“Tuan, Nyonya mengajukan gugatan cerai pada, Anda!”
“Hah! Apa dia seberani itu?! Biarkan dia melakukan apa yang ingin dia lakukan, kita lihat, pada akhirnya dia akan kembali meminta maaf dan memohon.”
Pada akhir yang sesungguhnya! si Tuan Muda, benar-benar ditinggal pergi tanpa jejak apapun hingga membuatnya menggila dan frustasi. Dan, empat tahun kemudian, di sebuah klub malam Kota Froz, ia di pertemuan dengan seorang wartawan yang sedang menjalankan misi penyamaran, untuk menguak kasus penculikan bayi empat tahun yang lalu, dan wartawan itu adalah wanita yang membuatnya frustasi.
“Dengan kamu pergi begitu saja apa kamu pikir bisa lepas begitu saja! Urusan kita di masa lalu belum selesai, istriku.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Dipersulit Abraham
“Hai! Model papan atas, apa yang ingin kamu tunjukkan pada temanku.” Dari belakang, Monica yang datang mengambil ponsel yang ada di tangan Jessika sebelum Alea melihat apa yang ingin gadis itu tunjukkan.
“Kurang ajar! Tidak sopan!” Maki Jessika.
Monica tidak peduli, ia malah meneliti apa yang ada di ponsel model Jessika, “Hahaha…. berita murahan seperti ini ingin kamu tunjukkan pada, Alea! Apa tidak salah?”
“Dasar tidak punya etika, apa yang kamu maksud berita murahan? Kamu menghina Tuan Abraham!?”
“Berita yang didapat secara tidak profesional dengan mengarang isi narasi, apalagi kata yang cocok jika bukan berita murahan!” Monica menantang.
“Jaga mulutmu!” Murka Jessika yang sudah ingin menjambak rambut Monica, tapi sang Asisten langsung mencegah dengan berbisik, “Nona Jessika, tahan emosi Anda, banyak orang. Jika Anda menciptakan keributan pasti akan memancing banyak perhatian orang, Nona selalu dikenal sebagai model yang baik dan sopan. Mengertilah.”
Jessika hanya bisa menggeram menahan marah, “Awas kamu, terutama kau, Alea!” Ucapnya dengan menunjuk wajah Alea.
Alea yang malas meladeni Jessika tidak memperdulikan apa yang dilakukan gadis itu, Alea sudah berada dititik terserah, aku tidak peduli.
“Hahaha…”
Monica tertawa mengejek, “Nona model Jessika, bagaimana rasanya tidak bisa meluapkan emosi? Oya! Kamu kan model berhati malaikat, mana boleh marah…haha…”
“Kalian! Aku benar-benar tidak akan memaafkan kalian berdua,” sumpahnya dan Jessika pergi, setelah mendapatkan kembali ponselnya.
“Monica, sudah!”
“Alea, aku puas sekali melihat wanita sombong itu tidak berkutik, dia sebenarnya pemarah namun harus terkurung dengan image model berhati malaikat, dia licik sekali membuat berita tidak bermoral seperti itu,” kesal Monica.
“Berita apa, yang ingin Jessika tunjukkan?”
“Sudahlah kamu tidak perlu tau, tidak penting juga. Alea! Kamu kenapa?” Panik Monica, saat melihat wajah pucat temanya.
“Aku tidak apa-apa.”
“Kamu yakin?”
“Iya, jangan berlebihan.”
Alea memilih untuk tidak menceritakan apa yang terjadi semalam, ia juga tidak mengatakan jika Abraham datang di Apartemen itu.
“Ok! Alea, aku datang untuk menjemputmu kerja, tapi sepertinya kamu sedang sakit.”
“Aku akan berangkat, aku juga harus menjelaskan wawancara yang gagal kemarin,” ucap Alea, yang tidak ingin berdiam di kamar Apartemen, karena akan membuatnya mengingat kejadian semalam.
***
“Apa! Dipecat?!”
Apa-apaan ini, baru satu hari kerja sudah dipecat….!
“Ya,” sahut Raymond singkat.
“Kenapa Pak? Apa alasannya?”
“Alea, sepertinya kamu tau alasannya, kamu sudah menyinggung Tuan Abraham.”
Abraham…apa ini ulah dia?
Tidak salah lagi.
Jika sudah menyangkut Abraham, Alea tidak mau memperpanjang, ia tidak mau terlibat lagi dengan lelaki itu, “Baik, aku terima. Terima kasih Pak Raymond.”
Alea berada di Tim yang berbeda dengan Monica, ia dipecat pun gadis itu tidak tahu.
Ting! (Alea, aku ingin bertemu denganmu)
Satu pesan singkat dari Nyonya Kim langsung membuat Alea menghela nafas, apa ibu tahu aku sudah tidak tinggal di Villa Mars? Sekretaris Lee, dia pasti yang memberi tahu ibu.
