NovelToon NovelToon
Our Baby Twins

Our Baby Twins

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Menikah Karena Anak
Popularitas:71.5k
Nilai: 5
Nama Author: moon

Hamil atau tidak, Danesh dengan tegas mengatakan akan menikahinya, tapi hal itu tak serta merta membuat Dhera bahagia.

Pasalnya, ia melihat dengan jelas, bagaimana tangis kesedihan serta raungan Danesh, ketika melihat tubuh Renata lebur di antara ledakan besar malam itu.

Maka dengan berat hati Dhera melangkah pergi, kendati dua garis merah telah ia lihat dengan jelas pagi ini.

Memilih menjauh dari kehidupan Danesh dan segala yang berhubungan dengan pria itu. Namun, lagi-lagi, suatu kejadian kembali mempertemukan mereka.

Akankah Danesh tetap menepati janjinya?

Bagaimana reaksi Danesh, ketika Dhera tetap bersikeras menolak lamarannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#15. Karma•

#15

“Aku telah melakukan kesalahan, dan akibatnya Gadis itu kini tengah mengandung Anakku.”

Klinting!

Pyar!

Sunyi tanpa suara usai sendok dan cangkir tersebut jatuh ke lantai, dan cairan berwarna coklat pekat, kini menghiasi lantai di hadapan Danesh.

Tak ada yang bisa Danesh lakukan selain diam menunduk, menunggu reaksi kedua orang tuanya, serta apa yang akan terjadi selanjutnya.

“Sayang, Aku pergi dulu,” pamit daddy Andre, ia bahkan tak sempat menyentuh nasi goreng di piringnya.

“Lho … lho … belum sarapan.” Mommy Bella mengingatkan.

“Nanti saja di kantor, Aku akan minta Daniel membelikan sarapan untukku.” Daddy Andre berdiri, ia bahkan tak menoleh pada Danesh yang hingga kini masih berlutut di lantai.

Mendapat jawaban tersebut, mommy Bella ikut berdiri dan mensejajarkan langkahnya dengan langkah sang suami.

Danesh bengong, namun tak lama, ia beranjak berdiri, dan mengejar kedua orang tuanya yang sudah hampir mencapai pintu depan.

“Mom, Dad, tunggu!”

Daddy Andre menghentikan langkahnya, begitu pula mommy Bella. Namun keduanya seolah kompak tidak menoleh, atau merespon berlebihan pengakuan Danesh beberapa saat yang lalu.

“Dad, setidaknya katakan sesuatu,” mohon Danesh, agar ia paham apa yang dirasakan kedua orang tuanya.

Daddy Andre, menghembuskan nafas, kecewa sudah pasti, namun ia tak tahu harus memulai dari mana memberikan hukuman untuk bungsunya ini.

Jika perkara bermain hati dengan wanita, yang dikhawatirkan daddy Andre sejak dulu Dean. Tapi ternyata Dean benar-benar berubah setelah mengakhiri hubungannya dengan Adhis. Tapi yang tak pernah diperkirakan, atau bahkan dikhawatirkan, justru melakukan hal yang sangat membuat hatinya kecewa.

Danesh memberanikan diri memegang tangan sang daddy, kemudian meletakkannya di pipi. “Ayo Dad, marahi Aku seperti biasa, pukul atau hajar saja Aku,” pinta Danesh memelas, kedua matanya berkaca-kaca kala melihat tatapan kecewa di wajah kedua orang tuanya.

Tangan kiri Danesh kini meraih tangan mommy Bella, “Mommy juga, kenapa tak menjewer telingaku, atau membawa sapu sambil mengejarku keliling rumah, hah?” tanya Danesh, baginya melihat orang tuanya meluapkan amarah, akan terasa jauh lebih baik, daripada hanya melihat keduanya diam tak memberi reaksi apa-apa.

“Mommy atau Daddy bukan orang yang layak untuk memberimu hukuman.” Setelah mengatakannya, daddy Andre berlalu pergi dengan diantar sang istri.

