NovelToon NovelToon
Mergence: Titik Katalis Dunia

Mergence: Titik Katalis Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Perperangan / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rein Lionheart

Ketika dunia manusia tiba-tiba terhubung dengan dimensi lain, Bumi terperangkap dalam kehancuran yang tak terbayangkan. Portal-portal misterius menghubungkan dua realitas yang sangat berbeda—satu dipenuhi dengan teknologi canggih, sementara lainnya dihuni oleh makhluk-makhluk magis dan sihir kuno. Dalam sekejap, kota-kota besar runtuh, peradaban manusia hancur, dan dunia yang dulu familiar kini menjadi medan pertempuran antara teknologi yang gagal dan kekuatan magis yang tak terkendali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rein Lionheart, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 6. Langkah Baru Untuk Melawan Kegelapan

Kael berdiri tegak, meskipun tubuhnya terasa gemetar. "Aku tidak peduli dengan kekagumanmu. Aku datang ke sini untuk menghentikanmu. Dimensi ini, dunia kami, semua yang kau sentuh, telah hancur karena kegelapanmu."

Nyx tertawa, suara tawanya menggetarkan seluruh platform. "Kau tidak mengerti, anak kecil. Aku tidak menghancurkan apa pun. Aku hanya membuka pintu. Dunia kalian yang menghancurkan dirinya sendiri."

Kael tidak menjawab, namun hatinya dipenuhi amarah. Ia tahu Nyx hanya mencoba mengalihkan pikirannya, membuatnya ragu.

"Jadi, apa rencanamu, Kael?" tanya Nyx dengan nada mengejek. "Kau berdiri di sini, sendirian, melawan kegelapan yang telah ada sejak waktu dimulai. Apakah kau benar-benar berpikir bisa menghentikanku?"

Kael menatap langsung ke mata Nyx, keberanian mulai muncul di dalam dirinya. "Aku mungkin tidak tahu bagaimana caranya, tapi aku akan mencoba. Dan selama aku mencoba, aku tahu aku tidak sendirian. Dunia yang kau coba hancurkan, orang-orang yang kau rusak—mereka bersamaku."

Nyx mendengus, tetapi cahaya matanya tampak sedikit redup. "Kata-kata yang indah, tapi itu tidak cukup untuk melawanku."

Kael memejamkan mata, memusatkan pikirannya pada energi yang telah ia rasakan sejak memasuki dimensi ini. Tubuhnya mulai bersinar dengan cahaya biru yang sama seperti ketika ia menutup Pintu Kehancuran. Energi itu berasal dari pengorbanannya, dari jiwanya yang kini menjadi bagian dari dimensi ini.

Ketika ia membuka mata, Nyx tampak terkejut. "Apa ini?"

"Aku tidak datang dengan tangan kosong," kata Kael, suaranya mantap. "Pengorbananku memberiku kekuatan untuk melawanmu. Dan aku akan menggunakan semua yang kupunya untuk menghentikanmu."

Dengan teriakan penuh tekad, Kael melancarkan serangan pertamanya. Dari tangannya, cahaya biru yang membara melesat ke arah Nyx, memecah bayangan tubuhnya. Nyx menggeram, rasa sakit tampak jelas di suaranya.

Namun, Nyx tidak tinggal diam. Ia membalas dengan gelombang energi hitam yang menyelimuti platform, mencoba menghancurkan Kael dalam sekejap. Kael melompat mundur, mengangkat tangannya untuk membentuk perisai dari cahaya biru yang melindunginya dari serangan itu.

"Kau bukan lawanku, anak kecil!" teriak Nyx, tubuhnya yang rusak mulai meregenerasi dengan cepat. "Aku adalah kekal, dan kau hanyalah percikan kecil!"

"Percikan kecil masih bisa menyalakan api besar!" balas Kael dengan lantang.

Pertempuran itu berlangsung dengan intensitas yang memuncak. Setiap serangan yang dilancarkan Kael adalah campuran dari kekuatan fisik dan energi jiwanya, sementara Nyx terus menyerang dengan kekuatan yang mampu memecahkan realitas itu sendiri.

Kael merasa tubuhnya semakin melemah dengan setiap serangan, tetapi ia tidak menyerah. Ia tahu bahwa ia hanya memiliki satu kesempatan, dan ia harus memanfaatkannya.

Akhirnya, setelah beberapa serangan, ia melihat sebuah celah. Tubuh Nyx, meskipun tampak tidak terkalahkan, memiliki inti di dalamnya—sebuah cahaya merah yang berdenyut, mirip dengan jantung. Kael menyadari bahwa itulah sumber kekuatan Nyx.

