira sambil berjalan menghampiri Meyva yang masih duduk ranjang bersandarkan headboard.
"Sudah lebih baik tante." jawab Meyva. "Terimakasih karena tante sudah nolongin Meyva tadi dan maaf jadi merepotkan tante sekeluarga." ucap Meyva.
"Kamu ini ngomong apa sih sayang, kamu itu kekasih Dave anak tante, jadi ngak perlu berterimakasih dan merasa tak enak hati." sahut mama Lira. "Seharusnya tante yang berterimakasih, karena hadirnya kamu berati Dave sudah bisa melupakan masa lalunya yang begitu menyakitkan." lanjut mama Lira dalam hati.
Mam Lira dan Meyva kemudian sedikit mengobrol, entah kenapa sejak pertama kali bertemu dengan Meyva ... mama Lira bisa langsung suka dan juga cepat akrab. Kayak apa aja yang mereka bicarakan selalu nyambung aja.
"Em tante keluar dulu ya sayang." pamit mama Lira.
"Iya tante dan sekali lagi terimakasih." kata Meyva.
Mama Lira keluar untuk memastikan apakah makan malam sudah siap, mengingat sudah memasuki jam makan malam.
"Semuanya sudah Bi?" tanya mama Lira pada salah atau art yang di temunya di ruang makan.
"Sudah nyonya besar." jawabnya.
Mama Lira pun kemudian memanggil sang suami sedangkan art tadi di minta untuk memanggil Dave juga Daniel dan istrinya.
Mama Lira bahagia, karena malam ini bisa makan malam bersama kedua putranya, walaupun masih belum lengkap sebab tanpa kehadiran sang putri, tapi paling doa tak hanya makan berdua dengan sang suami saja.
Dave dan Daniel yang sudah mempunyai rumah sendiri membuat mereka tak setiap hari bisa makan di sana, bahkan seminggu sekali saja tak mesti mengingat Daniel yang sudah berkeluarga dan Dave yang gila kerja.
Kadang kalau hanya berdua dengan sang suami atau sendiri karena papa Delon yang juga bekerja membuat mama Lira sempat berpikir untuk punya anak lagi seandainya usianya masih muda. Karena punya anak tiga tapi serasa tak memiliki anak ... kesepian.
❤️
"Sebenarnya apa yang terjadi sama Meyva Dave?" tanya papa Delon. "Kamu benar gak ada masalah dengannya kan?" tanyanya lagi saat mereka beru selesai makan dan masih berada di ruang makan.
"Gak ada pa, gak percayaan amat sih sama anaknya." jawab Dave. "Hem Meyva lagi ada masalah keluarga pa." sambung Dave. "Oiya kalau Meyva malam ini nginap gak apa-apakan mam, pa?" tanyanya meminta ijin.
Tapi sebelum kedua orangtuanya menjawab Dave sudah bersuara kembali.
"Sebenarnya dia gak enak dan mau tidur di tempat usahanya aja, tapi Dave larang ... karena dia di sana cuma sendiri dan posisinya lagi sakit gitu." kata Dave lagi.
"Iya gak apa-apa, mama sama papa ijinin." kata mama Lira. "Iyakan pa?" tanyanya pada sang suami.
"Iya." kata papa Delon dengan singkat.
"Kalau gitu Dave ijin mau lihat keadaan Meyva dulu mam, pa." kata Dave yang langsung beranjak dari duduknya.
"Itu tadi beneran anak sulung kitakan pa?" tanya mama Lira yang melihat Dave sudah berjalan menjauh.
"Maksud mama?" tanya papa Delon.
"Iya, biasanya akan Dave itu irit banget bicaranya dan tadi apa ... tumbenan dia bicara panjang lebar kayak gitu." kata mama Lira yang membuat Daniel dan Reta cekikikan mendengarnya.
"Ya bagus dong mam, berarti ada kemajuan." respon papa Delon.
pesan buat author tetap semangat ya..,Jgn perduli kan orang ya gak mengerti susah nya perjuangan seorang buat bikin ni novel💪💪👍👍👍