Danesh hanya bisa menatap keduanya tanpa bisa lagi mencegah atau mengatakan apa-apa, amarah dalam diam terasa lebih mengerikan jika dibanding amarah yang langsung terealisasikan dalam perbuatan.

Selepas mengantar kepergian suaminya, mommy Bella justru pergi ke rumah Daniel dan menenangkan diri di sana. Sama halnya dengan sang suami, mommy Bella pun tak tahu harus bereaksi seperti apa.

Sebelumnya ia sangat bahagia, bahkan kini ia masih tak percaya jika sebentar lagi akan kembali menimang cucu. Tapi kenapa dengan cara yang salah, kenapa?

Di rumah, Danesh sibuk membersihkan pecahan cangkir serta tumpahan coklat di lantai. Beberapa kali ia menghembuskan nafasnya, pagi-pagi ia pergi meninggalkan Singapura, bahkan meninggalkan Dhera tanpa pamit, hanya berpesan pada bibi Manda, agar menjaga Dhera selama ia pergi ke Jakarta.

Namun Danesh tak mengatakan apa alasannya pergi ke Jakarta, dan ternyata respon kedua orang tuanya pun membuat Danesh bingung hendak melakukan apa.

•••

Sementara itu, daddy Andre justru pergi ke Rumah Sakit menemui kakak kembarnya, alih-alih mendatangi kantornya sendiri.

Wajahnya yang tak limited edition tersebut, terlihat kusut sejak Danesh menjatuhkan boom tepat di hadapannya dan sang istri.

“Dokter Kevin, ada?”

“Ada Tuan, mari silahkan masuk, kebetulan Beliau juga baru saja tiba.” Sekretaris Papa Kevin mengantarkan daddy Andre, bahkan membukakan pintu untuknya.

“Terima kasih.”

Wanita muda itu pun mengangguk, “Sama-sama, Tuan.” Kemudian kembali menutup pintu dengan sopan.

Tak perlu menunggu dipersilahkan, daddy Andre segera merebahkan tubuhnya di sofa malas yang sengaja papa Kevin beli untuk di letakkan di ruang kerjanya. Pria itu biasa merebahkan diri di sana ketika menunggu selesainya jam praktek sang istri yang pasiennya bisa membludak di hari-hari tertentu.

“Kenapa? Tumben ke kantorku?” tanya papa Kevin santai.

“Aku lapar, apa Kamu punya makanan?”

Papa Kevin sungguh heran dengan pertanyaan aneh tersebut. “Tumben belum sarapan?” gumam pria itu.

Papa Kevin pun membuka kembali box berisi beberapa macam buah-buahan yang baru saja ia simpan di lemari pendingin. Setiap pagi, sang istri memang selalu menyiapkan itu untuk nya, untuk pengganjal lapar, namun tetap menyehatkan. “Nih, makan buah saja.”

Daddy Andre melirik sekilas, kemudian kembali merebahkan kepalanya. “Sudah seperti sarapan Papi saja.” Akhirnya daddy Andre kembali memanggil Opa Alex dengan sebutan ‘papi’, itu pun setelah beliau meninggal tahun lalu, tak lama setelah oma Stella meninggal.

“Salah, sarapan Papi, berupa juice pelangi, tersusun rapi, dengan warna-warni berbeda setiap harinya,” ralat papa Kevin. “Aku sendiri masih heran, bagaimana cara Mommy menyusunnya, hingga bisa berjajar rapi di dalam gelas, tanpa tercampur sagu sama lain.” Papa Kevin tersenyum menerawang mengingat kebiasaan kedua orang tua mereka.

🥺🥺

“Sarapan yang lain lah, Aku malas makan buah pagi-pagi.” Daddy Andre menolak,

“Huuftt … “ Papa Kevin hanya bisa menghembuskan nafas, melihat tingkah aneh saudaranya. Ia kembali mengemas box berisi buah, kemudian mengembalikannya ke lemari pendingin.

“Lyn … tolong pesankan dua porsi bubur ayam dan … “ Papa Kevin merinci pesanan sarapan agar Merilyn bisa memesannya tanpa kesalahan.