Dia mengumpulkan semua energi yang tersisa di dalam dirinya, membentuknya menjadi satu serangan terakhir. "Ini untuk dunia kami, dan semua jiwa yang telah kau ambil!" teriaknya.

Dengan teriakan penuh determinasi, ia melompat ke arah Nyx, menembakkan cahaya biru langsung ke inti itu. Nyx berteriak, suara penuh kemarahan dan rasa sakit yang mengguncang seluruh dimensi.

Cahaya biru itu menghantam inti Nyx dengan keras, menghancurkannya dalam ledakan yang memancar ke segala arah. Tubuh Nyx mulai hancur, bayangan gelapnya memudar, dan dunia di sekitarnya mulai runtuh.

Kael terjatuh ke platform yang bergetar, tubuhnya hampir tidak mampu bergerak. Namun, ia melihat Nyx yang perlahan menghilang, dan ia tahu bahwa ia telah berhasil.

Namun, sebelum Nyx lenyap sepenuhnya, suara terakhirnya bergema di udara. "Kau telah menghancurkanku, tetapi kegelapan tidak pernah benar-benar mati. Ingatlah itu, Kael."

Dan dengan itu, Nyx lenyap, meninggalkan Kael sendirian di dunia yang mulai runtuh.

Kael mencoba berdiri, tetapi tubuhnya terlalu lemah. Namun, sebelum ia kehilangan kesadaran, sebuah cahaya muncul di hadapannya. Itu adalah Penjaga, yang tersenyum kepadanya.

"Kau telah berhasil, Kael," kata Penjaga dengan suara lembut. "Dunia ini akan kembali stabil, dan dunia kalian akan bebas dari bayangan Nyx—untuk saat ini."

Kael ingin menjawab, tetapi matanya perlahan tertutup. Ia merasa tubuhnya terangkat, dan sebelum ia menyadarinya, ia telah kembali ke dunia asalnya, terbaring di bawah langit yang bersih tanpa jejak kegelapan.

Namun, di dalam hatinya, ia tahu bahwa ini bukanlah akhir. Kegelapan mungkin telah dikalahkan, tetapi bayangannya akan selalu ada, menunggu untuk kembali.

Kael terbangun di padang rumput yang luas, di bawah langit biru yang cerah. Udara segar memenuhi paru-parunya, dan cahaya matahari menghangatkan kulitnya. Ia mendapati dirinya dikelilingi oleh reruntuhan yang tampak seperti bekas kota besar. Namun, yang aneh, reruntuhan itu dipenuhi tumbuhan hijau yang hidup kembali, seolah-olah dunia sedang mencoba memperbaiki dirinya sendiri.

Ia duduk perlahan, tubuhnya masih terasa lemah setelah pertempuran dengan Nyx. Rasa sakit di setiap ototnya mengingatkannya bahwa kemenangan ini bukanlah tanpa harga. Kael menyentuh dadanya, merasakan bekas luka samar yang memancar energi hangat—jejak dari pengorbanannya untuk melawan kegelapan.

“Kael…”

Suara itu membuatnya menoleh cepat. Berdiri di hadapannya adalah Lysara, Penjaga dimensi yang pernah membimbingnya. Namun, kali ini, tubuhnya tidak sepenuhnya nyata. Ia terlihat seperti bayangan bercahaya, lebih seperti pantulan daripada sosok fisik.

“Lysara?” Kael berdiri dengan susah payah. “Apa yang terjadi? Dunia ini… Apakah aku berhasil?”

Lysara tersenyum lembut. “Kau berhasil, Kael. Nyx telah dikalahkan, dan dimensi yang hancur itu kini mulai memulihkan keseimbangan. Dunia kalian akan perlahan-lahan pulih, meski tidak akan pernah sama lagi. Tapi… pertempuranmu belum selesai.”

Kael memandangnya dengan bingung. “Belum selesai? Aku sudah mengorbankan segalanya. Apa lagi yang harus aku lakukan?”

Lysara melangkah mendekat, dan ketika ia berbicara, suaranya dipenuhi dengan kehangatan dan kesedihan. “Nyx memang telah dihancurkan, tetapi seperti yang dia katakan, kegelapan tidak pernah benar-benar mati. Di tempat lain, dimensi lain, ancaman serupa akan muncul. Kau telah menjadi bagian dari keseimbangan ini, Kael. Cahaya birumu adalah harapan dunia-dunia ini, dan tanggung jawab itu kini ada di tanganmu.”