****
“Kamu sudah gila, Alea! Kamu pergi dari Villa Abraham, begitu saja?!” Seperti dugaan Alea, Ibunya tahu dia keluar dari Villa Mars dan itu sangat membuat Nyonya Kim, marah besar.
“Aku akan bercerai dengannya, jadi aku harus keluar dari Villa itu.”
“Cerai! Cerai! Kamu pikir hidup diluar sana enak?! Sudah cukup kamu berdiam diri di Villa Abraham dengan patuh dan menuruti semua keinginan keluarganya, kamu malah memilih jalan bodoh ini, apa karena Jessika?”
“Bu, tolong hargai keputusanku.”
“Jika keputusanmu sudah benar, aku tentu akan menghargainya Alea! Tapi apa ini, kamu selalu menyusahkan aku dan Axel. Sudah kubilang, biarkan Abraham menikah dengan Jessika dan mempunyai keturunan, kamu cukup jadi Nyonya Abraham saja.”
“Bu, apa Ibu sudah mengembalikan uang yang ibu minta dari Abraham?” Alea langsung mengalihkan perdebatan dengan mempertanyakan uang tempo hari.
Vika terlihat panik, “Su…. sudah, aku sudah mengembalikannya lewat Sekretaris Lee, jangan mengalihkan pembicaraan Alea! Kamu sudah memutuskan untuk berpisah dari lelaki itu, artinya kamu memilih opsi kedua.” Kata Vika, yang kembali memasang wajah marah.
Opsi kedua?
“Aku akan carikan lelaki yang sepadan dengan Abraham bahkan lebih kaya, Axel mempunyai banyak kenalan petinggi Negara, kamu bisa menikah dengan salah satu dari mereka, yang memberi uang pernikahan lebih besar.”
Alea terperangah, selain meminta merelakan suaminya menikah dan memiliki anak dari wanita lain, meminta ia tetap patuh menjadi penghuni lebih tepatnya tawanan Villa Mars, ibunya juga ingin menjualnya pada pria kaya.
Alea yang sudah sangat terlanjur kecewa tidak mengatakan apapun, ia membuka ponselnya dan mengetik sesuatu. Sesaat kemudian, “Aku sudah mentransfer uang lima belas miliar, padamu Bu, aku sudah membayar jasamu yang telah melahirkan aku. Jika kurang aku akan menambahkannya.” Alea mengatakan ini dengan lantang, tapi di hatinya sangat terasa sakit.
Vika yang mendapat notifikasi, langsung membuka ponselnya, ia terkejut bukan main. Benar lima belas miliar! Alea, mendapatkan uang ini dari mana, jika bukan Abraham!
“Aku rasa sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, aku permisi,” pamit Alea dan sebelum ia meninggalkan rumah Ibunya, wanita ini berbalik menatap lekat Nyonya Kim, “Ibu, jaga dirimu baik-baik. Terima kasih karena sudah membesarkan aku."
Vika terdiam, hatinya terenyuh mendengar suara parau yang penuh putus asa dari bibir anaknya. Namun Vika yang keras kepala, tetap diam tidak mengatakan apapun.
******
Satu minggu berlalu dan semenjak malam panas di Apartemen, Alea tidak bertemu dengan Abraham, lelaki itu juga tidak mengutus Sekretaris Lee, kembali menemuinya. Selama satu minggu terakhir Alea sudah beberapa kali memasukkan lamaran kerja di berbagai media, tapi hasilnya sangat mengecewakan, semua lamaran kerjanya ditolak dengan alasan yang mengada-ada. Ini ulah Abraham tentunya, ia ingin memberi pelajaran pada Alea yang ia anggap keras kepala dan mulai memberontak, dengan begini wanita itu pasti akan kembali pulang ke Villa Mars, pikir Abraham.
Selain masalah pekerjaan, Abraham juga menyulitkan Alea, dalam proses perceraian, lelaki itu sama sekali tidak menandatangani surat cerai apalagi berniat menghadiri persidangan. Justru, Abraham menyewa beberapa orang untuk memberi pelajaran pada Pengacara Andreas agar stop mendampingi Alea dalam mengurus perceraian.
"Anda jangan khawatir Nona, saya akan terus membantu Anda," ujar Pengacara Andreas, yang saat ini terbaring di ranjang rumah sakit dengan luka-luka di wajahnya, ia di keroyok dengan beberapa orang berpakaian hitam saat pulang bekerja, dan sudah pasti ini ulah Tuan Muda Abraham.
Alea teringat dengan kata-kata Abraham, yang akan membebaskannya jika ia sudah membayar semuanya! Uang, kan?
Alea mengingat-ingat jumlah uang yang masih ia miliki saat ini, uang peninggalan Tuan Kim tentunya, hingga terbesit ingin melakukan sesuatu, "Pengacara Andreas, tolong ubah isi surat perceraian, aku akan memberikan uang kompensasi perceraian, pada Abraham."
Apa! Uang kompensasi perceraian! Untuk Abraham!