Jendela serta pintu balkon di ruangan Direktur

Utama Rumah sakit tersebut, sengaja di buka lebar setiap pagi, hingga menjelang siang, agar udara di ruangan tersebut, bisa bersirkulasi dengan baik.

Papa Kevin menggantung jasnya, kemudian ikut duduk di sofa, karena tak biasanya sang adik kembar datang dan bermalas-malasan di ruangan kerjanya. Sudah bisa dipastikan jika ada sesuatu yang sedang dipikirkannya. “Ada apa? Cepat katakan!” titah papa Kevin.

Wajah daddy Andre kembali datar, ia melipat kedua lengannya didepan dada, kemudian mengusap kasar wajahnya.

Hingga akhirnya pria itu memilih duduk tegak menghadap wajah saudara sulungnya.

“Danesh, baru saja mengakui perbuatannya.” Akhirnya kalimat itu terucap.

Papa Kevin mengangguk pelan, menunggu kalimat selanjutnya, “Dia menghamili seorang gadis.”

“Hahahaha …”

Diluar dugaan Daddy Andre, saudaranya justru tertawa keras seolah sedang mengejek dirinya.

“Kau, menertawakan Aku?!” tanya dadsy Andre kesal.

“Iya lah … ” jawab papa Kevin, ia bahkan mengusap air matanya yang tanpa sengaja mengalir begitu saja, akibat tawa yang meledak keras.

Daddy Andre kembali manyun, ia bahkan kembali ke posisi awal, berbaring sambil melipat kedua tangan dan kakinya. “Menyebalkan,” gerutunya dengan rasa kesal yang menggunung.

“Hei dengar, tidakkah Kamu merasa semua ini adalah hukuman atas apa yang Kamu lakukan padaku, dahulu?”

Kedua mata daddy Andre seketika terbuka, “Apa maksudmu?”

“Itu karma, karena kau pernah sengaja memberiku obat sialan itu.”

1
Rahmawati
wkwkwk,ketahuan akhirnya
Abz
lanjut
tina
lanjut kak
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
ghila nya fasih... pake H lagi... 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
itu yg bikin kesal 🤭🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ketahuan 🤣🤣🤣
Bunda Aish
Sama-sama gak peka ya nih pengantin baru.... istri gak peka tuh laki lagi cembokur....si laki gak peka istri lagi hamil tuh ada aja "pengen nya
moon: kasih tahu kak, jewer sekalian kupingnya /Sweat/
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
makjleb ga tuh 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Aku mundur 🤣
Bunda Aish
alergi karena perbuatan kapten Danesh 😁...
moon: alergi yang meresahkan /Chuckle/
total 1 replies
Sh
aku dari hari kamis Minggu lalu .kepengen banget makan es krim yang ada conenya..sampai kamis ini .udah seminggu belum kesampaian ..ini malah berhenti di kedai es krim
moon: gazz nimbrung ... syapa tau ditraktir kapten /Determined//Determined//Determined/
total 1 replies
🌺🍃yeyeeen🥀🌹☘️
Danesh tu kan km tu y,ya ampun bikin gemes kalau cemburu
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Danesh cemburu mu itu 😅😅😅
Yayuk Bunda Idza
akhirnya pelakunya ngaku sendiri ya Ra.... suamimu nachal banget
Fatmiyati89
Emang bisa y kak nikah tp calon mempelainya terpisah jauh gitu....serius nanya ini ..aQ kurng paham agama.
Fatmiyati89: ok kak..mksh bnyk ilmunya.
moon: bisa, karena hak penuh seorang perempuan ada di tangan ayah kandungnya.

ada mempelai pria, mas kawin, wali pihak perempuan, dan dua orang saksi. /Pray/
total 2 replies
Sh
lebah menghasilkan madu yang nanti dijual..Danesh menghasilkan.....tiap malam
moon: pal polisi harus di tangkap, karena melakukan kejahatan setiap malam /NosePick/
total 1 replies
Zee
habis dibikin tegang sama cerita sebelumnya, skrg dibikin mesam mesem sama keuwuan mereka berdua💕
tina
lanjut kak
yellya
wkwk keceplosan 🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!