Kael menundukkan kepala, perasaan berat mengisi dadanya. “Jadi, aku tidak akan pernah kembali ke kehidupan normal, ya?”

Lysara mengangguk pelan. “Kau adalah pembawa terang, Kael. Dunia ini membutuhkanmu, seperti halnya dunia-dunia lain.”

Beberapa saat kemudian, langit di atas mulai berpendar, berubah menjadi campuran warna biru dan emas. Cahaya itu turun perlahan, menyelimuti Kael. Tubuhnya terasa lebih ringan, dan rasa sakit yang tadi menghantuinya perlahan memudar. Namun, bersama dengan cahaya itu, ia merasakan sesuatu yang baru—sebuah koneksi yang dalam dengan dunia di sekitarnya.

Tiba-tiba, suara-suara mulai terdengar dari kejauhan. Kael menoleh dan melihat sekelompok orang berjalan ke arahnya. Wajah mereka tampak kelelahan, tetapi mata mereka menyala dengan harapan.

“Seseorang berhasil!” salah satu dari mereka berseru. “Langit berubah! Kita selamat!”

Kelompok itu mendekat, dan Kael bisa melihat bahwa mereka adalah penyintas—orang-orang dari dunianya yang masih hidup di tengah kehancuran. Mereka tampak rapuh, tetapi ada semangat dalam langkah mereka, sebuah harapan baru yang mulai tumbuh.

“Siapa kau?” tanya seorang wanita muda dari kelompok itu. “Apakah kau… penyelamat kami?”

Kael membuka mulut, tetapi ia tidak tahu harus menjawab apa. Ia merasa dirinya bukanlah pahlawan, hanya seseorang yang melakukan apa yang harus dilakukan. Namun, ketika ia melihat mata mereka yang penuh harapan, ia tahu bahwa jawabannya tidak terlalu penting.

“Aku hanya seseorang yang berusaha melindungi dunia ini,” jawabnya akhirnya. “Dan aku akan terus melindunginya, selama aku bisa.”

Hari-hari berikutnya dihabiskan dengan membantu para penyintas membangun kembali kehidupan mereka. Kael memimpin mereka ke reruntuhan yang masih layak dihuni, mengajarkan mereka cara menggunakan sisa-sisa teknologi yang masih berfungsi, dan melindungi mereka dari ancaman yang tersisa—makhluk-makhluk gelap yang masih berkeliaran di pinggiran.

Namun, di dalam hatinya, ia tahu bahwa ini hanyalah awal. Suara Lysara terus terngiang di pikirannya, mengingatkannya bahwa ancaman yang lebih besar mungkin menunggu di masa depan.

Suatu malam, saat ia duduk sendirian di bawah langit berbintang, sebuah cahaya kecil muncul di hadapannya. Itu adalah kristal biru kecil yang berkilauan, melayang di udara seolah-olah dipandu oleh kekuatan yang tidak terlihat.

Kael menyentuh kristal itu, dan seketika, ia merasa seperti tersedot ke dalam dunia lain. Ia melihat pemandangan-pemandangan dari dimensi yang berbeda—beberapa indah, beberapa mengerikan, dan semuanya penuh dengan kehidupan yang berjuang untuk bertahan.

“Kau telah dipilih, Kael,” suara Lysara terdengar lagi, kali ini langsung di pikirannya. “Kau adalah penjaga keseimbangan antara dimensi. Cahaya birumu adalah jembatan yang akan menghubungkan dunia-dunia ini. Kau tidak hanya melindungi dunia ini, tetapi semua dunia yang membutuhkanmu.”

Kael menarik napas panjang, matanya menatap langit yang tak berujung. “Jika ini takdirku,” katanya dengan suara mantap, “aku akan menerimanya. Dunia ini, dan dunia-dunia lain… mereka layak untuk diperjuangkan.”

Dan dengan itu, perjalanan Kael sebagai pembawa terang dimulai—bukan hanya sebagai penyelamat satu dunia, tetapi sebagai penjaga dari multiverse itu sendiri.

1
Alea Thya
Aku butuh lebih banyak kisah seru darimu, cepat update ya thor 🙏
Isabel Hernandez
Nungguin update tiap hari rasanya kayak nungguin jodoh 🤣.
Awa De UwU lavita uwu
teruslah menulis, thor! Ceritamu menghibur dan menginspirasi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!